Mohon tunggu...
Lentera Pustaka
Lentera Pustaka Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Pegiat literasi yang peduli terhadap gerakan literasi dan pendidikan anak di Indonesia. Hanya untuk berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan, salam literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Emang Teman Sering Makan Teman, Jagalah Privasi

5 Januari 2025   20:39 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:39 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas motor baca keliling (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

Ini soal gaya hidup, soal cara berhubungan dengan orang lain. Berhentilah memberi tahu tentang diri kita. Sebab bila kita berhenti memberi tahu siapapun atau teman- teman setiap detail tentang hidup kita, maka musuh kita akan kelaparan informasi. Cek saja di status WA kita, selalu ada orang yang melihat tapi tidak terlihat hahaha.

Berhentilah memberi tahu tentang kita. Agar tidak ada gosip untuk berkeliling. Biarkan musuh-musuh kita lapar. Lalu terus berjuang mencari tahu apa yang kita kerjakan. Istilahnya, biarkan sang musuh "mengintip" laju orang lain.

Kenapa? Sadarilah, tidak semua orang yang kita anggap teman sebenarnya adalah teman. Bisa jadi, tampak depan beda dengan tampak belakang. Apa yang diucapkan bisa beda dengan hatinya. Terkadang, tidak sedikit yang berpura-pura bersama kita. Padahal, hanya untuk memberi makan rasa laparnya. Kira-kira begitu.

Ada yang bilang, teman sering makan teman. Maka jagalah privasi kita. Berteman memang baik. Namun berhati-hatilah dengan siapa yang kita sebut teman. Karena salah satu musuh paling menakutkan di dunia adalah orang-orang yang berpura-pura menjadi teman. Orang-orang yang tadinya bukan apa-apa, lalu setelah jadi apa-apa justru "membalikkan punggung". Teman sering makan teman, begitu kata kawan saya.

Berhentilah memberi tahu. Apalagi pada teman yang gampang sirik dan iri atas pencapaian orang lain. Apalagi pada teman yang arogan dan sangat subjektif. Hati-hati, bila tidak ingin terjebak pada relasi yang menyebalkan. Apapun dalihnya, mereka tidak senang bila kita maju dan berdaya. Sibuk, hanya mengintip laju orang lain. Atau ngomongin orang, yang sama sekali tidak produktif.

Siapapun boleh punya banyak teman. Tapi ketahuilah, hanya teman yang sirik yang selalu mengusik kehidupan teman lainnya. Sirik itu tanda tak mampu. Bila disiriki, remang saja karena itu tanda kita lebih baik darinya. Menjauhlah sambil tetap bersyukur dan mendoakan kebaikan baginya.

Berhenti memberi tahu dari sekarang. Karena privasi adalah kekuatan yang kita miliki. Apa yang orang tidak tahu, maka mereka tidak dapat merusak kita. Jaga privasi, jaga diri. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi #TamanBacaan

Jagalah privasi kita (Sumber: Pribadi)
Jagalah privasi kita (Sumber: Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun