Musim 2022/23 di dunia sepakbola kini disuguhkan dengan berbagai kejutan, seperti Arsenal yang mampu memuncaki Liga Inggris, Newcastle yang bersaing ketat di zona Liga Champions dengan catatan impresif, Barcelona yang mulai menunjukan kembali keperkasaannya di liga walaupun masih amburadul di Eropa, serta strugglenya beberapa tim seperti Sevilla, Everton, Wolverhampton, dan lainnya.
Namun di antara semuanya ada 1 kejutan yang tidak disangka sama sekali yaitu dominannya Napoli di Serie A musim 2022/23 dengan berada di puncak klasemen bahkan hingga pertengahan musim ini berjarak 12 poin dari peringkat ke-2 yaitu AC Milan serta penampilan impresif mereka di Liga Champions dengan memuncaki grup A yang berisikan tim-tim kuat yaitu Liverpool, Ajax, dan Rangers. Salah satu hasil terbaik Napoli di Liga Champions musim ini adalah saat mereka membantai Liverpool di San Paolo/Stadio Diego Armando Maradona dengan skor 4-1.
Di awal musim 2022/23 tentu tidak ada yang memprediksi Napoli mampu menunjukkan hasil yang sangat luar biasa mengingat Napoli kehilangan sebagian besar pemain kunci mereka seperti sang kapten Lorenzo Insigne yang memilih pergi ke MLS, bek tengah utama Kalidou Koulibaly yang hengkang ke Chelsea, gelandang utama Fabian Ruiz ke PSG, dan banyak pemain lainnya yang lepas secara permanen yaitu David Ospina, Dries Mertens, Arkadiusz Milik, Gennaro Tutino, Adam Ounas, Andrea Petagna, Sebastiano Luperto, Kevin Malcuit, dan Zinedine Machach.
Hal pertama yang tentunya perlu dihighlight dari penampilan cemerlang Napoli musim ini adalah kebijakan transfer mereka yang sungguh apik, dimana walau mereka harus mencari pengganti untuk pemain utama mereka musim lalu Napoli masih mampu mencetak profit 12,9 juta Euro. Tidak hanya profit, mereka juga mampu menurunkan rata-rata skuad di mana 15 pemain yang dijual memiliki rerata usia 27,73 tahun sedangkan 9 pemain yang baru direkrut memiliki rerata usia 24,11 tahun.
Tidak hanya soal profit dan menurunnya rata-rata usia dalam skuad, pemain yang direkrut pun memiliki dampak instan. Yang pertama, sosok sayap asal Georgia yang kini baru menjadi sensasi di dunia sepakbola yaitu Khvicha Kvaratskhelia yang direkrut dari Dinamo Batumi dengan harga 10 juta Euro. Kvaradona (julukan Kvaratskhelia) memberikan dampak instan di lini depan Napoli dengan menjadi top skorer ke-2 Napoli di Serie A di bawah penyerang utama Victor Osimhen dengan 7 gol dan top assist Napoli di  Serie A dan Liga Champions dengan 9 dan 3 assist. Perekrutan Kvaratskhelia terbukti menjadi perekrutan yang sangat cerdas mengingat harganya cukup murah dan dampak yang diberikan kepada tim sangat besar khususnya untuk di lini depan.
Pemain kedua adalah Korean Monster, Kim Min-jae, yang direkrut dari Fenerbahce. Kim tentu mendapatkan tekanan besar dari Napoli mengingat ia didatangkan sebagai pengganti Kalidou Koulibaly yang telah tampil impresif bersama Napoli. Namun, Kim Min-jae mampu menjawab tantangan tersebut dan kini menjadi bagian dari tembok kokoh Napoli di lini belakang bersama dengan Amir Rrahmani. Kim pun menjadi pemain bertahan dengan menit penampilan terbanyak setelah sang kapten, Giovanni Di Lorenzo. Hebatnya lagi dari 19 penampilan Kim sejauh ini, statistik defensif per 90 menit (tekel, intersepsi, duel, clearances, dan blok) Kim masih unggul daripada Koulibaly musim 2021/22.
Tidak hanya pemain baru yang berdampak instan, skuad Napoli musim ini pun memiliki kedalaman yang luar biasa di mana tiap posisi dapat dirotasi dan diganti oleh pemain yang kualitasnya tidak timpang dengan pemain utama. Hal ini lah yang membuat Napoli mampu tampil perkasa baik di liga maupun di kompetisi Eropa.
Terakhir, kredit patut diberikan kepada Luciano Spalletti sebagai pelatih yang mampu membawa Napoli tampil impresif. Spalletti mendapat kepercayaan menahkodai Napoli sejak musim 2021/22 dan sukses membawa Napoli lolos ke Liga Champions dan menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit bersama AC Milan dengan 31 gol. Namun, musim ini Spalletti makin menyempurnakan skuadnya dengan menjadikan Napoli tim dengan jumlah gol terbanyak dan kebobolan paling sedikit di Serie A musim ini. Penampilan Victor Osimhen selaku penyerang utama pun menunjukan peningkatan yang impresif. Musim 2021/22, Osimhen mampu mencetak 14 gol dari 27 laga. Di musim 2022/23, Osimhen sudah menjebol gawang lawan sebanyak 13 kali dari 15 laga. Hal ini menunjukkan spesialisasi Spalletti dalam meningkatkan produktifitas penyerang di tim yang diasuh olehnya.