GoTransit salah satu layanan digital untuk membeli tiket perjalanan KRL. Kehadiran beberapa bulan lalu turut membantu gue dalam melakukan perjalanan KRL. Sebelumnya tersedia opsi tapping atau menggunakan LinkAja, tetapi penggunaan LinkAja mewajibkan pelaku perjalanan KRL yang menggunakan aplikasinya memiliki minimal saldo Rp.13.000, sementara untuk GoTransit tidak memiliki kewajiban minimum saldo. Untuk sistem tapping dengan e-money, kartu flazz, dan semacamnya diperlukan minimal saldo Rp.5.000.
Untuk moda transportasi umum lainnya seperti MRT jika ingin melakukan pembayaran tiket melalui dompet digital bisa melalui aplikasi MRT Jakarta, kemudian akun dompet digital yang dimiliki dihubungkan dengan aplikasi MRT Jakarta. Dan untuk moda Transjakarta bisa menggunakan aplikasi JakLingko.Â
Kehadiran berbagai layanan digital untuk melayani pengguna demi menciptakan kenyamanan dan kecepatan mobilitas pengguna adalah bentuk tindakan nyata dari penyedia jasa transportasi umum. Dengan demikian akan terbentuk ikatan antara pengguna dengan penyedia jasa.
Bagaimana sekarang kualitas layanan terus diperbaiki dan ditingkatkan sehingga menciptakan kenyamanan bagi pengguna. Dengan berbagai opsi pembayaran tiket yang tersedia, bisa dipastikan kedepannya akan terjadi suatu perubahan yang lebih canggih pada pembayaran tiket. Tetapi perubahan yang akan terjadi, mungkin akan terjadi secara halus dan tidak menciptakan efek kejut bagi pengguna, karena melihat kondisi sekarang dengan digitalisasi yang semakin masif, maka masyarakat akan tebiasa.
Namun terdapat satu tantangan besar pada masyarakat, dan sampai saat ini sangat sulit untuk dipecahkan. Akses masyarakat untuk mencapai transportasi umum, karena sampai saat ini (tanpa melihat data) masih banyak pengguna yang menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan transportasi umum.Â
Untuk daerah Jakarta bisa dikatakan cukup mudah untuk mencapai akses transportasi umum, karena sekarang ini sedang masif dibangun sistem integrasi transportasi. Jadi dengan sistem integrasi yang masyarakat diharapkan tidak akan kesulitan dari titik A menuju titik B. Sementara untuk daerah penyangga Bodetabek masih sulit untuk mencapai akses transportasi umum. Dan hal seperti ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dan masyarakat lokal.
Di tengah layanan yang terus diperbaiki dan tingkatkan pada transportasi publik, sangat disayangkan apabila daerah selain kota Jakarta tidak memiliki akses yang sama untuk mencapai transportasi publik. Karena bisa dikatakan salah satu upaya yang paling ampuh untuk mengurangi pencemaran udara. Anda bisa bayangkan 100 orang dalam 1 gerbong kereta dengan 100 orang menggunakan sepeda motor, dan 100 orang menggunakan mobil pribadi. Â Jadi yang menciptakan kemacetan itu sesungguhnya adalah orang yang menggunakan kendaraan pribadi.
Tetapi untuk disalahkan seutuhnya juga tidak bisa. Mengapa? ambil contoh kota Jakarta, salah satu alasan kemacetan yang terjadi di kota Jakarta terjadi karena telatnya pembangunan moda transportasi umum, khususnya transportasi umum berbasis rel. Bisa dibayangkan jika pembangunan dilakukan 20-30 tahun lalu.
Artinya dengan masifnya perubahan yang terjadi pada layanan transportasi umum, akan menjadi suatu hal yang kurang optimal apabila masih banyak daerah yang masih belum memiliki akses transportasi umum. Ambil contoh pulau Jawa, seandainya setiap provinsi yang terdapat pada pulau Jawa punya transportasi umum, khususnya berbasis rel, pasti mobilitas masyarakat akan mudah terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H