Di jalan dekat gedung berpagar pagi itu. Di seberang pepohonan tak bernama yang daunnya berkurang setiap petang. Waktu terhenti tiba-tiba, dan bunga melati tiarap meratap
Sekelompok orang dikejut letus celaka memicu serapah
"Gempa bumi ayah?"
Kakek tua geleng muka. "Suara guntur di langit. Yuk pulang cepat."
Langkah kaki berpacu dengan waktu menghentak tangan cucu bermuka pasi
Orang per orang berjumlah ramai berlarian kian kemari
Tak tau mau ke mana mau apa
Sekian keping batu melayang bagai percik mercon merah jingga
Dan sirene mengaum dari penjuru kota
Dan darah menempel di aspal dan kemeja putih pemulung
Dan rona abu rokok membubung merangkul awan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!