(abstrak)
Sebagai sebuah tanaman sayuran populer di seluruh dunia, kubis (Brassica oleracea var. capitata) merupakan anggota keluarga Brassicaceae yang tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki iklim sejuk dan lembab. Tanaman kubis memiliki daun berwarna hijau pucat atau ungu kebiruan dan membentuk kepala yang padat dan bulat.Â
Selain memiliki rasa yang enak, kubis juga mengandung banyak nutrisi seperti vitamin C, kalsium, dan serat. Kubis dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, seperti salad, sup, dan tumis. Namun, seperti halnya dengan tanaman lainnya, kubis juga rentan terhadap serangan hama dan penyakit.Â
Oleh karena itu, diperlukan pengendalian hama dan penyakit yang tepat untuk memastikan tanaman kubis dapat tumbuh dengan sehat dan produktif. Beberapa metode pengendalian yang dapat dilakukan termasuk penggunaan pupuk organik, rotasi tanaman, dan pemangkasan dedaunan yang terinfeksi.Â
(metode)
Kami berempat yaitu Marsel, Galih, Cinta, Leo melakukan pembudidayaan kubis di Kebun Salaran. Pembudidayaan diawali dengan pembajakan lahan oleh asdos yang bersangkutan, kemudian kami melakukan pembentukan bedengan dengan lebar kurang lebih 60 cm dan panjang 190 cm, dan kami juga memutus memakai mulsa agar kelembapan tanah terjaga dan gulma tidak terlalu banyak tumbuh nantinya. Kami mendapatkan dua bedeng untuk melakukan pembudidayaan kubis tersebut.
(hasil dan pembahasan)
Pada bulan pertama pembudidayaan kami memulai dengan pembentukan bedengan, kemudian pemupukan dengan pupuk kandang, kemudian pemasangan mulsa beserta pelubangan mulsa, lalu penanaman bibit yang disediakan oleh fakultas.Â
Pada bulan kedua kami melakukan perawatan dengan melakukan penyiangan dan kami juga mengukur tinggi serta menghitung daun agar kami tau tumbuh kembang tanaman kubis kami nantinya.Â
Kami juga memberikan pestisida yang kami buat dari bahan-bahan organik seperti kulit bawang merah, lidah buaya dan air kencing kambing yang dicampur kemudian didiamkan selama 2-3 hari, takaran saat menggunakannya adalah 1:4 yaitu 1 liter pastisida dan 4 liter air. Tak lupa kami memberikan pupuk organik yaitu rendaman antara kulit pisang dan larutan EM4 yang didiamkan selama 3-4 hari lamanya, takaran yang digunakan adalah 1:5 yaitu 1 lliter pupuk dan 5 liter air.Â
Pada bulan ketiga tanaman kami mulai tumbuh dewasa, tetapi kami menemukan masalah yaitu adanya ulat bulu disebagian bedengan kami, karena bedengan kami berada tepat dibawah pohon alpukat sehingga kami rutin melakukan pembersihan hama secara manual dengan mengambil ulat bulu yang ada ditanaman ataupun dibedengan kami.Â