Proses Adaptasi Mahasiswa Baru dengan Sistem Perkuliahan
Mahasiswa adalah seseorang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, baik universitas, institut, politeknik, dan sejenisnya. Perguruan tinggi merupakan wadah di mana seorang akademisi atau pendidik berperan sebagai fasilitator dalam menyalurkan pengetahuan serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap topik yang dipelajari oleh sekelompok mahasiswa. Interaksi antara kedua pihak ini disebut perkuliahan, yang mencakup berbagai metode pembelajaran dengan tujuan untuk membangun keterampilan kritis dan analitis mahasiswa. Sistem perkuliahan jika dibandingkan dengan kegiatan belajar-mengajar (KBM) di sekolah memiliki perbedaan yang cukup drastis, baik dari segi materi yang diberikan maupun tingkat kesulitan tugas yang diberikan. Agar terbiasa dengan sistem perkuliahan, maka mahasiswa harus melakukan beradaptasi. Namun, setiap mahasiswa memiliki cara dan waktu yang berbeda untuk beradaptasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis secara rinci dan aktual untuk mengambil data mengenai proses adaptasi mahasiswa baru.
Pengambilan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara daring (online), dengan subyek penelitian berupa mahasiswa baru angkatan 2023 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA), Universitas Mulawarman. Adapun objek dari penelitian ini yakni (1) jenis kelamin, (2) kondisi adaptasi, (3) waktu yang diperlukan, (4) faktor penghambat, (5) cara adaptasi, (6) kendala perkuliahan, dan (7) proses perolehan nilai yang memuaskan. Dari pengisian angket ini, didapatkan responden kuesioner sebanyak 32 responden, yang kemudian diolah menjadi data ilmiah dan dianalisis secara akurat dan mendetail.
Dari pengisian kuesioner oleh mahasiswa baru angkatan 2023 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam didapatkan responden perempuan sebanyak 28 orang dengan persentase 90,3%, sedangkan untuk laki-laki sebanyak 4 orang dengan persentase 9,7%.
Dari data yang telah didapatkan dapat diketahui faktor-faktor penghambat beradaptasinya untuk mahasiswa baru yaitu 48,4% mahasiswa baru merasa perbedaan sistem penugasan saat perkuliahan, 38,7% mahasiswa baru merasa sulitnya memulai obrolan dengan orang asing atau baru, 25,8% mahasiswa baru merasa kurang nyaman dengan lingkungan baru, 19,4% mahasiswa baru merasa jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan bakat, 16,1% mahasiswa baru merasakan lebih suka menyendiri dan bermain ponsel, 12,9% mahasiswa baru merasa sulitnya perbedaan bahasa sehari-hari yang digunakan, dan 3,2% mahasiswa baru merasa kesulitan materi yang diberikan dan jarak rumah yang cukup jauh dari kampus.


Kendala yang dialami mahasiswa baru dibagi menjadi dua, yakni dari matkul maupun diluar matkul. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan data bahwa 74,2% mahasiswa terkendala dalam mata kuliah, sedangkan 25,8% terkendala pada hal yang tidak berhubungan dengan mata kuliah. Responden yang terkendala pada mata kuliah 73,1% terkendala pada mata kuliah prodi dan fakultas seperti Fisika Dasar, Biologi Dasar, Kalkulus Elementer, dan lain sebagainya. Sementara itu, 26,9% lainnya mengalami kendala dalam mata kuliah wajib seperti Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD), dan lain sebagainya. Dari kuesioner yang sama, diperoleh data bahwa 16 mahasiswa baru atau 51,6% terkendala dalam praktikum, 21 mahasiswa lainnya atau 67,7% kesulitan mengejar materi, dan 3 mahasiswa atau sebanyak 9,7% tidak terkendala sama sekali.

