Sepanjang Asia Timur, Tenggara, sampai Selatan, big player-nya adalah Tiongkok-Rusia.
Dari sisi ekonomi, Tiongkok memiliki pengaruh besar, sementara Rusia sangat dominan mempengaruhi kemampuan pertahanan wilayah ini.
Di sisi lain, Timur Tengah, selama ini jelas tampak penguasaan Amerika Serikat dan berbagai pengaruhnya, "Uncle Sam is the biggest player in the middle east"
Persaingan, perebutan, dan pergelutan pengaruh geopolitik para player ini yang menciptakan bencana kawasan, dengan negara-negara di kawasan tersebut sebagai chip poker-nya.
USA begitu agresif di Timur Tengah, karena menganggap wilayah tersebut adalah gawang pengaruhnya.
Hal serupa berlaku untuk Beijing dan Moscow, keduanya akan sangat agresif di Asia Timur, Tenggara, dan Selatan.
Apalagi USA telah menetapkan prioritas pivot armada Pasifiknya adalah laut Jepang dan perairan Natuna Utara.
Suasana semakin kental dan kentara, Korut yang tetiba upgrade dari senjata atom ke hidrogen, yang disusul pengiriman senjata mutakhir USA pada Jepang dan Korsel.
Pintu Tiongkok, Hongkong, yang kisruh oleh gerakan pro demokrasi. Ditambah lagi manuver Trump yang berkomunikasi langsung dengan penguasa Taiwan.
Filipina yang ribut oleh ekspansi ISIS, yang begitu kebetulan saat Presiden Filipina Duterte berada di Rusia.
Vietnam yang secara terbuka sudah berada di pihak Amerika Serikat, bahkan petinggi partai berkuasa Vietnam telah melakukan kunjungan bersejarah ke Washington. Bahkan Obama berjalan santai di Vietnam, menikmati semangkuk mie seakan buatan rumah.