Mohon tunggu...
Leny Wijayanti
Leny Wijayanti Mohon Tunggu... lainnya -

menulis itu bukan tentang bagaimana mengawali tulisan tapi bagaimana mengakhiri tulisan itu sehingga si pembaca tersentuh :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sapi Australia Vs. Tenaga Kerja Indonesia

10 Juni 2011   01:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:41 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir bulan Mei 2011, Australia meradang karena mengetahui kenyataan pahit bahwa sapi-sapi mereka "disiksa" di salah satu rumah potong di Indonesia. Pada sebuah rekaman penyembelihan sapi yang ditayangkan di program ABC’s Four Corners Senin malam, 30/5/2011, terlihat sapi Australia rata-rata dipotong di tenggorokannya 10 kali, padahal mestinya hanya satu sayatan. Tak hanya itu, hewan-hewan itu juga mengalami kekerasan lain.

Keesokan harinya pihak Kementrian Pertanian Australia langsung memberikan pernyataan dan perintah untuk membatalkan seluruh dokumen terkait pengiriman sapi ke rumah jagal tersebut. Secara pribadi, saya sendiri tidak terlalu memikirkannya karena saya tidak ada hubungan secara langsung dengan per"sapi"an ini. Tapi saya mengacungkan jempol untuk tindakan pemerintah Australia yang tegas dalam hal menolak adanya penyiksaan binatang. Wah sapi aja diperlakukan demikian istimewanya, walaupun untuk disambelih, Australia tidak ingin sapinya disiksa.

Kita pulang ke negeri sendiri, bukan untuk melihat sapi Indonesia, tapi untuk melihat Tenaga Kerja Indonesia. Ya, mereka yang katanya pahlawan devisa tapi tidak dapat perhatian lebih dari pemerintah kita. Lantas apa hubungannya antara sapi Australia dengan tenaga kerja Indonesia?

Sebelum saya lanjutkan, saya minta maaf terlebih dahulu, dengan tulisan ini saya tidak ada bermaksud untuk menyamakan derajat manusia dengan binatang, dalam hal ini sapi.

Persamaan pertama dari keduanya, sapi Australia dan tenaga kerja Indonesia sama-sama di"export" bedanya bila sapi untuk dipotong, tenaga kerja untuk dipekerjakan.

Persamaan kedua, sebagian dari sapi Australia dan tenaga kerja Indonesia sama-sama disiksa di negara tujuannya, tapi bedanya yang paling mencolok antara sikap Australia dan Indonesia terkait penyiksaan ini sangat mencolok. Dimana pihak Australia langsung membatalkan seluruh dokumen terkait pengiriman sapi-sapi mereka. Sedangkan pemerintah Indonesia, tidak tegas untuk menyelesaikan masalah penyiksaan itu dan terkesan masih setia mengirim warganya untuk di siksa di negara lain.

Saya jadi berpikir, sepertinya daripada saya menjadi TKI lebih baik saya menjadi sapi Australia :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun