Mohon tunggu...
Lentera Pustaka
Lentera Pustaka Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Pegiat literasi yang peduli terhadap gerakan literasi dan pendidikan anak di Indonesia. Hanya untuk berbuat baik dan menebar manfaat melalui buku-buku bacaan, salam literasi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Banyak Milenial Nggak Tahu, Apa Kabarnya Edukasi DPLK?

2 Juli 2024   16:01 Diperbarui: 2 Juli 2024   16:09 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Survei kecil saya membuktikan, 7 dari 10 generasi milenial nggak tahu DPLK. Apa itu DPLK, katanya. Apa benar Milenial nggak tertarik DPLK atau dana pensiun? Atau memang karena edukasi dan kemudahan akses DPLK selama ini terabaikan?

Banyak pekerja atau milenial belum tahu tentang DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). Jangan membeli atau paham, tahu saja tidak tentang DPLK. Maka suka tidak suka, DPLK sebagai program yang mempersiapkan masa pensiun yang nyaman dan sejahtera harus lebih banyak edukasi dan sosialisasi. Apa pentingnya DPLK dan gimana caranya jadi peserta DPLK?

DPLK adalah program yang menjanjikan manfaat pensiun. Tentu, acuannya adalah 1) berapa besar iuran yang ditabung, 2) berapa lama jadi peserta, dan 3) berapa hasil investasi yang diperoleh. Sehingga nantinya, akumulasi iuran DPLK plus hasil investasi selama jadi peserta itulah yang menjadi "hak atas manfaat pensiun" yang diperoleh peserta DPLK. Memang, besar kecilnya sangat relatif. Tapi menabung untuk masa pensiun atau hari tua, harusnya dimulai sejak dini. Karena cepat atau lambat, siapapun pasti akan pensiun. Masalahnya, seberapa dana yang kita miliki saat pensiun nanti?

Maka kata kunci DPLK adalah 1) edukasi yang berkelanjutan dan 2) kemudahan akses untuk membeli DPLK. Karena hari, masih banyak orang yang sudah paham DPLK tapi masih sulit akses untuk membeli DPLK. Ke mana dan di mana membeli DPLK secara online atau di marketplace?

Edukasi DPLK, boleh jadi adalah "pekerjaan rumah" terbesar untuk mengkampanyekan pentingnya dana pensiun bagi pekerja dan generasi milenial. Harus diakui, edukasi DPLK belum masif. Pentingnya edukasi DPLK pastinya untuk mengubah pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu lalu paham pentingnya dana pensiun. Bila sudah paham, maka harus didukung oleh "kemudahan akses" untuk membeli adana pensiun. 

Pekerja di Indonesia jumlahnya ratusan juta. Generasi milenial pun saat ini menjadi populasi terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Katanya mereka disuruh mempersiapkan hari tua atau masa pensiun. Masalahnya, siapa yang edukasi mereka tentang DPLK?  Di mana pula mereka bisa membeli DPLK? Datang ke customer service atau beli online?

DPLK itu penting, mungkin semua orang sudah tahu. Tapi kenapa DPLK dan di mana membeli DPLK, itu juga hal yang harus dijawab. Karena itu, edukasi dan kemudahan akses memiliki DPLK jadi penting dikedepankan. Apa iya, pekerja dan generasi milenial tidak peduli masa pensiun?

DPLK, harus diakui, adalah kendaraan yang paling pas untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Karena DPLK memberi tiga keuntungan: 1) adanya kepastian dana yang cukup untuk masa pensiun atau hari tua, 2) ada hasil investasi yang optimal selama jadi peserta karena sifatnya jangka panjang dan 3) ada fasilitas pajak saat manfaat pensiun dibayarkan. Sehingga pensiunan nantinya akan tetap punya penghasilan secara bulanan sekalipun sudah tidak bekerja lagi.

Gaya hidup oke, pensiun pun punya. Daripada kebanyakan ngopi atau nongkrong kan lebih baik menyisihkan sebagian gaji untuk masa pensiun. Maka ke depan, edukasi DPLK harus terus digenjot dan kemudahan akses beli DPLK harus direalisasikan. Agar kerja yes, pensiun oke. Salam #YukSiapkanPensiun #EdukatorDPLK #EdukasiDanaPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun