Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Diary

18 Tahun, Berbahagia atau Bersedih?

24 Mei 2021   10:39 Diperbarui: 24 Mei 2021   10:46 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo semuanya, bagaimana kabar mu ? semoga sehat selalu dan senantiasa berbahagia di dalam ketidaknyamanan hidup ini. Bersyukur atas apa yang telah dimiliki, bersyukur atas hidup , dan bersyukur karena masih bisa menghirup udara di pagi hari. Kita semua memiliki tugas dalam peziarahaan hidup ini entah itu menjadi seorang menjadi yang bermanfaat bagi sesama, menjadi seorang pemimpin dalam keluarga atau perusahaan, dan banyak hal lagi, maka lakukan dengan jujur dan benar.

Puji Tuhan hari ini umur gue bertambah 1 tahun, gue bingung apakah harus berbahagia atau sedih ? karena setiap bertambah umur yang gua pikirkan adalah apa yang bisa gua lakukan seiring gue bertambah umur. Jelas disatu sisi gue berbahagia karena masih diberi kesempatan hidup tetapi di sisi lainnya ada ketakutan dan kekhawatiran yang bertambah dalam tanggung jawab.

Umur 18 bagi gue pribadi merupakan tanda dari awal kedewasaan sesorang, dimana pada usia segitu orang sudah bisa dikatakan siap untuk bekerja dan siap untuk melakukan sesuatu dengan mandiri. Dan pada umur segitu juga seseorang harus dihadapkan pada dua pilihan utama yaitu bekerja atau melanjutkan jenjang pendidikan. Bagi gue pribadi dua pilihan tersebut tidak lah mudah, setiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing.

Jika melihat kembali hidup ke belakang bersyukur karena bisa bertahan pada usia segini. Akan tetapi proses menuju kedewasaan tidaklah semudah yang dibayangkan, ada tembok besar di depan yang siap menghadang untuk dilewati. Gue harus jujur bahwa kadang tiap malam gue kadang sedih, galau, dan bahkan nangis kalau membayangkan betapa kerasnya masa depan. 

Setiap malam itu selalu memikirkan bagaimana langkah selanjutnya, bagaimana dengan karir yang akan dibangun, bagaimana dengan hubungan yang akan dibangun kedepannya, dan banyak mimpi-mimpi yang sering muncul pada malam harinya. Terkadang suka iri dengan anak-anak muda yang seumuran, sudah ada yang punya penghasilan sendiri, sudah memiliki toko sendiri, dan banyak memiliki prestasi. Sementara gue sendiri bingung dan masih eksporasi diri, sebenernya apa sih yang gue miliki untuk diubah menjadi cuan hehe.

Gue memiliki hasrat untuk bisa menggapai mimpi-mimpi yang gue miliki dan tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan hasrat tersebut. Terkadan doa dan usaha saja tidak cukup, tetapi diperlukan juga keajaiban. Banyak kisah orang sukses diluar sana yang bisa menjadi orang besar karena keajaiban. 

Bagaimanapun tetap berusaha keras dan berdoa penting karena itu menjadi dasarnya. Mungkin bukan cuma gue doang yang menghadapi krisis dalam hidup tetapi banyak juga diluar sana yang sedang berjuang, mari berjuang bersama dalam menghadapi krisis ini. Kalau gagal coba lagi, kalau jatuh bangkit lagi, jangan banyak alasan, talk less take action.

" No brilliant idea was ever born in a conference room," he assured the Dane. " But a lot of silly ideas have died there, " said Stahr.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun