Mohon tunggu...
Leny Ramadani
Leny Ramadani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya manusia biasa

Seorang wiraswasta yang hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebahagiaan Itu Bersumber dari Diri Kita Sendiri dan Bersyukur

9 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 17 Agustus 2021   18:31 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang kita mencari kebahagiaan di luar diri kita, seperti misalnya kita menginginkan kekayaan, popularitas, jabatan yang tinggi, pasangan yang ideal, teman yang banyak, dan lain sebagainya. 

Kita menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal eksternal dalam diri kita. Jika kita tidak dapat meraihnya, maka diri kita akan sedih dan kecewa. Sehingga hidup kita selalu di isi hal-hal eksternal tersebut, kita selalu berusaha untuk meraihnya sekuat tenaga. 

Hari- hari kita dijalani tanpa kebahagiaan karena kita merasa belum mencapai yang kita inginkan tadi. Walaupun kita gagal berkali-kali untuk mencapai kebahagiaan semu tersebut, kita selalu berusaha. 

Bahkan kita menjadikannya sebuah obsesi hidup. Kalau kita tidak kaya, maka kita tidak bahagia. Kalau kita tidak populer, maka kita tidak bahagia. Kalau kita tidak punya pasangan yang ideal, maka kita tidak bahagia. Kalau kita tidak punya teman yang banyak, maka kita tidak bahagia. Dan hal- hal lainnya.

Dan terkadang kita harus kehilangan segalanya dulu agar kita sadar bahwa kebahagiaan bukan ditentukan oleh hal- hal eksternal.


Demi mencapai obsesi hidup kita tadi, kita sadar atau tidak sadar terkadang harus kehilangan hal yang penting bagi diri kita. Seperti misalnya kita malah terlilit hutang, karena ketamakan kita akan harta. Kita menjadi dibenci, karena kita ingin begitu dicintai dan populer di antara teman- teman. 

Kita malah di penjara, karena kita tersangkut kasus korupsi pada jabatan yang tinggi yang ingin kita capai. Kita bertengkar dengan pasangan, karena terlalu berharap pasangan kita menjadi seperti yang kita inginkan dan ideal menurut kita. Kita malah di jauhi teman- teman karena cara bergaul kita salah, padahal yang kita inginkan adalah mempunyai banyak teman. Dan masalah- masalah lain yang kita timbulkan dalam mengejar kebahagiaan.

Padahal jawabannya ada pada diri kita, bahwa kebahagiaan itu bersumber dari diri kita sendiri dan tak lupa bersyukur.

Kita memegang kendali atas kebahagiaan kita, kita yang memutuskan  untuk bahagia pada waktu, tempat, dan saat ini juga.

Kita dapat bahagia semudah memencet tombol 'ON' pada hati kita, maka kita dalam keadaan bahagia mode: on. Putuskanlah bahwa Anda bahagia sekarang tanpa embel- embel.

Anda bisa memilih kaya hati dulu sebelum kaya harta, populer di kalangan langit dulu, baru populer di kalangan teman-teman Anda, punya jabatan yang tinggi sebagai pemimpin diri sendiri sebelum punya jabatan yang tinggi sebenarnya, Anda bisa menjadi pasangan yang ideal dulu sebelum menginginkan mempunyai pasangan yang ideal, Anda bisa memilih jadi teman bagi diri sendiri dulu sebelum mempunyai teman yang banyak, dan hal-hal lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun