Mohon tunggu...
Leone Adhicitra Digmono
Leone Adhicitra Digmono Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kubra

18 Januari 2024   09:48 Diperbarui: 18 Januari 2024   09:49 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Racun menyebar sejak suara terbungkam

Irama pandangan terkunci dalam benak

Apakah sunyi akan melanda kami yang lemah?

dan Fadilat hanya berlaku bagi yang kuasa?

Otoritas ini, mengancam nyawa kebebasan

Rupanya, zaman tidak merubah semuanya

Saat ini, hati, jiwa, dan pendirian kami terpendam

Entahlah, hidup kami bagai mayat yang terkubur lalu terlupakan

Garis hidup ini, apakah pilihan untuk kita?

Neraka hadir di bentala, inikah takdir yang diinginkan?

Amah berdiri dan menjawab dengan lantang, 

"Tidak, kami ingin Merdeka"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun