Mohon tunggu...
Leo Kusima
Leo Kusima Mohon Tunggu... profesional -

Tidak lulus SMA karena sekolah disegel rejim suharto. berkecimpung di bidang transportasi (sistim transportasi) Jembatan/Jalan Layang khusus untuk motor dan sepeda

Selanjutnya

Tutup

Politik

prabowo tidak pantas ikut pilpres.

28 Mei 2014   04:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

membaca berita di tribunnews, Al Araf menyampaikan sangat tidak masuk akal jika prabowo yang pernah dipecat secara tidak hormat oleh TNI pada Agustus 1998, menjadi presiden. Mengapa?
karena presiden adalah panglima tertinggi, tapi dia justru karena tersangkut kasus penculikan, otak peristiwa Mei 1998 yang melakukan penjarahan, perkosaan dan pembunuhan, serta ingin melakukan kudeta terhadap habibie, sehingga dipecat oleh TNI. orang demikian jika menjadi panglima tertinggi TNI, bukankah memberi contoh buruk bagi para TNI? tidak heran dibawah prabowo, TNI bisa berbuat sekali lagi peristiwa serupa Mei 1998!
Apakah prajurit TNI yang benar bisa terima prabowo yang telah mempertontonkan pelanggaran HAM berat? tidak! maka saya harap para prajurut TNI JANGAN MEMILIH prabowo DALAM PILPRES 2014. Jika prabowo menjadi presiden, akan mencoreng muka Indonesia.
Indonesia akan dipermalukan dunia international jika memilih seorang algojo menjadi presiden. Bisa-bisa paspor kita tidak diterima di manca negara, karena memiliki seorang presiden yang seperti hitler. kita bisa dicurigai warga fasis.
kita lihat saja, yang mendukung prabowo adalah partai-partai yang terlibat korupsi, pembunuh, yang memiliki lusinan istri, radikal agama. ormas yang mendukung fpi, kita bisa bayangkan capres ini tidak benar.
Bila anda benci sama fpi, jangan milih prabowo, bila benci korupsi, jangan milih prabowo, jika benci pelanggaran HAM BERATm jangan milih prabowo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun