Blokade dan isolasi Qatar oleh Saudi cs, awalnya timbulkan pertanyaan, seberapa serius dan genting? Analisa pun bermunculan, yang pasti adalah meredam pengaruh Qatar.
Tudingan sponsori kelompok teroris, gerakan Ikhwanul Muslimin, Hamas, dan manuver kedekatan pada Iran, mungkin masih bisa dihadapi Qatar secara diplomasi, namun saat Saudi mengungkap keterlibatan trah penguasa Qatar yang terlibat rencana membunuh raja Saudi, itu bearti kartu mati bagi Qatar.
Dengan mengungkap hal itu, Saudi jelas berniat habisi Qatar sebagaimana hancurnya Libia dan tewasnya Muammar Gaddafi secara menggenaskan.
Emir Qatar Hamad bin Khalifa Al Thani, menurut pusat penerangan media Arab Saudi, bersekongkol dengan Muammar Gaddafi untuk membunuh raja Saudi sebelumnya, Raja Abdullah Al Saud.
Ini merupakan kisah permusuhan yang ciptakan plot pembunuhan, alasan Saudi membenci rejim Gaddafi. Semuanya dimulai dari perseteruan Gaddafi dengan Abdullah pada 2003 dalam pertemuan Arab di Sharm El Sheikh.
Cekcok mulut dan saling serang dalam forum begitu hebat, Gaddafi menuding rumah Al Saud Saudi terlalu dekat dengan USA dengan bahasa saling cela.
Setelah kejadian tersebut, Gadaffi mengumpulkan pembangkang Saudi di London Inggris, dengan rencana menjatuhkan kekuasaan Al Saud melalui pembunuhan Abdullah Al Saud.
Gaddafi membutuhkan Emir Qatar Hamad bin Khalifa Al Thani untuk informasi rahasia gerakan dan rutinitas keluarga Al Saud.
Qatar juga mengarahkan dan menguatkan pembangkang Saudi di London untuk sepakati plot pembunuhan raja Saudi oleh Gaddafi.
Saudi juga ungkapkan saluran TV Al Jazeera milik Qatar juga terlibat dalam plot pembunuhan tersebut.
Al Saud juga telah membongkar, menangkap, dan mengadili semua warga Saudi yang terlibat. Hanya masalah waktu saja, pembalasan Arab Saudi pada Qatar, seperti nasib tragis yang dialami Gaddafi dan kehancuran Libia.