Mohon tunggu...
Leonard Alexander Hadinoto
Leonard Alexander Hadinoto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa Kolese Kanisius

Environmental studies

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ekskursi Kolese Kanisius 2024, Membentuk Karakter melalui Pengalaman Hidup

20 November 2024   19:24 Diperbarui: 20 November 2024   19:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pendidikan bukan hanya tentang mengisi pikiran, tetapi juga membentuk karakter." -- Aristotle

Ekskursi adalah perjalanan yang bukan hanya berpindah tempat, tetapi juga proses belajar melalui pengalaman nyata. Ekskursi 2024 ke Pondok Pesantren Amanah Muhammadiyah menjadi perjalanan yang lebih dari sekadar kunjungan; ia adalah proses formasi diri, menimba makna dari berbagai peristiwa, dan membentuk karakter setiap Kanisian.

Perjalanan yang Mengawali Refleksi

Perjalanan enam setengah jam menuju pondok pesantren menjadi awal dari petualangan ini. Dalam bus, saya bersama teman-teman berbagi harapan dan kecemasan. Ini kali pertama bagi banyak dari kami mengunjungi pesantren, sebuah lingkungan yang terasa asing. 

Suasana akrab selama perjalanan---diisi dengan diskusi ringan, musik, dan canda---mengikis rasa lelah. Saat tiba, kami disambut hangat oleh para pengasuh dan santri, sebuah sambutan yang sederhana namun penuh makna.

Hari pertama menjadi momen adaptasi. Rutinitas ketat para santri, seperti bangun dini hari untuk shalat hingga belajar sepanjang hari, terasa sangat berbeda dari kehidupan kami. Awalnya sulit, tetapi melihat kedisiplinan mereka membuat saya berpikir bahwa ritme hidup ini melatih tanggung jawab dan ketekunan yang jarang kami temukan di tempat lain.

Solidaritas dalam Kesederhanaan

Hal yang paling membekas dalam pengalaman ini adalah kesederhanaan hidup para santri. Fasilitas yang mereka miliki sangat terbatas, tetapi mereka menjalani hidup dengan penuh rasa syukur. Saya melihat solidaritas mereka yang luar biasa, saling mendukung dalam hal kecil sekalipun. Momen belajar agama bersama menjadi titik balik bagi saya. Kehidupan mereka mengajarkan saya bahwa kebahagiaan sejati berasal dari kebersamaan dan rasa syukur.

Kesederhanaan ini juga mengajarkan nilai introspektif. Saya mulai menyadari betapa seringnya saya menganggap remeh apa yang saya miliki. Di pesantren, kehidupan yang minimalis justru memberikan ruang untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting---kedisiplinan, tanggung jawab, dan persahabatan.

Pentingnya Pendidikan Karakter

Pengalaman di pesantren menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga melalui rutinitas hidup sehari-hari. Para santri tidak hanya belajar pelajaran akademik, tetapi juga nilai-nilai moral yang membentuk kepribadian mereka. Diskusi saya dengan beberapa santri membuka wawasan tentang bagaimana kedisiplinan dan kebersamaan membentuk karakter mereka menjadi lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun