Lagi tren topik tentang "kereta cepat kemahalan". Tulisan yang terbaca dari beberapa situs berita, menarik, namun cukup menggelitik.
Menggelitik, karena perbandingan tersebut tak menyebut detil konstruksi dari proyek pembangunan jalur kereta cepat.
Membandingkan antara pembangunan sistem di Iran dan Indonesia. Patut diketahui bahwa sistem kereta cepat yang sedang dibangun di Iran adalah jalur sekitar 400 km, yang hampir 100 persen berada di atas tanah.
Proyek ini dikerjakan oleh perusahaan China, China Railway Engineering Corporation (CREC), dengan biaya estimasi awal adalah 2,7 miliar dolar. Dengan target pada 2018-2019, dapat menghubungkan kota Teheran - Isfahan. Biayanya sekitar $ 0,675 miliar/ 100 Km.
Sementara kereta cepat Indonesia yang ditangani perusahaan China yang sama, menelan biaya sekitar 5,5 miliar dolar, untuk jalur Jakarta - Bandung, sekitar 150 km. Biayanya sekitar $ 3,667 miliar/ 100 Km. Tanpa analisa, tentunya jumlah tersebut jauh dengan biaya yang dikeluarkan Iran.
Namun yang menjadi catatan krusial adalah sebagian besar jalur kereta cepat Indonesia berada di bawah tanah. Namun, Tetap saja banyak yang akan mempertanyakan. Karena itu sebaiknya kita membandingkan pembangunan jalur kereta cepat dengan spesifikasi medan yang sama. Yakni, pembangunan jalur kereta api cepat Amerika Serikat yang sedang dibangun.
Jalur kereta cepat San Francisco - New York, sedang dikerjakan saat ini, sebagian besar merupakan jalur bawah tanah. Total panjang jalur yang akan dibangun sekitar 2.140 Km. Dibagi dua fase, fase I (840 Km), fase II (1.300 Km).
Biaya awal yang disetujui adalah 68 miliar dolar bagi pengerjaan fase I (840 Km), sebenarnya para konsultan memperhitungkan setidaknya biaya pembangunan Fase I jalur kereta cepat San Francisco - New York sekitar 98 miliar dolar, 30 miliar dolar lebih besar dari anggaran yang disetujui.
Ini bearti pembangunan kereta cepat USA dengan spesifikasi medan bawah tanah, sekitar $ 8,1 milar / 100 Km. Biaya ini jauh lebih mahal dibanding yang dibangun Indonesia yakni $ 3,667 miliar/ 100 Km.
Biaya kereta cepat California USA ini dibangun dengan menekan banyak pengeluaran, juga dikerjakan oleh manajemen daerah bukannya swasta, yakni the California High-Speed Rail Authority (CHSRA), yang dipimpin langsung oleh gubernurnya.
Namun tetap saja, estimasi pembiayaan akan terus melonjak, dengan realitas bahwa jalur tersebut sebagian berada di bawah tanah.
Berdasarkan pengerjakan tahap I jalur kereta cepat USA, diketahui bahwa terjadi kenaikan pengeluaran sekitar 31 persen dari ketersediaan budget. Analisis menilai, kenaikan pengeluaran secara keseluruhan akan naik minimal 5 persen. Sangat jelas bahwa anggaran pembangunan jalur kereta akan ditambah.
Kembali kepada Iran. Kenyataannya proyek kereta cepat negeri para Mullah tersebut tak hanya dibayar melalui anggaran yang tersedia, namun juga China menyetujui pembangunan dengan mendapat keuntungan juga dari pertambangan.
Bank Industri dan Pertambangan Iran wajib menyediakan $ 1,8 miliar pembiayaan keuangan melalui asuransi kredit ekspor China (SINOSURE).
Bantuan pembangunan China juga merupakan bagian dari ambisi China membangun kembali jalur "Sutera". China mengajukan proposal untuk menyambung jalur kereta cepat dari China Barat, Urumqi, ke Teheran, Iran.
Berikut adalah beberapa proyek jalur kereta cepat dunia, info mudah sebagai perbandingan:
(1) Proyek pengerjaan fasilitas kereta bawah tanah Taiwan, yang menghubungkan Huashan - Wanhua (Fase I), sepanjang 4,42 Km, memakan biaya 0,534 miliar dolar. (1983 -1989)
Dalam pengerjaan tambahan (Fase II), Taiwan mengeluarkan biaya 0,824 miliar dolar, yang menghubungkan jalur sebelumnya ke Songshan, memiliki panjang 5,33 Km (1989 - 1994).
Jumlah biaya yang dikeluarkan Taiwan untuk membangun jalur kereta bawah tanah sekitar 1,358 miliar dolar / 9,75 Km, atau 13,9 miliar dolar/ 100 Km.
---------------------------------------------------------------
(2) Jembatan jalur ganda (di atas tanah) kereta cepat Israel, sepanjang 56 Km, menghubungkan Yerusalem - Tel Aviv, memakan biaya sekitar 2 miliar dolar, dimulai 2001 rencana selesai sekitar 2018. Biayanya sama dengan 3,571 miliar dolar / 100 Km.
--------------------------------------------------------------
(3) Jalur kereta bawah tanah Crossrail London, Inggris, sepanjang 118 Km, dimulai 2009 rencana selesai 2019, dengan anggaran 15,9 miliar Euro atau 17,331 miliar dolar. Biaya sama dengan 14,687 miliar dolar/ 100 Km.
---------------------------------------------------------------
(4) Jalur kereta Ho Chi Minh City Metro, Vietnam, pembangunan 6 jalur kereta, dimulai 2007 rencana selesai 2020. Baru terekspos dua jalur yakni jalur I dan II, jalur I (1,1 miliar dolar/ 19,7 Km), Jalur II (1,2 miliar dolar/ 11,3 Km). Total 2,3 miliar dolar untuk 31 Km, atau 7,419 Miliar Dolar/ 100 Km.
-----------------------------------------------------------
(5) Jalur kereta Dubai Metro, Uni Emirat Arab, sepanjang 35 Km, menghubungkan Al Rashidiya - Jebel Ali, dengan biaya 3,4 Miliar dolar (2005 - 2009). Ini sama dengan 9,714 miliar dolar/ 100 Km.
------------------------------------------------------------
(6) Jalur kereta cepat Jakarta Bandung, Indonesia, sepanjang 150 Km, dengan biaya 5,5 Miliar dolar. Ini sama dengan 3,667 miliar dolar/ 100 Km
------------------------------------------------------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H