Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Agama Sering Dijadikan Alasan untuk Ngeles

14 April 2022   10:54 Diperbarui: 14 April 2022   11:12 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi (NU Online)

Ngeles memiliki arti menghindar, membela diri, atau tidak mau disalahkan. Intinya ngeles ada cara untuk terlihat benar. Ngeles sering kali digunakan dalam kondisi tersudut, malas, dan kepepet. Biasanya kaum pelajar-mahasiswa dan mageran sering ngeles untuk kabur.

Lalu agama dan ngeles apa hubungannya? seperti tidak ada korelasi antara agama dan ngeles. Tetapi pada kenyataannya ada, banyak orang yang menggunakan agama sebagai alasan untuk bermalas-malasan.

Sebagai contoh karena menjalankan kewajiban agamanya minta pengurangan jam belajar, dari sebelumnya jam 2 jam menjadi satu jam. Padahal kewajiban agamanya itu tidak mempengaruhi kinerja belajar. Hal yang mempengaruhi dan membuat mager ada di dalam diri sendiri dan pikiran diri sendiri.

Mempunyai teman yang sering menggunakan agama sebagai alasan rasanya kesel. Sebagai manusia yang beriman dan beragama, agama memiliki kewajiban yang harus diikuti oleh penganutnya. Tetapi harus bisa memprioritaskan skala kewajiban. Jangan menjadikan agama sebagai skala yang paling atas jika kepentingannya tidak mendesak.

Tuhan juga tahu mana yang lebih penting dan utama bagi umatnya. Jangan berpikir kalau tidak melakukan kewajiban agama yang ini, akan menerima akibat yang besar dari Tuhan. Tuhan mengerti akan kewajiban umatnya.

Dan sebagai manusia yang memiliki akal untuk berpikir, harus paham mana yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan.  Mana faktor yang berasal dari dalam diri dan luar diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun