Jendela ini, dulu berbilang tahun kini
Dari jendela ini dunia tak terpandang
Dari jendela rasa cinta menyala tak terucap
Ruang hidup menyempit diapit senyap
Dari jendela waktu tlah lama terhenti beku
Dan kenangan berbaris-baris mendera hati
Di sini, jendela pernah jadi saksi bisu
Pertemuan sehati kala malam menjelang dini
Bulan perak sebesar piring bertengger di atas kemiri
Dan awan berarak di penjuru langit
"Kamu sudah tidur, Elis? Bisikmu dalam buai angin basah
Dan dari jendela menganga wajahmu tampak bagai lukisan
Oh, takjub menggigil tubuh menatap bayangmu
Kamu tak gentar ayahku terjaga seperti satu waktu yang membuatku mendekam di kamar sekian hari?
Pada lintas waktu yang larut berpuluh kalender
Kita terpisah jauh luasnya lautan dunia
Kamu benar kanda, dunia bukan tempat kita menyatu daging
Hanya bermimpi, hanya impian, dan tinggal cerita
Tetapi kita pernah berjanji sepenuh jiwa
Cerita tinggal cerita tak siapa pun pernah membaca
Rahasia hati terjaga  berpintu karang
Hanya dinda hanya kanda
Gores kenangmu terbacaku sudah
Pada malam saat jendela terbuka dan alam mengurai rasa rindu
Judul goresmu menyibak kemilau amor yang tak juga redup
Jendela ini, dulu dan kini masih ada seperti ketika kanda mencuri temuÂ
Jendela asmara, seperti kanda beri nama
Dan aku senyum ketika pagi terbangun dan mengatup jendela kala senja menuju malamÂ