Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Adat Istiadat di Atas Tuhan

26 Maret 2021   22:14 Diperbarui: 26 Maret 2021   22:30 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia memiliki semuanya. Mulai dari alamnya yang indah, kearifan lokal yang begitu beragam, dan banyak hal lagi banyak belum terekspos. Semua itu bersatu dalam semboyan " Bhinneka Tunggal Ika ".

Halo semuanya, apa kabar ? semoga kita selalu sehat dan bersemangat dalam menghadapi dinamika kehidupan yang begitu rumit dan kompleks. Meskipun begitu semua itu harus dihadapi dengan senyuman dan rasa syukur, agar tantangan itu dilihat sebagai energi positif yang bisa mendorong diri kita untuk melewati tantangan tersebut. 

Indonesia yang memiliki begitu banyak budaya, adat dan bahasa yang ada,  membuat diri kita penasaran supaya bisa mengulik keistimewaan atau keunikan dari budaya tersebut. Tetapi tak mungkin juga kan kita bisa mengetahui semuanya.

Tetapi dengan banyaknya adat yang ada menyimpan suatu tanda tanya bagi diriku, yaitu mengapa adat tersebut harus dilakukan ? emang kalau tidak dilakukan apa masalahnya ? Meskipun begitu kita harus menghormati adat istiadat yang sudah ada di wilayah tersebut, meskipun kita beranggapan aneh ataupun tidak masuk dilogika.

Gue sendiri punya cerita unik mengenai adat Flores, kebetulan gua keturunan campuran Jawa-Flores. Jadi begini Maret 2020, gua pulang ke kampung halaman kakek gua, gua dapat kabar kalau kakek gua sedang kritis karena jatuh dari kebun, dan tidak sadarkan diri. Akhirnya gua balik ke Flores, dan betul saja dua hari setelah di kampung, kakek gua meninggal.

Ok setelah meninggal, persiapan tuh prosesi pemakaman,  cerita uniknya mulai,  setelah kakek gua dimandiin dan dipakai kan pakaian rapih sesuai dengan orang meninggal pada umumnya, kemudian diletakkan di dalam peti. Saat diletakkan dalam peti anak-anak dari kakek gua ini memasukkan barang - barang kesukaan selama hidup di dunianya, tak lama kemudian orang - orang yang melayat memasukkan duit ke dalam peti kakek gua. Secara tidak langsung pikiran akal sehat langsung muncul dong, mana ada orang meninggal sampai digituin, tapi ya sebagaimana adat isitiadat berlangsung haruslah dihormati.

Acara pun diambil alih oleh ketua adat daerah sana, dan melakukan ritual adat sana sepeti memanggil para leluhur, mempersembahkan ayam atau babi yang telah dibunuh kemudian ditaruh di atas nasi dan diletakkan di bagian luar peti kakek gua. Hal tersebut membuat gua makin pusing lagi dong, semuanya diluar logika gua. 

Gua bertanya kepada anak kakek gua, " kok harus digituin sih ? emang ga bisa kalau langsung misa arwah ?". Jawabnya " ga bisa nana ( panggilan untuk anak laki-laki ) kita harus ngikutin proses adat dulu, baru bisa misa arwah, karena disini adat didahulukan baru agama." Gua pun geleng-geleng kepala, kok bisa gitu loh, Tuhan didahulukan oleh adat. Gua sebagai orang yang berpikir lebih rasional, dan terbiasa dengan ajaran Gereja Katolik jelas menempatkan Tuhan diposisi atas. 

Dari sini gua belajar bahwa, tidak semuanya bisa langsung tersingkirkan. Bagi sebagaian orang adat istiadat itu harus diwariskan, tetapi bagi sebagaian orang adat istiadat tidak masalah jika tidak dilakukan.Bagaimanapun kebudayaan dimanapun harus dilestarikan, tidak boleh punah.

Gua yakin di Indonesia ini memiliki keunikan budayanya masing-masing. Jika ada kesalahan atau menyingung perasaan mohon dimaklumi, ini berdasarkan pengalaman saya pribadi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun