Pandemi Covid-19 yang mulai terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 silam telah mengubah berbagai tatanan kehidupan masyarakat. Pemerintah tentunya terus berusaha untuk terus menekan peningkatan kasus Covid-19 dengan berbagai kebijakannya.
Adanya Pandemi Covid-19 ini tentunya sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari masyarakat tak terkecuali pendidikan. Sejak maraknya kasus Covid-19 di Indonesia, Indonesia menerapkan pembelajaran secara daring. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yakni belajar dari rumah.
Sudah lebih dari satu tahun Indonesia menerapkan pembelajaran daring. Terdapat beberapa sekolah di Indonesia yang telah terbiasa menggunakan metode daring, namun tidak sedikit pula sekolah yang pertama kali melakukan pembelajaran secara daring. Tentunya diperlukan berbagai adaptasi untuk menghadapi tantangan di masa pandemi ini.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan tinggi tentunya juga harus beradaptasi dengan keadaan. Kini UPI hadir menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Gelombang ke 2. Tema yang diangkat yakni "Kuliah Kerja Nyata Tematik Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka- Pusat Prestasi Nasional".
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dibagi ke dalam kelompok besar yang beranggotakan 30 orang. Lenna Dhita Pamula, salah satu mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN Tematik UPI Gelompang 2 2021 masuk ke dalam kelompok 37 dengan Dosen Pembimbing Lapangan Drs. Tatang Permana, M.Pd.
Pada saat mahasiswa melaksanakan program KKN, wilayah Kuningan sudah mulai menerapkan kembali pembelajaran tatap muka, walaupun belum bisa terlaksana secara utuh. Tetap ada keterbatasan waktu dan materi pembelajaran yang di sampaikan.
SDIT Al Imam awalnya melakukan pembelajaran Blended Learning dengan membagi siswa ke dalam 2 shift, namun karena keadaan sudah semakin membaik, SDIT Al Imam kini telah mencoba pembelajaran tatap muka secara penuh. Namun tetap saja dengan memperhatikan protokol kesehatan yang sangat ketat. Seluruh penduduk sekolah diwajibkan untuk memakai masker, siswa yang baru datang akan di cek suhu badannya, diminta untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk kelas  dan diberi handsanitizer.
Mahasiswa yang melaksanakan KKN di sana pun tentunya mengikuti ketentuan sekolah. Berbagai program literasi dicanangkan di SDIT Al Imam Kuningan.
Terdapat 6 jenis literasi, namun dari ke enam jenis itu mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan program literasi baca tulis, literasi numerasi, dan literasi sains serta 1 jenis literasi pilihan. Mahasiswa memilih literasi digital sebagai program tambahannya.
Literasi baca tulis dilakukan dengan mengajarkan membaca dan menulis secara privat kepada siswa-siswi yang belum bisa membaca serta melalui membaca buku cerita anak untuk di review kembali oleh anak. Selain itu, untuk mendukung program literasibaca tulis, mahasiswa mengadakan open donasi untuk pengadaan buku. Dari program ini, terkumpul banyak buku bacaan anak.
Untuk program literasi numerik, selain siswa diberikan soal-soal hitungan aplikatif, siswa juga diberikan game hitungan mencocokan bilangan. Dimana siswa diminta untuk menococokan antara soal dengan jawabannya yang tepat yang sebelumnya telah di acak. Untuk program literasi sains biasanya anak akan diberikan video animasi memgenai sains. Selain itu juga, anak diberikan soal-soal sains yang aplikatif.
Sedangkan untuk program literasi digital, sasarannya adalah masyarakat umum atau orang tua siswa agar mereka melek digital. Salah satu yang dilakukan dalam program ini adalah pembuatan pamflet mengenai tips aman pinjaman online. Hal ini dilatarbelakangi oleh maraknya pinjaman online digital yang berujung merugikan peminjam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H