Pada senja temaram di ujung kalender. Pada masa mega legam menggulung ke barat daya. Dan rombongan bangau berjubah putih pulang di antara gerimis mengapung. Dan rombongan ibu-ibu masih juga bergumul di sawah berlumpur memburu usai. Tak menghitung waktu, tak mengira lelah.
Ini hitungan kalender paling tepi bertanda 31. Tangan gesit tak juga henti mencocok tanam, berlomba memburu waktu. Tak ingatkah hitungan enam jam ke depan dentang lonceng menutup tahun seperti yang lampau. Tiada lagi peluh. Tiada sengal nafas. Tiada juga saling ucap apa-apa.
 ***
Anak adik beradik lama nian menunggu di tepian pematang. Yang satu bertelanjang dada berkalung ketapel. Menatap bangau samar melintas awan. Yang satu duduk di bawah pohon jambu mata mengantuk.
"Ibu..."
Itu panggilan yang kesekian puluh kali.
"Ibu...pulanglah Bu, ini mau tahun baru"
Dan kelompok ibu pemburu waktu berpaling tidak. Maju terus menapak lumpur.
"Ibu, kami lapar bu..."
Tak lama lagi sisa tanah kosong usai ditanami. Satu demi satu kaki kerempeng diseret menuju pematang. Betis ibu-ibu tua yang siap tempur dari pagi.
" Ibu...kita pulang. Matahari pun sudah menutup mata"