Mohon tunggu...
Leni Marlena
Leni Marlena Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersama Pendidikan Matematika Uhamka, SMPN 210 Jakarta Workshop Literasi dan Numerasi untuk Kurikulum Merdeka

27 Juli 2022   21:23 Diperbarui: 27 Juli 2022   21:43 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan Matematika merupakan Program Studi terbaik di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka). Uhamka sendiri merupakan Perguruan Tinggi Islam swasta terbaik di Indonesia dengan akreditasi A. Uhamka juga berhasil meraih posisi Impact Webometrics ke-1 dari 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia-Malaysia. 

Hal ini menunjukkan bahwa Uhamka semakin membuktikan posisinya sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah terbaik.

Mulai tahun 2000 Indonesia berpartisipasi pada studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA). PISA yang diprakarsai oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) merupakan suatu tes yang digunakan unruk mengevaluasi kemampuan siswa di seluruh dunia dalam 3 hal, 

yaitu kemampuan membaca, matematika, dan sains. Sedangkan, TIMSS adalah suatu studi internasional mengenai kecenderungan perkembangan matematika dan sains. Studi ini di oleh International Association for the Evaluation of Educational  Achievement (IEA).

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA, capaian siswa Indonesia tidak meningkat. Kemudian, pada tahun 2018, Indonesia berada pada peringkat 71 dari 77 Negara OECD. Indonesia masuk ke dalam kelompok skor rata – rata kurang dari 450 yaitu mendapatkan Skor 382, 

sedangkan skor rata – rata dunia berada pada angka 488. Rendahnya posisi siswa Indonesia, tentu perlu mendapat perhatian khusus dari pemangku kepentingan Pendidikan di Indonesia khususnya sekolah. Dengan demikian sekolah harus menyiapkan guru-gurunya agar mampu menghasilkan siswa yang unggul dalam kemampuan membaca/literasi, matematika/numerasi, dan sains.

Menghadapi kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan tahun 2020, guru harus mampu mengajar berbasis kemampuan literasi dan numerasi, karena hal ini lah yang menjadi indikator dalam penilaian berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan PISA. 

Apabila guru menguasai literasi dan numerasi, maka guru dapat menyampaikan materi – materi terkait literasi dan numerasi dengan jelas dan benar.

Wahidin, dosen Pendidikan Matematika FKIP Uhamka menjadi narasumber dalam Workshop Literasi dan Numerasi untuk Kurikulum Merdeka yang bertempat di SMPN 210 Jakarta (8/6). Wahidin menyampaikan materi mengenai persoalan matematika yang mampu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa. 

Melalui workshop ini guru diharapkan bisa berinovasi untuk mengembangkan kompetensi siswa pada berbagai pelajaran. Pengajaran juga harus berpusat pada siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun