[caption caption="Rusia saudi Flag_Sumber_daily-sun.com"][/caption]
Â
(By. Dasa Novi Gultom)
Jatuhnya harga komoditas minyak dunia sungguh mengancam eksistensi dominasi geopolitik Rusia. Negara beruang merah ini mengalami krisis ekonomi, mata uang Rubel tersungkur, ancaman inflasi, dan terparah dana cadangan negara terus menipis.
Perang ekonomi yang dikampanyekan duet USA - Saudi (Baca: http://www.kompasiana.com/leogultom/perang-ekonomi-global-duet-usa-saudi_56b22556f292733d0cd11362Â ), betul-betul membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin, ketar-ketir. Berupaya menstabilkan harga minyak, melobi anggota OPEC, dan siap memohon kepada Saudi untuk menurunkan kuota produksi negara Timur tengah tersebut.
Rusia mengirim sinyal jelas kepada musuh kawasannya, Arab Saudi, bahwa mereka siap bekerja sama demi mendongkrak harga minyak dunia.
27 Januari lalu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak bersama perusahaan minyak Rusia menyatakan siap bekerjasama dengan OPEC. Rusia sendiri bukanlah anggota OPEC, negara tersebut tidak bergabung karena selama ini merasa kebijakan energi mereka tidak perlu campur tangan badan asing.
Permohonan Rusia jelas ditujukan kepada negara kunci OPEC, Arab Saudi. Bahkan untuk memperjelas keinginannya, Rusia menggunakan pengaruhnya atas administrasi Iraq. Menteri perminyakan Iraq, Adel Abdul Mahdi, dalam satu konfrensi di Kuwait mengatkan, "Saudi dan Rusia, saat ini lebih fleksibel bekerjasama memotong kuota minyak,".
Namun kenyataannya Arab Saudi membuang muka, menunjukkan bahwa Al Saud tidak berminat atas proposal kerjasama yang ditawarkan oleh Rusia. Arab Saudi menyangkal bahwa Rusia - Saudi akan bekerjasama, tidak pernah ada pembicaraan apapun, di mana pun.
Tak patah arang, Rusia yang minim pengaruh pada Saudi, memanfaatkan sekutunya Venezuela yang juga anggota OPEC untuk melakukan pendekatan, membujuk Arab Saudi untuk mau menstabilkan harga minyak melalui penurunan kuota produksi.
Kenyataannya, lobi yang dilakukan Menteri Perminyakan Venezuela, Eulogio Del Pino, tak membuahkan hasil apapun, ia hanya dapat menyebut bahwa itu hanya pertemuan yang "produktif".