Mohon tunggu...
Leonard Hidayat
Leonard Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Leonard Hidayat earned his medical degree from Indonesian Catholic University Atma Jaya in 2012 and later entered internship program in Sekadau, West Kalimantan for a year. Currently he is a General Practitioner at Berkah Dharma Clinic, South Jakarta. His research interests are including but not limited to anaesthesiology and intensive care medicine.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yang Dapat Anda Lakukan Saat Menyaksikan Henti Jantung

27 Januari 2014   17:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_318681" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 1. Kompresi Dada"][/caption] Akhir-akhir ini cukup sering tayangan di televisi yang menggambarkan seorang awam, paramedis, dan dokter yang melakukan bantuan berupa penekanan dada dan nafas buatan pada pasien yang tiba-tiba jatuh tidak sadarkan diri karena henti jantung. Berdasarkan data statistik di Amerika Serikat, dari 300.ooo penderita yang meninggal karena penyakit jantung koroner, 250.000 di antaranya terjadi di luar rumah sakit. Sehingga pada kehidupan sehari-hari sangat penting jika kaum awam dan paramedik sebagai ujung tombak dalam memberikan bantuan hidup jantung dasar di luar rumah sakit. Bantuan hidup jantung dasar akan memberikan hasil yang paling baik jika dilakukan dalam waktu 5 menit pertama saat penderita diketahui tidak sadarkan diri. Tindakan bantuan hidup jantung dasar secara garis besar dikondisikan untuk keadaan di luar rumah sakit sebelum mendapatkan pertolongan lebih lanjut dan tindakan ini dapat dilakukan tanpa menggunakan peralatan medis dan obat-obatan. Pelaksanaan bantuan hidup jantung dasar dimulai dari penilaian respons penderita, aktivasi layanan gawat darurat, dan dilakukan dengan tindakan pertolongan yang diawali dengan CABD (Circulation-Airway-Breathing-Defibrillator). Penilaian Respons Penilaian respons dilakukan setelah penolong yakin bahwa dirinya sudah aman untuk melakukan pertolongan. Penilaian respons dilakukan dengan menepuk-nepuk dan menggoyangkan penderita sambil memanggil penderita. Bila penderita menjawab atau bergerak terhadap respons yang diberikan, maka usahakan tetap mempertahankan posisi seperti pada saat ditemukan sambil terus melakukan pemantauan tanda vital sampai bantuan datang. Bila penderita tidak memberikan respons serta tidak bernafas atau bernafas tidak normal (gasping) maka penderita dianggap mengalami kejadian henti jantung. Langkah selanjutnya adalah aktivasi sistem layanan gawat darurat. Aktivasi Sistem Layanan Gawat Darurat Setelah penilaian respons, penolong meminta bantuan orang terdekat untuk menelepon sistem layanan gawat darurat (118). Saat terhubung dengan petugas layanan gawat darurat, jelaskan lokasi penderita, kondisi penderita, serta bantuan yang diberikan kepada penderita. CABD Sebelum melakukan kompresi dada pada penderita, harus dipastikan dahulu bahwa penderita dalam keadaan tanpa nadi. Pemeriksaan dilakukan dengan perabaan denyut nadi arteri karotis dalam waktu maksimal 10 detik. Pemeriksaan arteri karotis dengan memegang leher penderita dan mencari trakea dengan 2 atau 3 jari lalu perabaan bergeser ke samping sampai menemukan batas trakea dengan otot samping leher. Tindakan pemeriksaan denyut nadi bisa tidak dilakukan oleh penolong awam dan langsung mengasumsikan terjadi henti jantung jika seorang dewasa mendadak tidak sadarkan diri atau penderita tanpa respons yang bernafas tidak normal. Pelaksanaan penekanan dada menciptakan aliran darah melalui peningkatan tekanan dalam rongga dada dan penekanan langsung pada dinding jantung. Komponen yang perlu diperhatikan saat penekanan/kompresi dada:

  • Penderita dibaringkan di tempat yang datar dan keras.
  • Lokasi kompresi dada dengan cara meletakkan telapak tangan yang telah saling berkaitan di bagian setengah bawah tulang tengah dada (sternum).
  • Frekuensi minimal 100 kali per menit.
  • Kedalaman minimal 5 cm.
  • Penolong awam melakukan kompresi minimal 100 kali per menit tanpa interupsi. Penolong terlatih, setiap 30 kali kompresi memberikan 2 kali nafas bantuan.
  • Siku penolong harus lurus dan lengan tegak lurus dengan tubuh pasien.

Penderita dewasa yang mengalami henti jantung mendadak umumnya memiliki penyebab primer gangguan jantung, sehingga kompresi secepatnya harus dilakukan daripada menghabiskan waktu untuk mencari sumbatan benda asing pada jalan nafas. Pada penderita tidak sadarkan diri, lidah dapat terjatuh ke belakang dan menyumbat jalan nafas. oleh karena itu dapat dilakukan head tilt chin lift maneuver (mendorong kepala ke belakang sambil mengangkat dagu) bila tidak dicurigai trauma tulang leher atau jaw thrust maneuver (mencengkram tulang rahang dan mengangkatnya ke depan). [caption id="attachment_318683" align="alignnone" width="300" caption="Gambar 2. Head Tilt Chin Lift"]

13908196641081172882
13908196641081172882
[/caption] [caption id="attachment_318684" align="alignnone" width="300" caption="Gambar 3. Jaw Thrust"]
13908197062022981225
13908197062022981225
[/caption] Pemberian nafas bisa dilakukan dengan metode mulut ke mulut, mulut ke hidung, dan mulut ke sungkup. Metode mulut ke mulut dengan mempertahankan posisi head tilt chin lift, dilanjutkan dengan menjepit hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan. Tempelkan rapat bibir penolong melingkari mulut penderita kemudian hembuskan selama 1 detik setiap tiupan dan pastikan dada terangkat. Apabila karena suatu keadaan, mulut penderita tidak dapat terbuka karena kaku (trismus) dapat dilakukan mulut ke hidung. Caranya katupkan mulut penderita disertai head tilt chin lift kemudian hembuskan udara lewat hidung. Sebelum menggunakan AED (Automated External Defibrillator), jauhkan penderita dari genangan atau air, karena air akan mengkonduksi listrik. Nyalakan AED, lalu Anda akan diberikan petunjuk langkah demi langkah berupa suara dan gambar pada layar AED. Buka pakaian penderita sehingga bagian dada terekspos. Keringkan dada, lepaskan semua benda logam, lalu tempelkan satu pad pada tengah dada penderita dan satu pad lagi pada bawah puting kiri iga. Pastikan tidak ada yang menyentuh penderita dan tekan tombol "Analyze". Jika kejut listrik diperlukan, maka AED akan menginstruksikan Anda dan sekali lagi pastikan tidak ada yang menyentuh penderita saat menekan tombol "Shock". Lanjutkan kompresi dada sampai bantuan datang. Sumber Gambar 1: http://www.riverdalehatzalah.org/images/CPRImage.jpg Sumber Gambar 2: http://www.blscprtraining.com/a3.jpg Sumber Gambar 3: http://doomguide.com/sas/pages/i/fig4-1.gif

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun