Sudah tidak asing lagi, dalam keluarga setelah anak-anak dewasa, lalu pada menikah. Dan orang tua kembali tinggal berdua dirumah. Â Kebetulan saya dan teman saya, Â sebut saja namanya eva bicara tentang orangtua kami masing-masing. Mamanya eva telah cukup tua dan tinggal berdua dengan kakaknya di kota Medan. Pada waktu itu kita saling bercerita tentang mama kita.Â
Ada satu hal yang menjadi topik menarik tentang seputar orangtua dan panti jompo. Jujur aku bercerita pada eva temanku tentang panti jompo. Â Pertama kali menginjak kan kaki di perantauan, saat itu ada kegiatan keagamaan saya ikut tim berkunjung ke panti jompo.Â
Yang membuat saya kaget, saya mengetahui, melihat dan mendengar bahwa salah satu orang tua yang dikunjungi di panti jompo itu adalah orang tua dari ibu yg ikut dlm tim ini. Saya kaget, mengapa? Karena bagi saya, ibu itu rumahnya cukup besar, cukup mampu, cukup berada, Â gaya hidup super mewah, kok tega ya orangtuanya dimasukkan ke panti jompo.Â
Malam nya saya telpon dan ngobrol sama mama, dgn nada...mama aku lagi sedih, melihat orang disini tega banget sih kirim orangtuanya ke panti jompo. Karena di mintset saya, orang tua yg sudah tua itu kita yang rawat, bukan orang lain, juga bukan panti jompo. Mama ku tertawa kecil disebrang sana. Sambil berkata, kalau dikota besar memang begitu, gak ada yg mau repot merawat orangtua.Â
Bisa terbayang, betapa polos ya cara berpikir saya waktu itu. Karena saya inget dulu, nenek kami sampai masa tuanya kita yang rawat. Â Bahkan saya rela dikirim mama saya untuk terpisah dari orangtua supaya tinggal sama nenek dan bersekolah ditempat nenek.Â
Saya masih ingat, tiap sabtu dan minggu papa saya atau mama saya datang menjenguk saya, sekedar mengajak saya jalan atau beli baju baru. Sampai nenek meninggal saat itu saya kelas 2 SMP.Â
Wajar dalam diri saya tertanam rasanya orangtua, yg sudah tua itu kita yang rawat bukan dikirim ke panti jompo. Saya ingat hukum ke 5 dari 10 hukum taurat, "Hormatilah Ayah Ibumu supaya lanjut umurmu dibumi yang diberikan Tuhan Allahmu kepada mu"
Dan dalam tradisi  budaya batak, belum pernah saya temukan ada orangtuanya dikirim ke panti jompo. Orangtua akan tinggal tetap dirumahnya sampai Tuhan memanggilnya. Siapa yang temani? Biasanya ada cucu yang nemenin, atau slah satu anak yang sudah berkeluarga tinggal dirumah ortu biasanya anak paling kecil (laki-laki).Â
Nah...di zaman modern ini, mulai deh.. orang batak ada yg tertular panti jompo. Satu atau dua orang saya temukan, mereka tega anter orangtua ke panti jompo (saya tidak setuju yah dgn ortu dipanti jompo). Â Karena bagi saya, masa tua orangtua ada ditangan anak-anaknya yang merawat dia.Â
Walaupun terkadang orang tua itu singkat tinggal dirumah anak atau mantunya, gak apa dia tetep tinggal dirumahnya. Dan kita anak-anaknya ada yang tinggal bersama dia dirumahnya, atau cucunya (anak kita) sendiri yg kita kirim tinggal bersama ortu kita. Â
Seperti apa pun sakit, masa tua yang dialami orangtua kita, tetaplah kita anak nya yang harus rawat dia. Bukan orang lain, bukan juga panti jompo.Â