Mungkin ada kata-kataku yang menoreh perih di hatimu, atau mungkin ada tindakanku yang cukup tidak berkenan. Itu letak kekurangan manusia, yang tak pernah dikaruniai kelebihan dalam hal ini. Karena di mana ada manusia, di situlah letak kesalahan ada.
Kesalahanku hanya pada saat berbuat, tapi lihatlah dirimu. Benarkah engkau tidak pernah melakukan? Tidak adakah hal yang bisa membuatmu juga bersalah?
"Tidak. Bukan itu masalahnya! Tapi berat rasanya mengikhlaskan rasa pahit yang disengaja oleh orang lain. Karena rasanya sudah berbeda dari sebelumnya."Â Benar kah?
"Aku kecewa."
"Aku sakit hati."
"Aku tak mempercayainya lagi."
"Sudah tidak bisa diperbaiki."
Benarkah? bukankah itu sebutan untuk sebuah dalih? Benarkah alasan itu tepat untuk tidak memberi maaf?
Nabi pernah dilempari kotoran, diludahi, difitnah, bahkan akan dibunuh. Tidakah dalih diatas cukup untuk membuat Nabi marah? benci? Tapi apa Nabi menggunakan itu untuk tidak memaafkan?
Jelas tidak. Mengapa? karena Nabi merasa dirinya punya banyak salah meski semua kebaikannya telah dijamin oleh Allah.
Tidakah kita malu? tidakah kita merasa sombong dengan itu? karena kita tidak berkenan untuk memaafkan.