Mencermati pemberitaan mengenai Wabah Tomcat yang sedang terjadi di wilayah Surabaya dalam 1 minggu terakhir ini, ada banyak informasi yang terkesan asal "kena" & asal "mirip". Mulai dari gejala, pencegahan hingga pengobatan yang terkesan berlebihan. Berita-berita yang tersebar melalui media BBM malah lebih mengerikan lagi. Dilengkapi foto-foto yang katanya gejala akibat Tomcat, terpapang lugas menggedor jantung. Nah lucunya, pihak yang berkompeten dalam memberikan informasi mengenai Penyakit ini sepertinya malah "kebingungan". Bukan mencari dan memberikan informasi akurat kepada masyarakat tentang apa itu "Tomcat", malah seperti "mengamini" gosip-gosip yang beredar. Kalopun ada revisi berita, itupun mengikuti dari perkembangan berita di Media Massa, bukan dari sumber yang valid. Jadinya, masyarakat seperti dibiarkan mencari informasi sendiri mengenai "Tomcat" ini. Alhasil, berbekal cari sana cari sini yang dibumbui histeria dan kehebohan, jadilah bahan obrolan yang kadang jauh dari kenyataan. Media Sosial/SocMed saat ini seperti kebanjiran Timeline mengenai "Tomcat" (tentunya bersanding adu banyak dengan Korupsi, BBM, TDL dan isu SARA yang lagi trend). Yang sayangnya, ya itu tadi...kekurangan bahan referensi yang valid. Kenapa bisa kurang referensi ? Karena ya maklum saja...namanya juga penyakit. Pihak Kesehatan lah yang seharusnya memberikan informasi tentang apa dan bagaimana Tomcat itu. Bukan orang awam yang harus mencari. Pencarian mengenai penyakit "Tomcat" ini sebenarnya mudah. Hanya menggunakan nama Paederus sp. pada search engine, maka semua artikel mengenainya akan terpampang dengan jelas. Apakah "Tomcat" itu ? [caption id="attachment_170083" align="aligncenter" width="300" caption="Paederus sp. (species)"][/caption] Yang selama ini disebut-sebut sebagai "Tomcat" sebenarnya adalah Kumbang dari genus Paederus. Lengkapnya Paederus sp. (species) Paederus ini tercatat ada banyak ragam jenis, tergantung di negara mana dia berasal. Misalnya : - Paederus melampus : India - Paederus brasilensis : Brazil - Paederus colombius : Kolombia - Paederus fusipes : Taiwan - Paederus peregrinus : Indonesia & Malaysia Berukuran sangat cilik, kira-kira hanya 1cm. Secara kasat mata mirip Semut, hanya saja memiliki "ekor" berbentuk sengat. Makanya disebut-sebut "mirip Kalajengking" Terdapat di seluruh dunia, terutama wilayah Tropis. Sehingga serangga ini bukan jenis baru atau hasil mutasi. Tapi memang sudah ada sejak lama, kira-kira seumuran dengan evolusi Semut. Bagi yang tinggal di wilayah Pedesaan atau dekat dengan hutan, tentu sudah tidak asing lagi dengan si Paederus ini.Karena si Merah Hitam ini sebenarnya Musuh Alami dari Wereng Sawah. Membantu Petani mengatasi Hama Padi. Menguntungkan sekaligus merugikan jika bertemu Manusia. Tergolong Serangga aktif malam hari, yang sangat gemar mendekati Sumber Cahaya. Lampu, misalnya. Jadi salah satu cara untuk mendeteksi kehadirannya : perhatikan Lampu setiap masuk ruangan. Jika ada serangga mirip semut yang keluyuran dekat bola Lampu, mungkin itu si Paederus. Lalu darimana nama Tomcat berasal ? Entahlah. Menurut "gosip" sih, itu sebenernya merek Pestisida yang sering digunakan pada perkebunan. Malah kalo Googling "Tomcat", bakal ketemu merek Pembasmi Hama Tikus yang sangat populer di Amerika. Bagaimana Hingga Bisa Menimbulkan Masalah Pada Manusia ? Terlebih dulu saya ingin meluruskan, bahwa seperti ulasan di atas, penyakit ini tidak ada hubungannya dengan istilah "Tomcat". Yang lebih tepat adalah yang sesuai dengan nama dari Ilmu Kedokteran, yaitu : Dermatitis Paederus (DP). Kalopun mau "Diindonesiakan", ada baiknya menjadi Alergi Paederus. Daripada "Tomcat", yang mirip serial kartun Tom & Jerry. Kembali pada pertanyaan, "Bagaimana Hingga Bisa Menimbulkan Masalah Pada Manusia ?" Begini : Kumbang Paederus sp., seperti umumnya Serangga, memiliki Butiran Darah yang berfungsi ganda. Yaitu Haemolymph. Selain mengangkut Oksigen & Zat Makanan (Haemocyanin), juga berfungsi sebagai Pertahanan Tubuh/Imunitas (Lymph). (Berbeda dengan manusia, yang komponen Darahnya masing-masing hanya memilik 1 fungsi. Haemoglobin hanya mengurus Oksigen & Zat Makanan, sementara Imunitas diurus oleh Leukosit & Limfe.) Dalam Haemolymph ini terkandung senyawa Amida yang dikenal dengan nama Paederin. Susunan Rantai Kimianya : (C 25 H 45 O 9 N). Dengan jumlah molekul H yang dominan, menjadikan senyawa ini bersifat sangat Asam. Mirip seperti Semut atau Lebah, namun lebih Asam. Seperti yang kita pelajari di Sekolah, Zat hiper-Asam bersifat Korosif dan mampu mengiritasi/mengikis permukaan Kulit. Begitu pula dengan Paederin ini. Jika kontak dengan kulit, maka akan menimbulkan gejala Iritasi yang agak hebat. Benarkah Pernyataan Bahwa Kadar Paederin 12 kali dari Racun Ular Kobra ? Pernyataan ini benar, namun diartikan secara keliru oleh beberapa orang. Kadar Paederin dalam 1ml cairan memang jumlahnya mencapai 12 kali lebih pekat daripada racun Ular Kobra. Namun bukan berarti lalu Paederin sangat beracun, melebihi racun Kobra. Sebaliknya, justru racun Kobra yang berupa Neurotoxin (racun yang menyerang jaringan saraf) jauh lebih mematikan daripada Paederin Hanya dibutuhkan 1 tetes / 1 ml racun Kobra untuk membunuh manusia. Sedangkan Paederin ? Terkena hingga 5ml pun tetap tidak akan mampu menimbulkan kematian bagi manusia. Jadi merupakan sebuah informasi berlebihan jika menganggap Paederin sangat mematikan. Namun tentunya fakta ini merupakan pengecualian bagi mereka yang punya riwayat alergi terhadap gigitan serangga. Tanpa perlu berhadapan dengan Paederin pun, misalnya terkena sengatan Lebah, sudah cukup untuk menimbulkan masalah serius. Sehingga wajib segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat, supaya bisa dapat pertolongan yang memadai. Kenapa Bisa Terpapar Paederin ? Paederin mengenai Kulit bukan melalui gigitan atau sengatan, tapi karena tubuh Paederus hancur diatas kulit kita. Mungkin karena refleks menepuk ketika dia hinggap, juga mungkin karena ga sengaja "kedudukan" atau "tergencet" tubuh kita. Dengan pecahnya Exoskeleton/Kulit Paederus, maka cairan Paederin pun keluar dan membasahi kulit kita. Itu sebabnya jika melihat ada Paederus sedang berjalan di kulit, jangan ditepuk/dipencet/ditekan. Cukup ditiup atau disingkirkan perlahan dengan kertas atau benda apapun yg bisa digunakan untuk menyingkirkan Paederus tanpa menghancurkan tubuhnya. Bagaimana Mencegah Terpapar Paederin ? Kalaupun tubuh Paederus terlanjur hancur karena : - Ditepuk/Dipencet, baik sengaja maupun tidak Segera cuci tangan dan bagian yang terkena cairan Paederin dengan Air mengalir dan Sabun. Sabun bersifat Basa, tentunya akan menggumpalkan Paederin yang bersifat Asam. Sehingga mengurangi kadar Iritatifnya. Diamkan Sabun selama beberapa menit sebelum membilasnya, supaya lebih banyak Paederin yang terikat oleh Sabun. Air yang mengalir tentunya membuang sisa-sisa Paederin, baik yang telah terikat dengan Sabun maupun yang belum. Hindari mencuci di Air yang tergenang, dalam Baskom atau Gayung misalnya. Karena Paederin tidak kemana-mana, melainkan justru akan menyebar ke seluruh tangan Dalam kondisi sangat darurat, tidak ada Air atau Sabun. Bisa menggunakan Air Ludah sebagai Pencegahan Pertama. Ludah kita bersifat Basa Lemah. Meski tidak sekuat Sabun, paling tidak bisa mengurangi efek Paederin. Tetap dibasahi dengan Ludah sampai kita menemukan Air Mengalir & Sabun. Jangan menggosok atau mengusap bekas Paederin. Jangan dipegang-pegang, karena akan menempel dan menyebar ke area kulit yang lain. - Diketok/Dipencet dengan menggunakan benda keras Misalnya dipencet dengan Buku, ketika Paederus berada di lantai. Segera bersihkan Cairan Paederin yg terdapat di lantai dengan Air Sabun. Jangan dibiarkan. Karena Paederin sangat kental dan lambat menguap, jika terinjak akan mengiritasi Telapak Kaki. Sedangkan kulit Bukunya ? Dengan sangat menyesal, daripada daripada, mending disobek aja terus dibuang. Daripada nanti malah kena orang lain yang ga sengaja megang buku itu. Begitupula jika mengenai Kain, misalnya Baju atau Celana. Segera dicuci. Karena Paederin yang meresap ke dalam serat kain, masih mampu mengiritasi Kulit yang terkena. Kira-kira mirip getah gitu deh. Ga akan hilang sebelum dicuci. "Jenazah" Paederus segera dibuang jauh-jauh. Karena dalam keadaan tewaspun, tubuhnya masih dapat menimbulkan masalah. Jadi, Hidup atau Mati tetap bermasalah. Apa Yang Terjadi Ketika Kulit Terpapar Paederin ? Seperti yang telah dibahas di atas, Paederin bersifat Asam yang mampu mengiritasi Kulit secara mendalam. Efek Iritasinya lebih hebat dari Haemolymph Semut, Lebah & serangga lain. Bahkan Air perasan Cabai pun tidak seiritatif Paederin (Air Cabai memiliki sifat Iritatif ringan. Itulah sebabnya terasa panas di kulit, namun tidak menimbulkan masalah) Segera setelah terkena Paederin, reaksi pertama pada kulit adalah timbul Kemerahan yang disertai sensasi Panas dan Nyeri ringan. Kadang diikuti gatal. Setelah beberapa saat, biasanya dalam 12 jam, jaringan kulit akan mulai mati karena Iritasi Asam Paederin (Nekrolisis). Diawali dengan timbulnya gelembung kecil pada kulit (Vesikel), yang kelamaan akan menjadi Nanah (Kumpulan jaringan Kulit yang mati), mengeras kasar dan menimbulkan gambaran seperti Jaringan Parut pada permukaan kulit. Besarnya kurang lebih seperti Jerawat deh. Namun jumlahnya banyak dan kecil-kecil. [caption id="attachment_170085" align="aligncenter" width="300" caption="Bentuk Lesi "]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H