Mohon tunggu...
Yanto LeoSimanjuntak
Yanto LeoSimanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Guru SD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajar Bangun Ruang Gabungan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

4 Februari 2024   11:25 Diperbarui: 4 Februari 2024   11:39 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

A. Pendahuluan

Pelajaran matematika masih dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik. Banyak peserta didik akan merasa kesulitan mengerjakan soal cerita matematika karena harus melakukan pemecahan masalah. Menurut Dian (2019), pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai peserta didik setelah belajar matematika. Kemampuan ini sangat diperlukan peserta didik terkait dengan kebutuhan peserta didik untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu mengembangkan diri mereka sendiri. Hasil analisis kesulitan memecahkan masalah pada soal cerita menunjukkan bahwa peserta didik tidak mampu memaknai kalimat pada soal cerita dan mengerjakan soal cerita tidak sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah matematika sehingga tidak dapat menyelesaikan soal dengan benar.

Selain masalah matematika dianggap sulit, faktor yang cukup penting dalam pembelajaran adalah model pembelajaran. Menurut Abas (2019), model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Ada beberapa alasan pentingnya pengembangan model pembelajaran, yaitu: a) model pembelajaran yang efektif sangat membantu dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai, b) model pembelajaran dapat memberikan informasi yang berguna bagi peserta didik dalam proses pembelajarannya, c) variasi model pembelajaran dapat memberikan gairah belajar peserta didik, menghindari rasa bosan, dan akan berimplikasi pada minat serta motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, d) mengembangkan ragam model pembelajaran sangat urgen karena adanya perbedaan karakteristik, kepribadian, kebiasaan-kebiasaan cara belajar para peserta didik, e) kemampuan dosen/guru dalam menggunakan model pembelajaran pun beragam, dan mereka tidak terpaku hanya pada model tertentu, dan f) tuntutan bagi dosen/guru profesional memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam menjalankan tugas/profesinya.

Oleh karena itu, saya memilih model pembelajaran yang dianggap lebih efektif untuk meningkatkan partisipasi peserta didik di kelas. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran problem based learning (PBL). Awalia (2018) menyatakan bahwa model problem based learning memunculkan masalah sebagai langkah awal mengumpulkan dan mengintergrasikan pengetahuan baru. Jadi, model ini diterapkan untuk mengajar bangun ruang gabungan di kelas 6 SD Kristen Immanuel II. Model pembelajaran ini memberikan dampak yang baik khususnya dalam pemahaman peserta didik terhadap menyelesaikan masalah volume bangun ruang gabungan.

B. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan saya sebagai guru kelas 6 di SD Kristen Immanuel II, diketahui bahwa pemahaman peserta didik masih rendah dalam pembelajaran Matematika materi volume bangun ruang gabungan. Peserta didik juga mengalami kesulitan untuk menyelesaikan penyelesaian masalah soal cerita matematika. Oleh sebab itu saya  mencari beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas menjadi pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran matematika materi volume bangun ruang gabungan, serta menjadi upaya dalam memberikan pembelajaran yang bermakna kepada peserta didik. Selain itu, hal ini menjadi penting karena untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menggunakan model pembelajaran inovatif problem based learning (PBL) pada pembelajaran di kelas.

Dalam kegiatan aksi PPL 2 ini, peran saya selama proses pembelajaran antara lain sebagai sumber belajar, fasilitator, motivator, pengelola kelas, pembimbing, dan evaluator. Tanggung jawab saya sebagai guru kelas adalah mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam meningkatkan pemahaman belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika materi volume bangun ruang gabungan.

Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, beberapa tantangan yang saya hadapi untuk mencapai tujuan pembelajaran, seperti menyiapkan perangkat pembelajaran inovasi dengan sangat baik terutama dalam hal mengoptimalkan waktu. Lalu saya juga perlu menyiapkan media dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selain itu juga, perlu membiasakan penerapan model pembelajaran inovasi di kelas. Peserta didik juga memiliki tantangan untuk terbiasa dengan model pembelajaran inovasi seperti problem based learning (PBL). Memastikan diskusi kelompok berjalan dengan baik juga menjadi suatu tantangan.

Agar tantangan tersebut dapat dihadapi, saya melibatkan beberapa pihak yang berperan membantu terlaksanya solusi yang dilakukan, yaitu dosen pembimbing dan guru pamong PPG Dalam Jabatan Kategori 1 angkatan 3 2023 Universitas Tanjungpura. Selain itu juga, kepala sekolah, rekan guru, dan peserta didik kelas 6 SD Kristen Immanuel II.

Langkah-langkah kegiatan yang saya lakukan yaitu, pertama menyiapkan perangkat pembelajaran inovasi dengan sangat baik agar waktu saat pembelajaran menjadi optimal. Kedua menyiapkan terlebih dahulu media dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran. Ketiga membiasakan penerapan pembelajaran inovasi di kelas agar peserta didik menjadi terbiasa. Keempat selalu memperhatikan setiap kelompok agar diskusi berlangsung dengan baik.

Agar langkah-langkah aksi ini dapat terlaksana dengan baik, saya melakukannya dengan beberapa strategi, yaitu menggunakan model pembelajaran inovatif model problem based learning (PBL). Saya juga memanfaatkan media power point untuk membantu proses pembelajaran. Lalu  memanfaatkan media teknologi inovasi lainnya dalam pembelajaran yaitu media aplikasi wordwall sebagai alat kuis bagi peserta didik. Selanjutnya saya membuat bahan ajar dan LKPD.

Adapun proses aksi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Kegiatan rencana aksi di desain dengan sebaik mungkin menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif agar para peserta didik lebih memahami materi. Dalam pelaksanaannya peserta didik sangat antusias dan bersemangat dengan kegiatan pembelajaran hari itu.

Mula-mula saya menyampaikan tujuan pembelajarannya, kemudian saya menampilkan sebuah gambar tempat kerupuk sebagai contoh benda konkret bangun ruang gabungan. Peserta didik mengemukakan pendapat tentang cara mengetahui volume tempat kerupuk. Setelah itu saya membagi ke dalam beberapa kelompok. Sebelum melakukan diskusi peserta didik mengerjakan kuis melalui wordwall sebagai syarat mendapatkan LKPD. Kemudian saya melakukan pembimbingan dan penilaian proses. Setelah peserta didik menyelesaikan LKPD mereka melakukan presentasi di depan kelas. Kemudian saya dan peserta didik melakukan evaluasi terhadapat LKPD yang sudah dikerjakan. Langkah selanjutnya adalah bagian penutup. Pada bagian penutup dilakukan penguatan, membuat kesimpulan pembelajaran, evaluasi, refleksi, salam, dan doa penutup.

Dalam mengerjakan evaluasi peserta didik juga sangat antusias mengerjakan evaluasi tersebut dan dapat dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Rata-rata peserta didik sudah memahami materi yang telah disampaikan, hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang diperoleh peserta didik.

Pada PPL ini, perangkat yang saya gunakan antara lain ; laptop,  proyektor, speaker, HP, kamera, dan tripod. Saya juga meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengambil video pada saat pembelajaran.

Saat melaksakan aksi PPL 2 ini saya memerlukan sumber daya seperti pengetahuan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Lalu penyusunan media pembelajaran melalui aplikasi Canva. Penyusunan bahan ajar dan LKPD yang menarik melalui aplikasi Canva. Penyusunan soal kuis yang menarik melalui aplikasi wordwall. Serta laptop, HP, dan proyektor.

Manfaat yang dirasakan adalah meningkatnya pemahaman siswa pada materi volume bangun ruang gabungan. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang diperoleh sebanyak 90,7% siswa mendapat nilai di atas KKM. Secara keseluruhan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning (PBL) sangat efektif karena mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Kegiatan aksi ini mendapat respon dari beberapa pihak seperti kepala sekolah dan rekan sejawat. Mereka sangat memberikan dukungan dan respon yang positif terhadap aksi yang saya lakukan. Mereka memberi penguatan positif untuk selalu menerapkan model dan media pembelajaran yang bervariasi. Respon dari peserta didik merasa senang dan bahagia karena proses pembelajaran menerapkan media yang bervariasi dan menarik sehingga pemahaman tentang materi mudah dipahami.

Adapun faktor dari keberhasilan yaitu, dipersiapkannya dengan baik mulai dari rencana pelaksanaan pembelajaran, alat dan media pembelajaran, serta pendekatan kepada peserta didik. Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan akan penguasaan guru terhadap media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksaanaan pembelajaran yang sudah dibuat.

Sebagai seorang guru harus memiliki tanggung jawab untuk menciptakan pembelajaan yang bermakna, kreatif dan inovatif. Oleh karena itu seorang guru harus meningkatkan ketrampilan dan belajar untuk memahami kebutuhan peserta didik serta mengikuti perkembangan zaman.

C. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa praktik pembelajaran yang penulis lakukan mengajarkan tentang volume bangun ruang gabungan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dapat terlaksana dengan baik dan menunjukkan hasil yang efektif. Hal ini dibuktikan dengan proses pembelajaran yang dapat berlangsung dengan baik dan dengan ditemukannya partisipasi aktif dari setiap peserta didik. Hasil evaluasi juga menunjukkan hal positif terlihat dari nilai yang diperoleh peserta didik.

 

D. Daftar Pustaka

Asyafah, Abas. Menimbang Model Pembelajaran. Jurnal UPI, 6(1), 19-32.

Awalia, Hadist. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7(1), 40-47

Rizky, Dian dkk. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Matematika dalam Menyelesaikan Soal Cerita. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 537.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun