Sudah 8 pekan kompetisi liga tertinggi di Jerman berjalan. Dari 8 laga ini, secara sedikit mengejutkan Bayern Munchen tidak bertengger di puncak klasemen dengan dominan. Posisi puncak klasemen Bundesliga ini diisi oleh salah satu tim tradisional Jerman lainnya yaitu Bayer Leverkusen. Hingga 8 pekan berjalan, Bayer Leverkusen sudah mengemas 22 poin hasil dari 7 kemenangan dan 1 hasil seri sekaligus menjadi 1 di antara beberapa tim yang masih belum tersentuh kekalahan. Hasil ini tidak terlepas dari magis Xabi Alonso di kursi kepelatihan Bayer Leverkusen.
Start Cemerlang Xabi Alonso
Bayer Leverkusen menunjukkan performa yang sangat gemilang di awal musim 2023/24 ini. Dengan torehan 22 poin, tim asuhan Xabi Alonso ini sukses memimpin klasemen Bundesliga dengan gaya yang sangat dominan. Bahkan mereka sukses menahan imbang Bayern Munchen di Allianz Arena (kandang Bayern Munchen). Hal ini jelas sangat kontras apabila dibandingkan dengan performa tim satu ini di awal musim 2022/23 lalu.
Musim lalu, Bayer Leverkusen harus berjuang untuk sekadar lolos dari zona degradasi. Namun, semua itu berubah saat Leverkusen memutuskan untuk menunjuk seorang mantan gelandang kelas dunia namun masih minim pengalaman melatih, Xabi Alonso. Di tangan Xabi Alonso, Leverkusen pun mengalami peningkatan performa yang luar biasa. Tidak hanya itu, mereka pun menjadi salah satu tim yang paling menarik untuk ditonton karena gaya permainan menyerang ditambah dengan strategi yang sangat berimbang.
Xabi Alonso sukses membawa tim yang awalnya harus berjuang ketat di zona degradasi menjadi tim yang sukses berakhir di zona Europa League dalam waktu di bawah 1 musim. Musim ini pun, Xabi Alonso membawa tim berjuluk Die Schwarzroten ini menjadi pemuncak klasemen Bundesliga dengan serangan yang menusuk dan pertahanan yang tangguh.
Strategi Xabi Alonso di Bayer Leverkusen
Permainan cemerlang ini tidak terlepas dari kecemerlangan taktik Xabi Alonso baik saat bertahan maupun menyerang ditambah dengan talenta-talenta Bayer Leverkusen yang mampu untuk menjalankan instruksi Xabi Alonso dengan sempurna. Secara taktik, Xabi Alonso mengandalkan formasi 3-4-2-1 dengan 2 pemain bek sayap yang pergerakannya cenderung lebih berperan sebagai pembantu serangan dan penusuk melalui sisi sayap. 2 posisi itu diisi oleh Jeremie Frimpong dan pemain bek kiri baru, Alejandro Grimaldo. Frimpong dan Grimaldo menjadi pemain sayap yang mampu untuk menjadi opsi serangan bagi Bayer Leverkusen sehingga keduanya seringkali menciptakan gol maupun assist.
Pergerakan kedua pemain ini pun sejatinya terbantu oleh pergerakan para gelandang yang bersedia mengcover posisi sayap ini sehingga baik Frimpong maupun Grimaldo bisa bergerak lebih leluasa untuk melakukan serangan. Frimpong tercover oleh keberadaan Jonas Hofmann yang memang berposisi asli sebagai sayap kanan dan di Leverkusen ini dia ditempatkan oleh Xabi Alonso sebagai pendamping Florian Wirtz. Di sisi kiri, Granit Xhaka (yang sejatinya bisa mengcover kedua sisi lapangan) banyak membantu Grimaldo dalam melapisi sisi kiri permainan Bayer Leverkusen.
Satu hal yang istimewa dari Bayer Leverkusen adalah pergerakan lini tengah mereka. Berdasarkan data dari themastermindsite, Leverkusen adalah tim Bundesliga yang memiliki persentase serangan dari sisi tengah paling tinggi dibandingkan tim lainnya. Hal ini tidak terlepas dari kombinasi yang luar biasa dari 4 pemain Bayer Leverkusen. Keempat pemain ini adalah Granit Xhaka, Exequiel Palacios, Florian Wirtz, dan Victor Boniface.
Granit Xhaka yang baru saja ditransfer dari Arsenal terbukti menjadi kepingan puzzle yang melengkapi permainan Bayer Leverkusen. Granit Xhaka memang pemain yang serba bisa, Xhaka tidak hanya berperan sebagai tembok awal lini pertahanan Leverkusen melainkan juga sebagai playmaker tim yang mengawali serangan dengan umpan-umpannya yang akurat. Keberadaan Xhaka pun dilengkapi dengan keberadaan gelandang asal Argentina, Exequiel Palacios, yang juga mampu memberikan umpan yang akurat kepada lini depan tim.
Apresiasi tersendiri patut diberikan kepada gelandang muda asal Jerman, Florian Wirtz. Wirtz memang sudah menjadi pemain yang luar biasa bahkan sebelum kedatangan Xabi Alonso. Sialnya, ia sempat menderita cedera parah yang membuatnya harus absen dalam jangka waktu panjang. Biasanya, pemain yang baru mengalami cedera panjang akan kesulitan untuk menemukan performa kembali dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memberikan dampak besar kepada tim.