Mohon tunggu...
Lenny Diary
Lenny Diary Mohon Tunggu... Freelancer - Youtuber | Content Creator

Youtuber yang suka menulis. Akun lama Kompasiana hilang, jadinya bikin baru lagi. Youtube : Lenny Diary Blog : https://len-diary.com/ IG : Lenny.diary Twitter : Lenny_diary

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Likupang Pro Pemberdayaan Masyarakat Lokal

23 Februari 2022   15:39 Diperbarui: 23 Februari 2022   15:46 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kamu harus ke Likupang.." seru teman saya ketika saya cerita pernah berkunjung ke Bitung - Sulawesi Utara pada tahun 2016 silam. Saat itu saya terpukau bukan main ketika melihat indahnya pesisir pantai dan laut Sulawesi Utara. "Bitung saja indah sekali, apalagi kalau ke Likupang." begitu teman saya semakin menghasutku.

Apa yang temanku ucapkan tidak salah lagi. Sulawesi Utara memiliki zona Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yakni Likupang yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara – North Sulawesi. Posisi DSP (Destinasi Super Prioritas) Likupang sangat strategis karena berdekatan dengan Bandara Internasional Sam Ratulangi dan Pelabuhan Bitung. Dari Manado, hanya dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam saja untuk sampai di DSP Likupang. 

Perjalanan yang singkat itu langsung terbayar lunas mana kala melihat pemandangan yang hijau dan asri berpadu dengan birunya lautan yang sungguh membuai mata.

Rasanya saya sanggup menghabiskan berjam-jam duduk termenung bermain pasir di Pantai Pulisan. Saya juga bisa mencoba membangkitkan jiwa petualangku dengan trekking naik ke Bukit Pulisan untuk melihat lanskap pantai di depan mata. Syukur-syukur jika hari cerah dan semesta mengizinkan, mungkin saya dapat melihat matahari terbenam kembali ke peraduannya.

Hari-hari di Likupang dipastikan akan selalu berwarna. Island hopping – beach hopping sudah pasti menjadi itinerary yang membuat turis bangun pagi dengan semangat. 

Bagi yang bisa menyelam, Likupang adalah surga yang berada di bawah laut. Ekosistem biota laut di Likupang dikaruniai oleh banyak spesies hewan dan terumbu karang yang langka sehingga sangat cocok bagi penggemar wisata minat khusus seperti diving dan underwater photography.

Potensi Pariwisata di Likupang memang sangat menjanjikan bukan karena alamnya saja, namun juga berkat keramahtamahan dari masyarakat setempat. Para pelaku wisata dan tur operator adalah orang lokal yang mengerti seluk beluk setiap jengkal Likupang. Karakter orang Likupang dan Sulawesi yang ramah dan terbuka pada turis pun membuatku senang jika mendapatkan guide yang rajin bercerita dan mempromosikan daerahnya dengan cara yang menyenangkan. Dari sinilah wisata yang baik terbentuk di mana masyarakat juga ikut andil dalam menjamu wisatawan. 

Naiknya pariwisata di Likupang tidak hanya diharapkan memberikan sumbangsih secara ekonomi namun juga sebagai salah satu bentuk untuk terus melestarikan budaya lokal sehingga tidak punah dimakan waktu. Untungnya Kemenparekraf sangat mendukung dan peduli pada wisata yang berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal. 

Salah satu aksi positif untuk mendukung wisata di Likupang adalah dengan menambahkan berbagai jenis akomodasi mulai dari homestay hingga resor premium di Likupang.

Yang paling menarik buatku adalah Homestay di Likupang ini berada di desa wisata yang tentu saja menjadi poin plus bagi wisatawan karena tidak hanya menumpang tidur dan beristirahat, namun kini turis tidak perlu jauh-jauh lagi untuk merasakan kearifan lokal. Tinggal berdekatan dengan warga dapat memberikan pengalaman berbeda dan pembelajaran langsung seputar sejarah dan budaya yang ada di Likupang. Belum lagi kuliner lokalnya, yang aduhai selalu lezat dan membuat air liurku tak dapat berhenti.

Makanan tradisional di Likupang yang identik dengan makanan laut sangatlah bergizi dan juga selalu segar diolah oleh masyarakat sekitar. Sebut saja Bubur Tinutuan atau nasi kuning dengan menu ikan cakalang yang bisa dijadikan opsi makan pagi atau siang. Setelahnya, masih ada camilan Lalampa atau Panada yang menjadi teman nyemil menyeruput kopi atau teh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun