Mohon tunggu...
Leonardo Agastya Kusuma
Leonardo Agastya Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa program studi psikologi yang tertarik dalam bidang humaniora dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Keheningan: Penerimaan dalam Sebuah Perlawanan Diri

29 Juni 2024   01:55 Diperbarui: 29 Juni 2024   01:59 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Keheningan dengan Laut | Foto: freepik.com/freepik

Keheningan merupakan sebuah ketiadaan suara yang disengaja dan dapat menyebabkan orang lain merasa resah. Dalam sebuah komunikasi atau percakapan, keheningan seringkali membuat individu-individu di dalamnya merasa gelisah, cemas, ditolak, atau tidak aman. Di zaman modern, hal tersebut memunculkan sebuah tren baru berupa ketakutan akan keheningan atau populer pula dengan istilah Sedatephobia. Sedatephobia diambil dari Bahasa Yunani, "Sedate" berarti "diam, tidur, atau mati" dan "Phobos" yang berarti "keengganan atau ketakutan" (DeMarco, 2024). Artinya, individu dapat mengalami ketakutan terhadap keheningan yang menyebabkan suasana tidak hidup atau mati.

Teknologi digital, termasuk media sosial dapat meningkatkan ketakutan dan intoleransi individu terhadap keheningan sehingga dapat memunculkan serangan panik (panic attack) atau kecemasan yang signifikan (Fell, 2012). Teknologi digital mendorong individu untuk mempersepsikan secara mandiri apa yang individu lihat dan rasakan dalam media komunikasi virtual. Teknologi digital juga turut memengaruhi keputusan individu secara cepat dalam merespon informasi yang individu terima. Oleh karena itu, teknologi digital memiliki peran yang besar dalam respon individu terhadap keheningan.

Persepsi negatif terhadap keheningan dapat dianggap sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap suatu topik yang dikomunikasikan oleh setiap individu. Dorongan teknologi digital juga turut memadatkan persepsi negatif tersebut. Meskipun begitu, keheningan juga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pola hidup sehat untuk individu. Keheningan dapat membawa individu dalam kedamaian batin dengan menyadari berbagai kebenaran yang sebelumnya tidak pernah disadari oleh individu.

Keheningan dan Kebenaran yang Tidak Pernah Disadari

Sebagai makhluk sosial, individu memiliki perasaan yang terhubung dan diterima sehingga ketika individu lain tidak merespon secepat apa yang diinginkan individu tersebut, maka dapat digolongkan sebagai sebuah perlawanan atau penolakan. Sebuah komunikasi atau percakapan yang lancar dikaitkan dengan perasaan memiliki, penghargaan diri, dan validasi sosial. Apabila terdapat sebuah keheningan singkat di dalam komunikasi atau percakapan tersebut, maka emosi negatif dan perasaan diasingkan dapat meluap begitu saja. Emosi negatif dan perasaan diasingkan dapat memicu individu untuk merasa tidak dimiliki, tidak dihargai, dan ditolak.

Dalam sebuah keheningan, terdapat sebuah ketidakpastian yang tidak dapat diterima dengan baik oleh individu. Ketidakpastian ini seringkali tidak diketahui dan tidak dapat dikendalikan oleh individu sehingga membawa individu dalam arus yang tidak aman dan tidak terjamin melalui antisipasi terkait apa yang mungkin dikatakan atau bagaimana individu lain akan menanggapinya. Hal tersebut dapat memicu kecemasan dalam diri individu yang sangat mengganggu. Kecemasan tersebut jelas mengganggu diri individu secara kompleks dan dapat memberikan tekanan yang luar biasa dalam diri individu.

Ketika individu sedang sendirian, individu juga dapat merasakan ketidaknyamanan terhadap keheningan, di mana individu tidak bisa lepas dari pikiran-pikiran yang muncul secara otomatis, khususnya pikiran-pikiran mengenai rasa takut dan rasa tidak aman yang dapat menyebabkan perenungan. Perenungan tersebut merupakan bagian dari bagaimana tubuh merespon secara otomatis dan dapat menyadarkan individu terhadap aspek-aspek yang ada dalam diri dan kehidupan yang ditenggelamkan oleh berbagai kebisingan. Oleh karena itu, keheningan dapat menyadarkan individu akan kebenaran-kebenaran yang mungkin tidak ingin kita akui sebelumnya dalam wujud perenungan.

Diam dan Kedamaian Batin

Keheningan dalam diam dapat meningkatkan kedamaian batin sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan individu sebagai berikut (DeMarco, 2o24). 

  • Diam dapat meningkatkan konsentrasi karena lingkungan yang sunyi atau dengan kebisingan yang sedikit dapat membantu memaksimalkan konsentrasi. 
  • Diam dapat memunculkan inspirasi dalam bentuk kreativitas, di mana individu dapat menjadi lebih kreatif ketika individu dapat menikmati kebebasan tanpa interupsi.
  • Diam dapat meningkatkan kesadaran diri karena individu mampu merasakan sensasi fisik dan batin, seperti detak jantung, pernapasan, rasa kenyang, dan sebagainya. Kemudian, area otak yang dapat mengintegrasikan alam sadar dan bawah sadar turut membantu membangun memori otot baru, mencerna konsep-konsep baru, dan menyerap wawasan baru.
  • Diam dapat meningkatkan pembelajaran dan produktivitas karena diam dapat menciptakan sel-sel otak baru yang terkait dengan pembelajaran, memori, dan regulasi emosi.
  • Diam dapat menghilangkan stres dan memberikan rasa tenang karena keheningan dapat meningkatkan suasana hati secara signifikan dan mengubah persepsi individu terhadap waktu maupun orientasi di momen saat ini.
  • Diam dapat memperbaiki hubungan dengan orang lain karena dapat memberikan ruang untuk penerimaan, mendengarkan mencermati, dan keintiman sebuah relasi.
  • Diam dapat memiliki dampak langsung dan positif bagi tubuh karena dapat menurunkan tekanan darah, mencegah pembentukan plak di arteri, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan regulasi hormon.

Menerima Keheningan dalam Sebuah Perlawanan

Sebuah ketakutan akan keheningan merupakan perilaku yang dipelajari sehingga dapat dihilangkan. Berikut langkah-langkah dalam menerima kehingan dalam sebuah perlawanan (DeMarco, 2024)

  • Pertimbangkan hubungan dengan keheningan dengan mencari pola dan hubungan terkait ketidakamanan apa yang membuat tidak nyaman dengan keheningan?
  • Ingatkan dalam diri bahwa keheningan memiliki tujuan dalam seluruh percakapan sehingga percakapan dapat menjadi lebih menarik, memberikan ruang bagi orang lain untuk merespons, dan menciptakan keintiman sebuah relasi.
  • Keheningan dalam diam dapat menyelamatkan sebuah percakapan karena daripada mengisi kekosongan percakapan yang membuat frustasi, lebih baik digunakan untuk melakukan perenungan.
  • Pelajari cara keluar dari keheningan.
  • Berlatih menunggu 2-3 detik setelah individu lain berhenti bicara untuk merespon.
  • Hindari suara pengisi, seperti "Umm...", "Huh...", "Ehhh...", dan "Errr..." yang dapat menambah kecemasan.
  • Melakukan meditasi kesadaran dengan duduk diam dan mengamati sekeliling selama satu hingga empat menit.
  • Memikirkan kembali "waktu henti" untuk terlibat dalam "keheningan yang produktif" di setiap jeda dalam aktivitas.
  • Menggunakan headphone tanpa musik.
  • Jangan menganggap diam sebagai kegagalan atau masalah, melainkan diam sebagai kesempatan untuk berhenti sejenak, merenung, dan mengumpulkan pikiran, serta mengamati, menyerap, mencerna, dan memproses sebuah hasil dari proses komunikasi atau percakapan sehingga dapat merasa lebih nyaman dengan diri sendiri dan orang lain daripada menjadi cemas.

Referensi

DeMarco, M. (2024). Why being comfortable with silence is a superpower. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/ca/blog/soul-console/202406/why-being-comfortable-with-silence-is-a-superpower

Fell, B. (2012). Bring the noise: Has technology made us scared of silence?. The Conversation. https://theconversation.com/bring-the-noise-has-technology-made-us-scared-of-silence-10988

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun