Mohon tunggu...
lentera di bukit jimbaran
lentera di bukit jimbaran Mohon Tunggu... profesional -

lahir di jakarta, tumbuh, malang melintang dalam kehidupan metropolis jakarta dengan segala hiruk pikuknya dan ketika orde baru tumbang lalu hijrah ke Bali, sampai sekarang. senang menulis apa saja, mengolah kata-kata menjadi kalimat-kalimat dan paragraf, selain untuk ungkapkan rasa dan pikir, juga dalam rangka karsa-nya sebagai lentera, berbagi terang yang menghangatkan kepada sekitar. saat ini masih tetap berproses menjadi \\\"manusia yang adaptable, understanding, dan rahmat bagi alam semesta\\\".

Selanjutnya

Tutup

Catatan

selir hatimu

3 Juni 2012   10:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:27 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, saat tergeletak di rumah sakit pasca operasi histerektomi, gue bisa ikutan sekedar menikmati acara televisi lokal meski yang gue suka acara komedi dan lagu-lagu aja.

Ada satu lagu, yang judulnya kok menggelitik hati gue: 'selir hati'. Bait pertama dan kedua, emang rada gak 'nyambung' dengan refrain-nya. Tapi gue gak lagi menganalisis lagu, mau pinjem lirik refainnya aja;

"aku rela, oh aku rela, bila aku hanya menjadi selir hatimu untuk selamanya, oh aku rela, ku rela...".

Nah, beberapa waktu kemudian, seorang teman perempuan kirim inbox gue dan curhat tentang persoalan hidupnya, begini:

-----

W: "Mencintai berarti memahami dan memaafkan" note by lentera, seuntai kalimat bijak tapi memiliki makna yg sangat luas. Sekarang tolong kasih pencerahan buat gue, secara gue emang lagi butuh-butuhnya neh.

Kalo kita menyayangi seseorang, mungkin belum mencintai (beda gak si...?) lalu saat gue tau ternyata dia lagi dekat dgn "seseorang", muncul rasa cemburu, berusaha memahami bahwa mereka hanya berteman, tapi tetap aja gak bisa dipungkiri rasa itu selalu mendominasi hati. That's mean kita belum mencintai seperti note lentera yah..??

L: kalo lo msh blm terikat secara hukum dengan orang itu, ya jangan impulsif lah, teman. tanya ke dia tanpa emosi, hubungan dengan temannya itu bagaimana. Lo bilang gini: "daripada aku salah tuduh dan sia2 terbakar cemburu, serta buang waktu nunggu kamu, tolong jalaskan bagaimana kamu dengan si anu". Lo bilang gitu sambil canda, jangan kayak di sinetron terlalu emosional dan didramatisir.

kalo dia bilang gak ada apa2 (biasanya begitu), lo bilang lagi; "apa ya, yang gak ada di aku tapi ada di dia, supaya aku bisa tetap dekat sama kamu. supaya aku bisa perbaiki diriku karena aku ingin kamu senang. aku ingin kamu senang karena aku sayang kamu", lagi2, katakan dengan tenang, subyeknya adalah diri lo, bukan dia atau temannya. Taman, lo kan dulu masuk nominasi aktris terbaik waktu kita kuliah sanggar sastra, pasti lo bisa. he he he... anggap aja dia itu pelanggan toko lo yang lagi nyoba belanja di toko baru, jadi lo perlu tau 'layanan' apa di toko itu yang gak ada di lo tapi mampu menyenangkan pelanggan lo.

Menurut gue, sayang pasti diiringi cinta dong, teman. spt kata rahman dan rahim, dua sifat allah yang selalu beriringan. cemburu itu pasti ada dalam dua kata itu, karena ada rasa 'memiliki', seperti kanak2 yg merasa memiliki mainan dan marah ketika mainaannya direbut atau diminta.

rasa memiliki kita, orang dewasa, mestinya beda. dalam arti kesadaran bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini bukan milik kita tapi milik-Nya, maka ketika mereka hilang, pergi, musnah, kita harus bisa menerimanya. emang gak gampang. kalo barang hilang aja bikin kita nangis dulu, apalagi orang. Tapi meskipun yang kita cinta itu, 'milik sementara' kita aja, kita juga perlu merawatnya, kan? Tentu dengan cara 'memahami dan memaafkan', supaya dia bisa tetap 'sementara' jadi 'milik' kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun