Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

69 Tahun Merdeka, di Kabupaten Ini Warga Tak Kenal Kantor Camat

7 Maret 2015   22:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:01 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_401392" align="aligncenter" width="300" caption="Bupati Nikson Nababan menyemangati anak-anak di desa terpencil Hajoran. Suasana pun berlangsung ceria penuh harapan.(Foto:rel Hms/dok.Leonardo TS)"][/caption]

[caption id="attachment_401394" align="aligncenter" width="300" caption="Masyarakat dusun terpencil ini antusias kalau pejabat kabupaten datang berkunjung. (Hms/dok.Leonardo TSS)"]

14257403251552014936
14257403251552014936
[/caption]

[caption id="attachment_401402" align="aligncenter" width="300" caption="Menjelajah desa terpencil Hajoran, bupati menggunakan motor melihat lebih dekat kondisi memprihatinkan.(Hms/dok.Leonardo)"]

14257407821908527084
14257407821908527084
[/caption]

Menyedihkan atau memilukan, menemukan fakta bahwa di tengah derasnya arus pembangunan di negeri ini, masih banyak manusia Indonesia yang belum merasakan arti kemerdekaan yang kini menapak usia 75 tahun. Di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, contohnya, fakta memprihatinkan itu masih tersaji di depan mata, asalkan langsung turun ke lapangan. Bukan hanya berdasarkan laporan atau informasi.

Itulah yang mengusik keingintahuan Nikson Nababan sang Bupati Tapanuli Utara yang turun langsung meninjau desa sangat terpencil yang masih terisolasi di Kabupaten yang dipimpinnya. Salah satunya bernama Dusun Hajoran lingkungan Desa Manalu Purba Kecamatan Parmonangan. Kawasan desa ini sudah lama jadi buah bibir dan sumber liputan media, sebagai desa yang seakan terkucilkan dalam kemerdekaan. Pada hal, sudah banyak bupati berganti dari priode ke priode, toh desa ini masih dibelit keterpencilan kronis. Kunjungan ke daerah pedalaman ini ditempuh Bupati Taput dan rombongannya melalui Kabupaten tetangga Kabupaten Tapanuli Tengah, Selasa hingga Rabu (04-05 Maret ). Ini fakta ironis, karena untuk mengunjungi desa di kabupaten sendiri, harus berkeliling melintasi kabupaten lain. Bupati dan rombongan harus bermalam di desa terisolir ini. Masyarakat pun penuh antusias, apa yang bakal diperbuat atau dijanjikan bupati yang belum genap setahun memimpin kabupaten ini.

Sepanjang perjalanan yang melelahkan itu, tampaknya Nikson Nababan tegar meski di sisi lain terbersit di wajahnya keprihatinan yang mendalam. “Saya sangat prihatin melihat kondisi daerah ini, dimana masih ada desa di Kabupaten ini yang tidak bisa tembus ke ibu kota kecamatannya, tetapi harus melalui Kabupaten lain dengan menempuh jarak yang sangat jauh. Ini fakta ironis, karena sudah 69 tahun Indonesia merdeka ,toh masih ada daerah terpencil yang terisolasi . Ini adalah tugas dan menjadi beban bagi saya setelah saya dipercayakan menjadi Bupati . Dan pada tahun 2015 ini, saya akan upayakan untuk membuka akses jalan dari dusun Hajoran ke ibu kota Kecamatan, tidak lagi harus melalui kabupaten tetangga Tapanuli Tengah,” ujar Nikson Nababan.

Bupati menyampaikan bahwa keinginan untuk terjun langsung dan melihat secara langsung kondisi masyarakat di Dusun Hajoran muncul dari hati karena menyadari kondisi ini adalah tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala daerah pilihan rakyat. “Saya bertekad, masyarakat di Dusun Hajoran, Batuarimo, Purba Dolok dan Rampa harus mengenal kantor camatnya. Dengan menembuskan jalan ini maka masyarakat sudah dapat lebih leluasa ke kantor camat untuk mengurus keperluan masing-masing. Faktanya masih banyak rakyat di Hajoran belum mengenal kantor camatnya. “Masyarakat disini adalah rakyat yang juga bagian dari Tapanuli Utara. Mereka berhak akan sebuah perubahan dan kemajuan, dimana hal pertama yang harus dituntaskan adalah infrastruktur, untuk membuka akses antar dusun, antar desa, dan juga antar kecamatan. Dengan demikian, apapun yang dihasilkan daerah tersebut, baik di bidang pertanian, perikanan dapat dipasarkan dengan baik sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Hajoran,” tandas Bupati menyatakan komitmennya.

“Setelah saya melihat secara langsung dan berbincang secara langsung dengan masyarakat disini, saya memutuskan untuk memberikan perhatian khusus untuk daerah ini karena masih sangat tertinggal. Untuk masalah pendidikan juga, saya sudah memberikan perhatian khusus bagi guru-guru yang mengajar di daerah sangat terpencil, dimana mereka mendapatkan insentif sebesar gaji pokok dalam sebulan bahkan ada yang mencapai satu setengah kali gaji pokok. “Apabila ada guru PNS yang tidak menjalankan tugasnya sebagai pengajar dengan baik, akan kita tindak dengan tegas, anak didik dihajoran sangat mebutuhkan guru, untuk itulah kita berikan perhatian khusus melalui pemberian insentif tadi,” papar dia lagi.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati juga mengadakan pelayanan kepada masyarakat melalui pengobatan gratis, sosialisasi pembuatan kompos organik dan juga permentasi coklat dan pembuatan pestisida secara organik. Bupati telah menurunkan SKPD Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Badan BP4K dan Kantor Ketahanan Pangan sehari sebelumnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Hajoran. “Saya sangat mengharapkan masyarakat Hajoran mampu bekerja keras dalam meningkatkat taraf hidup. Kita akan upayakan infrastruktur dan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat, selanjutnya agar masyarakat bekerja keras dalam mengolah lahan yang subur ini, bekerja dengan prinsip bersama kita bisa untuk memajukan Tapanuli Utara,” katanya.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Bupati Taput didampingi beberapa pimpinan SKPD Kadis PUK Ir. Anggiat Rajagukguk, Kadis Pertanian Ir. Marco Panggabean, Kadis Kesehatan dr. Bobby Simanjuntak, Kaban BP4K SEY. Pasaribu, Kadis Pasar dan Kebersihan Jhonny Manalu, SE, Kadis Pertambangan Alkari Purba, Kepala Bappeda Indra Simaremare, MSi, Kakan Kesbang Hendrik Surbakti, Kabag Tapem Darma Nababan, Kabag Humas Donna Situmeang, Kabag Umper David Sipahutar, Camat Parmonangan Donni Simamora. (Leonardo TS/rel Hms)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun