Mohon tunggu...
Leon Bhagawanta Cahyono
Leon Bhagawanta Cahyono Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Sepakbola

Penulis olahraga khususnya sepakbola dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester City, Threepeat, dan Treble

12 Juni 2023   13:42 Diperbarui: 12 Juni 2023   13:48 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchester City pasca menjuarai Liga Champions (Gambar dari Twitter @ManCity)

Tahun 2023 atau lebih spesifiknya musim 2022/23 menjadi musim yang spesial bagi Manchester City. Tim berjuluk The Citizens ini menjadi tim terbaru yang sukses merengkuh treble atau 3 gelar dalam 1 musim kompetisi yaitu gelar Premier League, Piala FA, dan UEFA Champions League sekaligus menjadi tim kedua asal Inggris yang meraih prestasi tersebut setelah Manchester Unitednya Sir Alex Ferguson pada musim 1998/99.

Transfer Cerdas dan Strategi Cerdas Pep Guardiola

Mengawali musim yang bersejarah untuk Manchester City, seperti klub lain pada umumnya, Manchester City melakukan transfer pemain baik itu keluar maupun masuk. 

Musim 2022/23 ini, Manchester City merekrut kiper Stefan Ortega sebagai backup Ederson dari klub Jerman, Arminia Bielefeld. Selain itu, mereka juga merekrut bek tengah Manuel Akanji dari Borussia Dortmund dan bek kiri Sergio Gomez dari Anderlecht. Di lini tengah, City merekrut Kalvin Phillips dari Leeds United yang sayangnya lebih banyak menjadi penghangat bangku cadangan.

Transfer terbaik Manchester City datang dari lini depan di mana tim asal Manchester ini merekrut striker muda nan mematikan dalam diri Erling Haaland dari Borussia Dortmund dengan harga "hanya" 60 juta Euro. Sebuah harga yang boleh dibilang cukup murah untuk striker sekelas Haaland yang bisa saja dihargai 100 juta+. Selain itu, untuk melengkapi lini depan, Manchester City juga menarik Julian Alvarez dari masa pinjamannya di River Plate.

Di saat yang bersamaan, Manchester City juga melepas beberapa pemainnya yaitu Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko ke Arsenal, Raheem Sterling ke Chelsea, Fernandinho yang pulang ke Brazil dan beberapa pemain lainnya yang baik itu dipinjamkan atau dilepas secara permanen setelah tidak mampu untuk menembus skuad utama Manchester City. 

Nama yang cukup mengejutkan adalah dilepasnya Joao Cancelo ke Bayern Munchen pada bursa transfer musim dingin dengan status pinjaman. Cancelo disebut-sebut ingin hengkang karena ingin bermain secara reguler padahal pada periode ini pula The Citizens mengalami krisis bek sayap di mana bek sayap yang betul-betul berkualitas hanya menyisakan sosok Kyle Walker.

Namun, krisis ini menjadi ajang pembuktian bahwa Pep Guardiola adalah sosok yang jenius. Guardiola mengadaptasikan taktik baru dengan menggunakan 4 bek tengah dengan formasi 3 bek + 1 gelandang bertahan untuk mengatasi masalah ini. 

Hal ini membuat Manchester City bermain dengan strategi 3-4-2-1 atau 3-4-3. Bek tengah yang digunakan adalah Ruben Dias, Nathan Ake, dan Manuel Akanji sebagai pengawal utama di lini belakang dan John Stones yang ditransformasikan oleh Guardiola sebagai gelandang bertahan.

Pemilihan John Stones sebagai gelandang bertahan tidak lepas dari kemampuan passingnya yang di atas rata-rata sekaligus dengan kemampuannya untuk mendistribusikan bola kepada lini tengah/depan. Strategi baru ini terbukti ampuh di mana semenjak kalah dari Tottenham, Manchester City tidak pernah tersentuh oleh kekalahan sekalipun. 

Kekalahan baru menghampiri Manchester City saat mereka dikalahkan oleh Brentford di pekan terakhir Premier League sekaligus merupakan pekan yang boleh dibilang kurang berarti karena mereka sudah memastikan gelar juara pada pekan sebelumnya. Strategi ini pula yang menjadi kunci Manchester City merengkuh treble.

Perjalanan Menuju Treble

Perjalanan Manchester City menuju treble ini tidak semudah yang dibayangkan. Di ajang Premier League, rekor Manchester City di awal musim sedikit kurang meyakinkan bahkan sempat tertinggal 8 poin dari Arsenal yang saat itu berada di puncak klasemen Liga Inggris. Manchester City beberapa kali tergelincir saat berhadapan dengan Brentford, Liverpool, dan Manchester United serta ditahan imbang saat berhadapan dengan Newcastle, Aston Villa, dan Everton.

Namun, kondisi berbalik total setelah kekalahan keempat mereka di liga saat berhadapan dengan Tottenham. Dari 17 laga tersisa, mereka sukses memetik 14 kemenangan, 2 seri, dan 1 kekalahan. Di saat bersamaan, Arsenal yang merupakan kompetitor mulai kehilangan poin di laga-laga krusial. Hebatnya lagi hasil 1 seri dan 1 kalah ini diderita saat Manchester City sudah dipastikan menyegel gelar Liga Inggris yang artinya dalam 15 lagi sebelum 2 laga terakhir tersebut Manchester City merebut 43 poin hasil dari 14 menang dan 1 seri.

Dominasi di putaran kedua liga ini terbukti menjadi kunci utama Manchester City untuk merebut puncak klasemen dari Arsenal sekaligus memastikan gelar Premier League ketiga secara beruntun. Raihan ini menyamai prestasi Manchester United di bawah Sir Alex Ferguson yang menjuarai Liga Inggris pada 3 musim beruntun pada tahun 2006-2009.

Cerita lain terjadi di ajang Piala. Di ajang Carabao Cup, Manchester City memang tidak mampu merengkuh gelar juara setelah ditaklukan oleh Southampton di babak perempat final. 

Namun, kisah lain terjadi di FA Cup/Piala FA. Manchester City tampil dominan dengan menaklukan Chelsea di babak ketiga, Arsenal di babak keempat, Bristol di babak kelima, Burnley di babak perempat final, dan Sheffield United di semifinal. Manchester City berakhir dengan gelar Piala FA setelah menundukkan sang rival satu kota, Manchester United, di final.

Perjalanan juara The Citizens di ajang ini terbilang spesial karena Manchester City hanya kebobolan 1 kali dari awal hingga akhir turnamen. Gol tersebut pun datang di babak final. Selain itu, gawang Manchester City yang dikawal oleh Stefan Ortega tidak pernah kebobolan satu kali pun dari awal hingga semifinal Piala FA.

Terakhir, gelar yang paling didambakan oleh Pep Guardiola dan owner Manchester City yaitu gelar tertinggi di kompetisi antar klub Eropa yaitu UEFA Champions League. Perjalanan Manchester City boleh dibilang cukup mulus di mana tim satu ini mengawali kompetisi dengan berada di grup yang sama dengan Borussia Dortmund, Sevilla, dan Copenhagen. Manchester City tampil sebagai juara grup setelah mengakhiri grup dengan rekor 4 kemenangan dan 2 hasil imbang.

Di babak knock-out, Manchester City berhadapan dengan RB Leipzig asal Jerman di mana The Citizens ditahan imbang 1-1 saat tampil di Re Bull Arena. Tetapi, Manchester City sukses menorehkan salah satu kemenangan terbesar di babak knock-out dengan membantai RB Leipzig 7-0 di Etihad Stadium. Perjalanan berlanjut ke babak perempatfinal di mana lagi-lagi Manchester City bertemu dengan klub Jerman, Bayern Munchen. Pada pertemuan perdana di Etihad, Manchester City kembali sukses menggulung lawannya dengan skor 3-0. Manchester City pun dipastikan lolos ke babak semifinal pasca hasil imbang di Allianz Arena.

Di babak semifinal, The Citizens bertemu dengan lawan yang menyingkirkan mereka di babak semifinal tepat 1 musim sebelumnya yaitu Real Madrid. Di babak ini, lagi-lagi Manchester City harus merengkuh hasil imbang di luar kandang saat laga leg 1 di Santiago Bernabeu berakhir dengan skor 1-1. Namun, magis Manchester City di Etihad kembali bereaksi setelah Manchester City tidak hanya menaklukan melainkan juga membantai Real Madrid dengan skor telak 4-0.

Babak final sekaligus menjadi final kedua mereka setelah musim 2020/21 saat mereka ditaklukan Chelsea. Kini, laga final ini dimainkan di Ataturk Stadium, Istanbul, Turki berhadapan dengan klub asal Italia, Inter Milan yang melaju ke final setelah mengalahkan rival sekota mereka, AC Milan. Di final ini, laga berakhir dengan kemenangan Manchester City berkat gol tunggal dari Rodri yang mengakhiri laga dengan skor 1-0.

Trofi di 3 kompetisi ini memastikan Manchester City untuk merengkuh treble perdana mereka sekaligus menjadi tim ke-8 yang sukses meraih prestasi tersebut. Tim lain yang sukses meraih treble adalah Barcelona, Bayern Munchen, Ajax, PSV Eindhoven, Celtic, Inter Milan, dan Manchester United. Raihan treble ini sekaligus menjadi yang kedua kalinya bagi Pep Guardiola setelah sebelumnya meraih treble bersama Barcelona di musim kompetisi 2008/09.

Persiapan Menjelang Musim 2023/24

Manchester City memang masih menjadi tim yang sangat kuat baik di Inggris maupun Eropa namun bukan berarti The Citizens dapat bersantai di bursa transfer. Manchester City masih harus untuk mengimprove skuad apalagi mengingat para rival mereka juga mulai memperkuat diri dengan melakukan transfer pemain.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuang pemain yang dirasa sudah tidak memiliki semangat untuk tampil bersama tim. Maka dari itu, tidak akan mengherankan apabila Joao Cancelo yang lebih mengincar menit bermain akan dijual ke klub lain. Berikutnya akan beralih ke perbaikan/improvement yang dapat dilakukan oleh Manchester City untuk menghadapi musim 2023/24

Sektor pertama yang harus diperkuat adalah lini belakang. Lini belakang saat ini memang sangat solid namun jumlahnya boleh dibilang sangat minim. Di sektor ini, bek tengah Manchester City ada 5 pemain dan apabila strategi ini masih bertahan hingga musim depan adalah jumlah yang sangat minim karena 3-4 di antaranya dipastikan masuk ke starting 11. Belum lagi sektor bek sayap yang dipastikan hanya berisikan 3 pemain yaitu Kyle Walker, Rico Lewis, dan Sergio Gomez. Sergio Gomez pun masih belum mampu untuk memenuhi standar permainan di Manchester City.

Maka dari itu, Manchester City memerlukan sosok bek baru dan sebisa mungkin bek tersebut adalah bek yang versatile di mana ia bisa dimainkan sebagai bek tengah, bek sayap, ataupun sebagai gelandang bertahan. Untuk itu, 1 nama yang paling pantas direkomendasikan adalah bek muda asal Kroasia, Josko Gvardiol. Ia merupakan pemain yang solid di lini belakang, memiliki kemampuan passing yang mumpuni, serta juga dapat beroperasi di beberapa pos di lini pertahanan. Walaupun terdapat pula pemain-pemain yang pulang dari masa pinjaman seperti Taylor Harwood-Bellis yang tampil impresif bersama Burnley.

Sektor lain sejatinya tidak perlu banyak pembenahan mengingat secara kedalaman dan kualitas sudah cukup mumpuni. Paling-paling yang diperlukan adalah memperkuat sektor sayap kanan yang saat ini ditempati oleh Riyad Mahrez. Pemain seperti Bernardo Silva dan Julian Alvarez memang bisa mengisi pos ini namun alangkah lebih baik apabila terdapat 1 nama lagi yang mampu memperkuat dan memperdalam sektor ini. Selain itu, perekrutan Manchester City sepertinya baru diperlukan apabila terdapat pemain penting yang hengkang.

Kekuatan skuad Manchester City saat ini memang masih sangat mumpuni maka bukan tidak mungkin apabila musim 2023/24 Manchester City bersama Pep Guardiola masih menjadi ancaman besar di kompetisi-kompetisi yang akan diikuti oleh klub yang bermarkas di Etihad Stadium ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun