Mohon tunggu...
Leonart Maruli
Leonart Maruli Mohon Tunggu... -

Saya juga bisa diajak berbincang di blog pribadinya di www.gembeljelata.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebohongan dan Pemulihan

9 Desember 2017   07:57 Diperbarui: 9 Desember 2017   09:07 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang yang suka berbohong panjang umur tapi langkah hidupnya sempit. Pinocchio seperti anak-anak kecil lainnya memiliki suatu kehendak akan kenakalan. Dalam psikologi anak tingkah kenakalan yang berlebih biasa disebut dengan istilah delikuensi.

Delikuensi ini biasanya tergambar oleh perilaku suka memukul tanpa alasan yang jelas, suka mencuri, dan juga berbohong terutama kepada orang tua dan guru. Gejala delikuensi pada anak adalah bentuk kenakalan yang tak wajar. Biasanya dilakukan berulang-ulang dan gejalanya sudah menetap selama 3 bulan atau lebih. Kenakalan Pinocchio yang suka berbohong membuat hidungnya bertambah mancung. 

Kalau mau diartikan orang yang berhidung pesek itu jujur juga tidak apa-apa. Sah-sah saja. Awas, jangan perhatikan hidung sendiri saat membaca esai ini. Hidung mancung Pinocchio bisa diartikan sebagai suatu simbol yaitu usia yang panjang atau mungkin bisa saja suatu hal yang lebih spesifik lagi yaitu kesempatan. Jika saya diperbolehkan untuk menggunakan simbol ini. 

Di dalam novel The Adventure of Pinocchio ada satu kutipan percakapan seorang peri dan Pinocchio. Peri itu berkata : "Lies, my dear boy, are found out immediately, because they are of two sorts. There are lies that have shorts legs, and lies that have long noses. Your lie, as it happens, is one of those that have a long nose." Pinocchio pada akhirnya tau apa yang harus dicarinya dan ia pulih. Pinocchio termasuk karakter fiksi yang beruntung karena ia diberi kesempatan.

 Ya, kesempatan. Coba bayangkan jika Carlo Collodi menulis setiap kali Pinocchio berbohong, kakinya memendek. Untungnya Carlo Collodi masih berbaik hati, ia tak sekejam pengarang-pengarang lain yang suka mengakhiri hidup karakter buatannya dengan cara yang mengenaskan. Langkah hidup Pinocchio masih diberi jalan yang lebih leluasa untuk menjadikan dirinya manusia sesungguhnya, bukan cuma boneka mainan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun