Mohon tunggu...
LENNY ROSBI RIMBUN PURBA
LENNY ROSBI RIMBUN PURBA Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-STIKes Pertamedika

Dosen STIKes Pertamina Bina Medika (PERTAMEDIKA)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PENERAPAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN ELEKTRONIK DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN SEBAGAI APLIKASI DARI TEKNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN

30 Oktober 2012   16:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12 2796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PENERAPAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN ELEKTRONIK DALAM  PRAKTEK KEPERAWATAN SEBAGAI APLIKASI DARI TEKNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN

Lenny Rosbi Rimbun (NPM. 1106042984)

Mahasiswa S2 Program Magister Keperawatan kekhususan Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan  FIK UI, 2012

Abstrak

Perkembangan ilmu dan teknologi telah memudahkan akses informasi dari seluruh dunia. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi tersebut, dunia Keperawatan semakin mudah untuk mewujudkan profesionalisme dalam pemberian asuhan Keperawatan kepada klien secara cepat, tepat dan akurat. Keperawatan secara profesional adalah Asuhan keperawatan yang berkualitas, dengan memenuhi kebutuhan klien secara holistik. Penggunaan  waktupun  haruslah  seefektif mungkin untuk memberikan caring kepada klien  dibandingkan berkutat dengan kertas untuk menuliskan dokumentasi Keperawatan.  Industri kesehatan terus dituntut untuk memiliki inovasi baru dalam meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan. Karena itulah penerapan teknologi informasi di bidang  keperawatan sangat diperlukan dan dan terus dikembangkan agar dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan seoptimal mungkin. Proses pendokumentasian yang efektif, efisien, akurat dan benar menjadi kunci pelaksanaan proses keperawatan sehingga efektif dan efisien. Dengan mengadopsi catatan kesehatan kesehatan electronic health record (EHR) / electronic nursing record (ENR) / electronic medical record (EMR) / electronic patient record (EPR), maka proses pendokumentasian akan efektif, efisien, akurat dan benar menjadi kunci pelaksanaan proses keperawatan yang efektif dan efisien, dalam upaya  meningkatkan perbaikan mutu. Keyakinan bahwa teknologi akan mendukung cara berpikir kritis perawat dan memberikan informasi yang diperlukan akan  membantu membuat suatu keputusan yang tepat. Menstandarkan alur kerja klinis dan hubungannya dengan komponen dokumentasi dari EHR/ENR/EMR/EPR dapat dipastikan memberikan keberhasilan yang lebih baik dalam upaya peningkatan mutu dan kegunaan sistem informasi khususnya sistem informasi keperawatan sebagai bukti dari outcome yang berkualitas, pencapaian alur kerja perawat, dan penerimaan kegunaan teknologi informasi

Kata kunci : Dokumentasi keperawatan, EHR/ENR/EMR/EPR, Sistem informasi keperawatan.

A.Latar Belakang

Keperawatan adalah salah satu profesi yang berfokus pada respon pasien dan pemenuhan kebutuhannya. Dalam memberikan pelayanan, perawat memberikan asuhan keperawatan yang terangkum dalam satu siklus yaitu proses keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang simultan tersebut akan mendatangkan implikasi terhadap tingkat kepuasan klien. Salah satu ciri profesionalism adalah adanya cara kerja profesional setiap subyek yang ada di dalamnya dan diantaranya didukung dengan dokumentasi yang akurat, jelas, terpercaya dan sah secara hukum.

Dokumentasi keperawatan yang berlaku di rumah sakit saat ini umumnya dilakukan secara tertulis (paper based documentation).Metode ini mempunyai kelemahan yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengisi form yang tersedia, membutuhkan biaya pencetakan form yang cukup mahal, sering hilang atau terselip, memerlukan tempat penyimpanan yang luas dan menyulitkan pencarian kembali saat diperlukan. Disamping itu masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Perawat juga banyak yang tidak tahu data apa yang harus dimasukkan dan bagaimana dokumentasi keperawatan yang benar, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik.

Pencatatan berbasis elektronik telah lebih dahulu dilakukan oleh negara-negara maju, namun di Indonesia baru dilakukan pada dekade 20an dan masih seputar uncomprehensive datas. Terdapat beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah mencoba menggunakan EHR/ENR/EMR/EPR sebatas pada data demografi, diagnosa penyakit, hasil laboratorium dan tindakan khusus, sedangkan catatan keperawatan sendiri masih tetap berada pada lembaran.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur  dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:Pelaksanaan pelayanan kesehatan (Service delivery), produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan (Medical product, vaccine, and technologies), tenaga medis (Health worksforce), system pembiayaan kesehatan (Health system financing), sistem informasi kesehatan (Health information system), kepemimpinan dan pemerintah(Leadership and governance).

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989).Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuantentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

Kemampuan perawat untuk mengelola dan menggunakan sistem informasi penting dalam memperbaiki hasil akhir, mengurangi biaya, dan memperbaiki akses ke perawatan. Menurut Dickerson (2010) bahwa menjembatani gap informasi untuk menjamin keberlangsungan pelayanan keperawatan adalah suatu komponen yang besar dari peran perawat.

Dampak sistem catatan kesehatan berbasis elektronik ini (EHR/ENR/EMR/EPR) menurut Joyce (2010) adalah mencapaiproses perawatan yang lebih efektif.Kemajuan iniakan lebih jauh memperbaiki hasil/catatan kesehatan danmengurangi duplikasi, sehingga merampingkan alur kerjadan mengurangi biaya.

Kemajuan di bidang teknologi informasi ini memberikan keuntungan yang besar bagi profesi keperawatan.   Peran pemimpin perawat sangat dibutuhkan untuk menjadikan teknologi informasi menjadi sangat berguna dalam pelayanan keperawatan.

B.Studi Literatur dan hasil kajian jurnal

1.  Konsep Dokumentasi Keperawatan

Pengertian dokumentasi keperawatan adalah laporan baik komunikasi secara lisan, tertulis maupun melalui komputer untuk menyampaikan informasi kepada orang lain, Kozier (2004).

Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, dokumentasi keperawatan adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan. Setiap pelaksanaan  tugas dalam keperawatan, harus ada bukti yang tercatat dan nantinya bila ada sesuatu yang terjadi bisa ditelusuri semenjak awal daridokumentasi keperawatanyang telah dibuat.

Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang mempunyai nilai hukum.Tanpa adanyadokumentasi keperawatanmaka semua implementasi keperawatan yang telah dilakukan oleh tiapperawattidak akan mempunyai nilai dan makna dalam tanggung jawab dan tanggung gugat. Dokumentasi keperawatan adalah 'bukti otentik' yang dituliskan dalam format yang telah tersedia dan dibubuhi dengan inisial dan tanda tangan / paraf namaperawat dan juga menyatu dalam rekam medis pasien.Dalam pelaksanaanasuhan keperawatanpada pasien, maka setiap langkah dari proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian, penentuandiagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan harus masuk dalam dokumentasi keperawatan.

Sistem Informasi Keperawatan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan pendekatan Standar Nursing Language (SNL) saat ini telah menjadi kebutuhan bagi profesi keperawatan dan telah menjadi salah satu jawaban dalam menghadapi tantangan era globalisasi. Sistem Informasi Keperawatan dengan memanfaatkan teknologi jaringan komunikasi (network) dan sistem informasi akan secara cepat, tepat, dan akurat menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen keperawatan di rumah sakit guna pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Keperawatan (SIKep) adalah sistem informasi dengan pendekatan ilmiah dan menggunakan system pakar yang dapat membantu rumah sakit khususnya profesi perawatan dalam mencapai sasaran utama sebagai berikut:

a.Memberikan nilai tambah dengan meningkatkan efisiensi, kemudahan operasional dan adanya standar praktek keperawatan yang baik dan benar.

b.Mendukung proses dokumentasi yang auditable dan accountable.

c.Mendukung pemasaran jasa pelayanan ruma sakit dengan meningkatkan mutu, kecepatan, kenyamanan, kepastian biaya, bahkan citra (prestise) pelayanan.

d.Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen dan profesi perawatan.

e.Mendukung kerja sama, keterkaitan dan koordinasi antar bagian dalam rumah sakit.

f.Meningkatkan pendapatan rumah sakit dari komponen profesi perawat.

EHR/ENR/EMR/EPR adalah kumpulan sistematis informasi kesehatan pasien berbasis elektronik yang terhubung dan terintegrasi dengan sistem informasi dalam jejaring rumah sakit. bermacam data dapat dimasukkan untuk mempermudah akses baik oleh tim kesehatan maupun pasien, data tersebut meliputi data demografi, riwayat medis, pengobatan, hasil uji laboratorium dan radiologi, proses keperawatan, discharge planning dan bahkan informasi penagihan.

Sistem EHR/ENR/EMR/EPR ini memberikan keuntungan antara lain: 1) penurunan biaya baik biaya oleh pasien maupun administrasi rumah sakit karena semua tersimpan dalam sistem tanpa sheet, 2) meningkatkan kualitas pelayanan, pelaksanaan sistem ini akan membantu mengurangi penderitaan pasien karena kesalahan medis dan ketidakmampuan para analis untuk menilai suatu kualitas kesehatan, 3) mendukung bukti pengobatan, artinya pasien dengan leluasa mendapatkan pengetahuan tentang praktik medis yang efektif, 4) menjaga catatan dan mobilitas pasien, dengan sistem ini akan mempermudah klien mengakses seluruh kebutuhan bahkan sampai janji pengobatan dan perawatan serta mengikuti suatu prosedur

Sebagai suatu sistem, EHR/ENR/EMR/EPR ini mempunyai kerugian diantaranya 1) membutuhkan banyak waktu untuk memahami cara memasukkan data, 2) biaya banyak untuk menyediakan provider dan staf tekhnologi termasuk kemungkinan menurunkan cost dokter dan perawat.

Menurut Joyce Sensmeier (2010) Kesuksesan mengadopsi teknologi informasi dan inovasi bergantung pada manjemen yang mengerti pentingnya menciptakan sebuah pencatatan kesehatan elektronik (EHR/ENR/EMR/EPR) yang berfokus pada pasien dengan komitmen untuk menyediakan kualitas pelayanan yang bermutu.

2. Kajian Jurnal

Pemberian asuhan keperawatan diperlukan efektifitas dan efisiensi agar tujuan pelayanan dapat tercapai. Saat ini telah banyak bukti yang mendukung bahwa inovasi pencatatan dengan elektronik sangat berdampak positif bagi keperawatan, berikut dapat dilihat pada beberapa artikel penelitian di jurnal-jurnal kesehatan:

a. Building an innovation Electronic Nursing Record pilot structure with nursing clinical pathway (Angelica at.al, 2006) menyatakan dalam proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahapan yang dibutuhkan  perawat dalam mengelola banyak data dan informasi sedangkan jumlah perawat yang ada tidak seimbang, hal ini membutuhkan keterampilan agar cakap/mampu dalam menyusun perencanaan dan melakukan proses yang efektif efisien dan benar. Dengan menggunakan tekhnologi computer maka akan menghasilkan kualitas pelayanan yang baik, berpusat pada pasien dan perawatan kesehatan yang efisien. Selain itu dapat mempermudah pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan keperawatan tahap demi tahap. Salah satu sistem yang disusun adalah dengan menyusun struktur pencatatan keperawatan dengan elektronik yang terintegrasi dengan standar keperawatan internasional untuk mendukung kecakapan dan keakuratan perencanaan keperawatan dalam clinical pathway process. Inovasi yang dibuat adalah 1) menganalisa catatan pasien secara retrospektif dan mengumpulkan beberapa diagnosa medis dan clinical pathway terbesar dan tersering kemudian menyusun tanda dan gejalanya sehingga muncul suatu diagnosa keperawatan, 2) mengintegrasikan taxonomy dan code dari NANDA, NIC, NOC, ICNP dengan data yang berhubungan dengan clinical pathways di atas, dan 3) menyusun inovasi ENR yang meiputi pengkajian, diagnosa, perencaan dan pencatatan keperawatan. Struktur ini disusun dari psasien masuk rawat sampai dengan discharge planning.

b.  Computerized nursing process in critical care unit using the ICNP-Beta 2 (Sasso, et al, 2006) menjelaskan bahwa proses keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah secara asertif untuk mengidentifikasi masalah pasien. Di CCU di dapatkan perawatan yang kompleks, perubahan kondisi klinis pasien yang selalu berubah secara konstan dan meningkatnya informasi pasien dimana akan mempengaruhi proses keperawatan dan kualitas perawatan. Dilakukan pendokumentasian proses keperawatan dengan menggunakan ICNP Beta 2 meliputi perencanaan, perkembangan, modifikasi hal penting dan evaluasi proses. Dengan pendokumentasian menggunakan sistem di atas maka memungkinkan adanya modifikasi evaluasi, mudah ditegakkan, informasi keperawatan lebih jelas dan dapat mempercepat deteksi kesalahan. Sistem informasi ini pada dasarnya akan membuat perawat secara eksplisit dapat mengambil keputusan klinis terhadap pasiennya.

c. Analysis of electronic nursing record based on the ICNP(Chung, 2006) menitikberatkan pada penggunaan sistem ENR setelah sekian lama menggunakan pendokumentasian keperawatan secara naratif dengan menggunakan kertas. Penelitian ini dilakukan di RS Bundang Seoul, mereka menganalisa pendokumentasian keperawatan secara naratif berdasarkan lembaran pada pasien bedah dibandingkan dengan ENR sistem. Ditemukan bahwa ternyata mereka membutuhkan konsep baru pada ICP untuk meningkatkan ekspresi pada catatan keperawatan khususnya dalam mendeskripsikan tindakan keperawatan.

d. E-Nursing documentation as a tool for quality assurance(Rajkovic, 2006) mengatakan bahwa dokumentasi keperawatan merupakan salah satu jaminan kualitas suatu pelayanan kesehatan, hal ini bisa dicapai dengan menggunakan sistem pendokumentasian yang canggih diantaranya dengan menghadirkan model penyediaan data based dan menggunakan software prototype untuk mengatur pendokumentasian keperawatan. Secara umum sistem ini disusun dengan menyediakan data dasar yang terintegrasi dengan diagnosa dan intervensi keperawatan sampai dengan tindakan apa yang harus dilakukan perawat untuk 1 diagnosa. Perawat hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk log in dengan password untuk kemudian meng-klik itrm-item data sampai dengan implementasinya. Ini lebih mudah, efektif dan efisien.

e. New method of realization of nursing diagnosis based on 3N in an electronic medical record system (Kim, 2007) menyuguhkan metode penentuan diagnosa keperawatan berdasarkan Nanda, NIC, NOC dengan menggunakan EMR system. Sistem ini memberikan solusi untuk memutuskan diagnosa mana yang dipilih sesuai dengan situasi variabel yang ada. Proses yang ada dalam sistem tersebut adalah 1) mengumpulkan bermacam-macam diagnosa medis dari seluruh pasien dalam 1(satu) departemen, 2) menyusun perencanaan keperawatan individu dari diagnosa medis tersebut, 3) memilih aktifitas keperawatan yang nyata dari rencana keperawatan, 4) memilih diagnosa keperawatan dari aktifitas keperawatan yang dipilih, 5) menyusun intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan, 6) menambahkan aktifitas keperawatan ke dalam intervensi keperawatan, dan 7) menyusun data dasar dari variabel situasi berasal dari aktifitas keperawatan yang dihubungkan dengan diagnosa keperawatan. Dalam kenyataannya, ternyata aktifitas dan intervensi dalam NIC tidak sepenuhnya bisa dipraktikkan atau tidak sesuai sepenuhnya dengan kondisi lapangan, oleh karena itu dititikberatkan pada diagnosa keperawatan untuk kemudian menyusun aktifitas dan intervensi beserta dengan hasil.

Banyak rumah sakit yang telah menggunakan teknologi informasi keperawatan dan mengambil langkah melibatkan para perawat di dalam semua pembuatan keputusan tentang teknologi informasi dan mengambil langkah luar biasa menunjuk perawat tertentu untuk  memimpin  suatu upaya untuk mencapai dan menjaga status hospital magnet (Anderson.H, 2008).

3.   Hasil Kajian Jurnal

Berdasakan hasil penelitian diatas didapatkan :

a. Persepsi pasien positif terhadap sistem ini dengan meningkatnya perhatian dan ketertarikan terhadap implementasi EHR/ENR/EMR/EPR, setuju adanya model sharing data via  EHR/ENR/EMR/EPR walau pada awalnya terjadi penurunan privacy, dan pasien setuju diberlakukannya EHR/ENR/EMR/EPR untuk data dirinya karena memberikan banyak pengalaman dan informasi; mendatangkan banyak keuntungan; berkontribusi terhadap peningkatan keamanan medis/kesehatan, improving patient safety, dan mendatangkan hubungan yang kooperatif antara rumah sakit dan pasien.

b. Terdapat perubahan waktu yang signifikan, yaitu waktu lebih pendek dan singkat dalam menunggu konsultasi (30-60’ menjadi 10-30’), waktu konsultasi (10-15’ menjadi 5-10’) dan total waktu dari datang dan pergi dari rumah sakit (dari 90-120’ menjadi 60-90’ dan akhirnya menjadi 30-60’). Pasien juga puas dengan sikap pelayanan dari tenaga medis, hanya 5% saja tidak puas.

c. Pasien merasa lebih jelas (92-96%) dengan penjelasan yang diberikan karena menggunakan layar yang memungkinkan pasien bisa melihat sendiri, dan ternyata komplain berkurang akan lahan parkir; ruang konsultasi; lokasi meja administrasi dan fasilitas transportasi.Secara umum klien puas dengan keputusan untuk datang kembali ke rumah sakit (68-81%), puas terhadap kualitas pelayanan/perawatan (67-76%) dan puas terhadap harapan pelayanan (63-70%).

d. Alur kerja perawat tercapai dalam desain lingkungan catatan kesehatan ekektronik (EHR/ENR/EMR/EPR) untuk berbagi data dengan rekan yang  terlibat dalam memberikan perawatan pada pasien. Alur data dan alur informasi klinik bekerja bersama jelas dan tergambarkan dengan kata lain menjembatani gap informasi untuk menjamin keberlangsungan dari perawatan pasien di mana memiliki informasi  pada waktu,  tempat yang tepat untuk memampukan dokter/klinisian membuat keputusan dan memberikan pelayanan yang bermutu.

C.Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

Proses keperawatan adalah tindakan independen yang akan berimplikasi pada profesionalitas keperawatan baik di mata profesi sendiri maupun profesi lain dan pasien. Proses pendokumentasian yang efektif, efisien, akurat dan benar menjadi kunci pelaksanaan proses keperawatan sehingga efektif dan efisien.Penyediaan informasi klinik dalam perawatan adalah sesuatu yang sangat vital dalam upaya  meningkatkan perbaikan mutu. Kebutuhan akan keyakinan bahwa teknologi mendukung cara berpikir kritis perawat dan memberikan informasi yang diperlukan akan  membantu membuat suatu keputusan yang tepat. Penggunaan Electronic Health Record (HER) / Electronic Nursing / Record(ENR) /Electronic Medical Record(EMR)/Electronic Patient Record(EPR)merupakan satu pilihan yang efektif untuk mendokumentasikan proses keperawatan dibandingkan dengan pendokumentasian secara naratif di kertas karena banyak mendatangkan keuntungan baik dari sisi waktu, biaya, peningkatan kemampuan, kepuasan klien, sikap perawat, lingkungan, sinergisitas dengan tenaga kesehatan lain dan terhadap profesi.

Inovasi ini menjadi titik tolak pelaksanaan asuhan keperawatan yang profesional sehingga waktu untuk bertemu dengan pasien dan kolaborasi dengan profesi lain akan semakin meningkat sehingga tingkat kepuasan dari berbagai pihak pun akan terpenuhi.

Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang penulis dapat sampaikan agar penggunaan teknologi informasi bermanfaat bagi pelayanan baik itu untuk tenaga kesehatan / keperawatan maupun untuk pasien yang menerima layanan yaitu:

1.Seluruh personil yang ada di rumah sakit atau yang ada di pusat pelayanan kesehatan hendaknya menyadari betapa pentingnya pengembangan teknologi system  informasi kesehatan khususnya sistem informasi keperawatan.

2.Direkomendasikan kepada manajemen rumah sakit untuk melakukan studi analisis tentang kebutuhan dokumentasi keperawatan yang mendukung efektifitas pelaksanaan proses keperawatan atau Tim/pimpinan teknologi informasi keperawatan perlu mengidentifikasi teknologi informasi yang sesuai yang akan diterapkan dalam lingkup keperawatan.

3.Penerapan sistem ini untuk tahap awal tidak perlu dilakukan pada semua bagian, tetapi cukup pada beberapa bagian sebagai pilot project untuk kemudian dapat dievaluasi kembali.

4.Pembekalan terhadap perawat akan kemampuan penggunaan sistem ini sangat dibutuhkan sehingga tujuan tercapai, disamping peningkatan pengetahuan dan kemampuan dalam hal teknologi informasi khususnya teknologi informasi keperawatan.

5.Selain peningkatan kemampuan di bidang keperawatan, perlu kiranya adanya staf khusus baik dari profesi lain atau perawat sendiri untuk benar-benar menguasai sistem informasi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Building an Innovation electronic Nursing Record Pilot Structure with Nursing Clinical Pathway. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press.

Choi, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Users’ Satisfaction on the Electronic Nursing Record System. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press

Chung, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. An evaluation of the Time for Nursing Activity in a Hospital using a Full electronic Medical Record System (EMR). H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press.

Chung, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Analysis of electronic Nursing Records based on the ICNP.  H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press.

Dickerson. Audrey E. and Joyce Sensmeier (2010) Sharing data to ensure continuity of care, Nursing Management article.

Green and Thomas. Pediatric Nursing Journal. May-June 2008. Vol. 34. No. 3. Interdiciplinary Collaboration and the Electronic Medical Record. Continuing Nursing Education Series.

Kim, et. al. (2007). MEDIINFO 2007 Journal. New method of realization of Nursing diagnosis Based on 3N in an Electronic Medical Record System. IOS Press.

Kozier, et al., (2004). Fundamentals of nursing: concepts process and practice, fourth edition.Addison Wesley. California

Koide, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Evaluation of Electronic Health Records from Viewpoint of  Patients. H.A. Park et. al. (Eds.). IOS Press

Mitchell, et. al. (2009). Advances in Information technology and Communication in Health Journal. Where is Nursing in the Electronic Health Care Record. J. G. McDaniel. (Ed.). IOS Press.

Rajkovic, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. E-Nursing Documentation as a Tool for Quality Assurance. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press

Sasso, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Computerized Nursing Process in Critical Care Unit Using the ICNP-Beta 2. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press.

Sensmeier. Joyce  (2010). Meaningful use:Making IT matter.Ensure that the right clinical data are captured in the right format at the point of care. IT Solutions.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun