Mohon tunggu...
Sofia Firda Iftitah Valianti
Sofia Firda Iftitah Valianti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Suka menjelajah alam dan hobi mendaki

Selanjutnya

Tutup

Trip

Gunung Wilis yang Eksotik Via Pudak Ponorogo

29 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 29 Agustus 2024   12:03 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Gunung Wilis adalah sebuah gunung berapi (istirahat) yang terletak di Jawa Timur. Memiliki ketinggian 2.563 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan termasuk dalam wilayah enam kabupaten yaitu Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Trenggalek.

Gunung Wilis adalah gunung berapi aktif tidur, yang masuk urutan ketiga tertinggi di Jawa Timur setelah Gunung Arjuno dan Gunung Semeru. Gunung Wilis bisa didaki dari berbagai lokasi sesuai wilayah yang dinaunginya. Salah satunya adalah jalur via Desa Pudak Wetan, Ponorogo.

Sebenarnya ada beberapa jalur pendakian Gunung Wilis yang cukup populer untuk melakukan pendakian, di antaranya dari Kediri, Nganjuk, dan Madiun. Namun, jika ingin melakukan pendakian dari wilayah Ponorogo bisa dilakukan lewat Desa Pudak Wetan, yang keindahan jalurnya tak kalah menarik. Jalur Ponorogo merupakan jalur yang lebih menantang dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 7-8 jam untuk mencapai puncak.

Jalur pendakian Gunung Wilis jalur Ponorogo melewati tiga puncak, yaitu Puncak Batas 2, Puncak Trangulasi, dan Puncak Limas. Puncak Gunung Wilis merupakan tempat yang sangat indah untuk melihat pemandangan alam semesta wilayah 6 kabupaten. Jika cuaca cerah, dari puncak Wilis dapat melihat hamparan pegunungan lain berupa punggung-punggung naga yang menakjubkan, lembah, dan kota-kota di sekitarnya.

Pendakian jalur Liman via Pudak Wetan dikelola Paguyuban Hargo Wilis. Bisa dilihat di Instagram @paguyubanhargowilis, pihak paguyuban hargo wilis menyarankan agar pendaki tidak coba-coba jalur ini tanpa porter atau tour guide. Jalur pendakian disana masih sangat asri dan sepi. Jika akan mendaki, pendaki akan melewati ladang penduduk. Setelah itu, jalur akan menanjak dan melewati hutan lindung lebat kawasan perhutani.

Suara satwa satwa liar akan terdengar mengiringi perjalanan, suara burung, monyet dan beberapa jejak kaki hewan ber kaki 4 (empat) dapat ditemui di perjalanan. Biasanya saat diperjalanan banyak berjumpa dengan kawanan monyet /lutung lagi asik bermain di pepohonan besar. Pepohonan tua berlumut dan besar juga banyak ditemui di perjalanan termasuk tanaman-tanaman beracun yang tidak boleh disentuh oleh bagian tubuh manusia juga banyak tersebar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun