Geologi adalah cabang ilmu kebumian yang mempelajari Bumi beserta isinya, termasuk material, struktur, kerak bumi, serta sejarah dan evolusinya. Paradigma integrasi Islam dan ilmu sosial humaniora dalam geologi bertujuan mengharmonikan nilai-nilai keislaman dengan studi geologi sebagai ilmu alam. Hal ini diwujudkan dengan memahami geologi tidak hanya secara ilmiah, tetapi juga melalui perspektif spiritual, sosial, dan etika. Dalam konteks ini, geologi menjadi lebih dari sekadar pengetahuan teknis, melainkan juga sarana untuk memperdalam pemahaman tentang kebesaran Allah, menjaga keseimbangan ekologis, serta memberikan manfaat sosial yang berkelanjutan bagi umat manusia. Pendekatan epistemologi dalam geologi mencakup tiga aspek utama, yaitu bayani, burhani, dan irfani, yang menjelaskan hubungan antara ilmu, akal, dan keimanan:
Pendekatan Bayani
Dalam Islam, Al-Qur'an mengandung beberapa ayat yang berkaitan dengan ilmu geologi, yang sering menyinggung tentang penciptaan bumi, gunung, lapisan tanah, dan siklus alam. Beberapa di antaranya adalah: (QS. An-Naba': 6-7).
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menjadikan bumi sebagai tempat yang stabil dan gunung-gunung sebagai “pasak” atau penstabil bumi, yang dapat dihubungkan dengan konsep geologi mengenai peran gunung dalam menjaga kestabilan kerak bumi.
Pendekatan Burhani
Penerapan QS. An-Naba': 6-7 dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan melalui pendekatan burhani (rasional), yang menghubungkan kandungan ayat dengan ilmu pengetahuan dan praktik nyata:
a. Kesadaran akan Stabilitas Bumi
Gunung disebut sebagai "pasak" yang menstabilkan bumi. Dalam geologi, ini sesuai dengan peran gunung dalam menjaga keseimbangan lempeng tektonik dan mencegah pergeseran besar yang bisa menyebabkan gempa besar. Ayat ini mengajarkan manusia untuk menjaga lingkungan sekitar gunung agar tetap lestari.
b. Konservasi Lingkungan Gunung
Gunung memiliki fungsi ekologis, seperti sebagai daerah resapan air, habitat ekosistem, dan penjaga kestabilan tanah. Manusia diingatkan untuk tidak merusak gunung melalui deforestasi, penambangan ilegal, atau eksploitasi berlebihan, yang dapat memicu longsor, banjir, atau bencana lainnya.