Tulisan ini merupakan Review atas Pidato Pengukuhan Prof. Drs. Herman Dwi Surjono M.Sc., MT., Ph.D dengan judul Adaptive and Engaging E-Learning: Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Jarak Jauh
Latar Belakang Munculnya Pendidikan Jarak Jauh
Menurut BPS, Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk Pendidikan Tinggi di Indonesia tahun 2013 yakni 23%. Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan APK antara lain peningkatan daya tampung PTN, penambahan jumlah PTN, pemberian beasiswa bagi calon mahasiswa yang tidak mampu. Upaya peningkatan APK tidak mudah karena daya tampung yang terbatas. Jumlah lulusan SMA/SMK pada tahun 2014 mencapai 2,8 juta. Jumlah lulusan tersebut tidak diimbangi dengan daya tampung di Perguruan Tinggi baik di swasta maupun negeri yang hanya mencapai 50%. Dengan demikian ada banyak lulusan SMA/SMK yang tidak tertampung semakin bertambah.
Konsep Pendidikan Jarak Jauh dan Perkembangannya
Solusi yang memungkinkan adalah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh. Sistem PJJ memiliki fleksibilitas tinggi dan daya jangkau yang luas baik ruang waktu, sosial, budaya dan ekonomi. Sistem PJJ memberikan akses pendidikan kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Pemerintah sendiri telah menganggap Sistem PJJ sebagai bagian dari sistem pendidikan di Indonesia melalui produk-produk hukum yang berlaku. Berkembangnya aplikasi jejaring dan media sosial serta semakin banyak perangkat smartphone mendorong penerapan konsep PJJ. Namun e-learning masih kurang menarik sama seperti aplikasi jejaring sosial. Umumnya e-learning hanya menyajikan bahan pembelajaran yang sama dan kurang memperhatikan karakteristik mereka. Mahasiswa dengan pengetahuan yang berbeda tidak dapat belajar dengan e-learning yang berisi bahan ajar yang sama dan monoton. Mereka membutuhkan adaptive dan engaging e-learning yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pendidikan Jarak jauh adalah proses pembelajaran yang terencana, terdapat keterpisahan antara pendidik dan peserta didik, memerlukan rancangan instruksional khusus, menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dan memerlukan administrasi khusus. Dua kata kunci dari PJJ adalah keterpisahan dan teknologis. Keterpisahan memiliki makna multidimensi baik itu jarak, waktu, sosial budaya, pedagogi dan epistemologi. Secara global perkembangan PJJ telah melewati dari generasi 1 yang disebut PJJ koresponden sampai generasi ke 5 PJJ Internet pada masa sekarang. Di Indonesia PJJ telah dimulai sejak tahun 1950. PJJ mulai terlembaga sejak Universitas Terbuka aktif sejak 1980-an.
Inovasi Adaptive and Engaging E-Learning dalam Pendidikan Jarak Jauh
Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan menyelenggarakan PJJ. E-learning merupakan pembelajaran terbuka dan fleksibel. E-learning menjadi tulang punggung penyelenggaraan PJJ di dunia. Dalam Program PJJ, harus ada inovasi pada E-learning di mana e-learning harus adaptif dan menarik. E-learning bersifat adaptif (adaptive) berarti sesuai karakteristik pengguna, menjawab kebutuhan belajar peserta didik yang beraneka ragam dan cara belajar.
E-learning bersifat menarik (engaging) berarti e-learning tidak hanya berisi bahan ajar namun juga dilengkapi dengan berbagai aktivitas yang membuat peserta didik tertarik untuk belajar. Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap meningkatkan keterlibatan peserta didik mulai dari minggu pertama hingga minggu akhir. Aktivitas yang beragam dapat meningkatkan pembelajaran yang kolaboratif dan menciptakan lingkungan belajar yang dinamis. Sehingga peserta didik menjadi aktif dan interaktif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI