"Senyum pada wajahnya yang meluluhkan diriku."
Manusia punya 2 telinga dan 1 mulut, tapi ga semua 2 telinga itu mau dengerin cerita yang keluar dari 1 mulut.
Pacaran itu bukan tentang aku atau kamu, tetapi kita. Pacaran bukan soal menang atau kalah satu pihak, melainkan menghasilkan solusi yang memenangkan bagi kedua pihak. Pacaran bukan soal menjatuhkan, tetapi mendukung satu sama lain. Paling penting dalam relasi pacaran adalah rasa syukur atas kehadiran pasangan yang dimiliki.
Itulah dambaan yang diinginkan, tetapi bagaimana bila hal tersebut tidak terwujud? Haruskah diperbaiki, dipertahankan, atau dilepas? Suatu hubungan yang baik dan sehat dalam pacaran ketika kedua pihak tidak terikat oleh rantai yang membelenggu jiwa masing-masing.Â
Satu hal perlu diingat berani jatuh cinta berani patah hati. Tidak selalu apa yang diingkan bersama akan selalu berakhir dengan indah, ada kalanya harus meninggalkan atau ditinggalkan untuk menyiram kembali cinta dalam diri yang telah kering. Ini adalah kisah hubunganku selama 4 bulan dengan mantanku, singkat tetapi ada makna yang bisa diambil pada hubungan yang pernah terjadi.Â
Apa yang tertulis disini berdasarkan sudut pandangku, subjektivitasku, dan asumsiku terhadap apa yang telah terjadi. Hubunganku yang terjadi dengan mantanku bukan sebuah kebetulan. Itu adalah takdir yang terjadi pada diri kami. Tuhan dan semesta mengizinkan kami untuk berjumpa serta membangun relasi hubungan yang lebih dalam dari seorang teman, yaitu menjadi pacar. Semua terasa indah pada awalnya.Â
Semua terjadi begitu istimewa pada awal hubungan ini dibangun. Seperti halnya 2 sirip yang melekat ikan. Namun, pada akhirnya sirip itu harus terlepas karena kekecewaan, kesedihan, kecemburuan, dan kemarahan. Jiwa yang terikat harus dilepaskan untuk kembali menemukan keceriaan, kegembiraan, dan kebebasan sebagai individu.Â
Dalam membangun hubungan pacaran diperlukan cinta dan hati untuk menghidupi tersebut. Terpenting dalam membangun cinta ke arah yang positif adalah tidak egois. Karena hubungan dibangun dua orang, maka cinta itu harus hidup dengan saling mengenali, saling melayani, saling memahami, saling mendukung, dan saling menghargai.Â
Apabila masih lebih sering egois yang ditonjolkan lebih baik tidak pacaran karena cinta adalah saling. Mempertahankan hubungan lebih susah daripada mendapatkannya.Â
Ada 2 ego manusia yang harus disatukan, ada 2 latar belakang yang harus dipadukan, dan ada 2 isi kepala yang harus dikompromikan. Bagaimana sebagai individu yang berpacaran belajar untuk menerima kekurangaan yang ada di dalam diri pasangan. Ketika masa pendekatan dan pacaran sungguh hal yang berbeda.Â