Mohon tunggu...
Lentera Pustaka
Lentera Pustaka Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Pegiat literasi yang peduli terhadap gerakan literasi dan pendidikan anak di Indonesia. Hanya untuk berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan, salam literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jadilah Orang Beruntung di Taman Bacaan

9 November 2024   07:58 Diperbarui: 9 November 2024   08:06 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktanya, orang pintar masih kalah sama orang yang beruntung. Orang yang sekolah tinggi belum tentu beruntung, Mungkin terllau banyak mikir, terlalu idealis. Tapi beda dengan orang beruntung, rileks saja samabil tiktok-an tiap hari. Sekalipun nggak sekolah tinggi, tapi followers-nya banyak. Orang pintar mikirnya "ada apanya", sedangkan orang beruntung cukup hanya "apa adanya".

Jadilah orang beruntung. Karena orang beruntung selalu ada di posisi yang menguntungkan. Hidupnya apa adanya, hatinya merasa tenteram. Dizolimi orang diam saja, diomongin orang tenang saja. Orang beruntung sering bikin orang pintar "insecure", bahkan nggak sedikit orang pintar yang pengen seperti orang beruntung.

Banyak orang pengen jadi orang beruntung. Kerjanya sedikit tapi tetap digaji besar tiap bulan. Bikin taman bacaan selalu ramai aktivitas dan banyak bantu pula. Dibeasiswai hingga sekolah S3, tanpa biasa sepeser pun. Orang beruntung tahu diri dan rileks aja. Ada orang julid dibiarkan. Ada orang iri didiamkan. Tenang dan hanya mengerjakan apa yang harus dikerjakan aja. Bahkan orang beruntung nggak pernah mau cari "panggung" hanya untuk dipuji orang, apalagi untuk popularitas. Saking banyaknya orang yang ingin jadi orang beruntung, ada yang nyeletuk, "Tolong dong, kalau ada training manajemen keberuntungan, gue pasti ikut. Berapapun bayarannya". Sepertinya keberuntungan memang kesempatan yang langka dan mustahil terjadi di pikiran sebagian besar orang.

Apa iya, beruntung itu mustahil terjadi? Beruntung itu mustahil tercapai? Iya pasti, karean dipikir pakai otak, pakai logika. Mungkin, malah "setengah percaya" sama Tuhan. Jadi, beruntung dianggap sesuatu yang mustahil. Tapi silakan cek saja, kawan atau teman yang selalu beruntung hidupnya. Seperti youtuber, tiktokers yang akhirnya "beruntung". ini beneran tercapai. Normalnya sih nggak bisa diraih tapi nyatanya dapat dan terjadi. Begitulah orang-orang yang beruntung.

Di dunia ini, nggak ada yang mustahil. Semuanya bisa terjadi atas kehendak-Nya. Jangan paksa otak untuk bilang "tidak mungkin". Emangnya siapa kita? Allah bila sudah mau, apapun bisa terjadi. Orang beruntung itu ada dan nyata, seperti orang pintar atau orang sok pintar pun ada. Tapi yang jelas, beruntung itu nggak datang dengan sendirinya. Keberuntungan itu ternyata ada rumusnya.

Apa rumusnya jadi orang beruntung? Cukup taat dan bertakwa kepada Allah. Karena orang yang bertawa akan mendapatkan petunjuk dari Allah. Siapapun bila sudah dituntun oleh Allah, hidupnya pasti berlimpah keberuntungan. Jalannya gampang, dan tidak pernah takut dizolimi orang lain. Meski jalannya berliku atau sulit, tetap aja bisa diatasi. Pada orang yang beruntung, Allah selalu membukakan jalan keluar dan memberikan yang terbaik untuknya. Orang beruntung hanya berbuat baik dan menebar manfaat di mana pun berada.

Mau nggak, jadi orang yang beruntung? Ya, jalani dan praktikkan saja yang Allah senangi. Pasti nantinya disenangkan Allah. Tetap saja kerjakan yang baik dan bermanfaat. Biarkan orang-orang julid dan bersiasat bekerja dengan caranya. Toh, akhirnya tidak akan mempan di hadapan Allah. Perbaiki niak, baguskan ikhtiar, dan berdoalah kepada-Nya. Insya Allah, dDijamin akan bertemu dengan keberuntungan yang tidak pernah ptus.

Beruntung itu bukan kebetulan. Tapi hidup untuk menyenangkan Allah, maka Allah akan senangkan hidupnya. Dan jangan pernah meng-kalkulasi keberuntungan dari Allah dengan otak dengan logika, setinggi apapun sekolah kita. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BacaBukanMaen

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun