Gambar 1 : Pemotongan rambut oleh tokoh agama
Ngurisang merupakan potong rambut banyi yang sudah lahir 3 minggu atau lebih yang dilakukan di rumah atau di masjid, setelah di potong rambut oleh tetua adat atau tuan guru, si anak akan dibawa berkeliling masyarakat yang mengikuti acara ngurisang.  Kemudian masyarakat dan tamu bergantian akan menaruh bunga atau air di kepala sia anak sesembek yang telah disiapkan terlebih dahulu dan secara bersamaan robongan yang membawa anak berkeliling akan akan memberikan sejumlah uang kepada tamu yang hadir tau yang telah menaruh air sesembek dan biasanya yang melakukan prosesi ini adalah para lelaki.
Kemudian di luar rumah para ibu-ibu dan anak akan berebut uang receh yang di lempar oleh belian atau nenek si anak yang sedang di potong rambut, sehingga menimbulkan kegaduhan dan keributan riang kegembiraan berebut uang receh. Dimana kepercayaan orang-orang disana bahwa uang yang didapat bisa menjadi ajimat atau keberuntungan bagi si yang menyimpan uang tersebut. Rangkaian acara ini merupakan ajang berkumpulnya keluarga dan masyarakat untuk bersilaturahmi.
Dimana biasanya acara ini akan dirangkaikan dengan acara molang malik dan pemberian nama, namun acara sebelum ngurisang dan sangkurang kepeng akan dilakukan acara medak api, dimana ritual medak api merupakan batasan seorang ibu yang baru melahirkan beristirahat.
Sebenarnya acara sangkurang kepeng hanya rangkaian acara yang bisa ditiadakan atau diadakan, akan tetapi acara ini bila tidak dilakukan akan menimbulkan kecanggungan dari pihak penyeenggara acara. Oleh karna itu rangkian acara ini tetap dilaksanakan setiap ada acara ngurisang berlangsung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H