Kesehatan mental dapat digambarkan sebagai kondisi sejahtera seseorang untuk mengelola diri baik dalam beradaptasi, berkomunikasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Â
Kesehatan mental tidak boleh luput dari perhatian karena kesehatan mental berpengaruh terhadap cara berpikir, merasa, bertindak, serta membuat keputusan, cara seseorang menangani stres dan berinteraksi dengan orang lain.
Â
Kesehatan mental juga sangat berpengaruh pada perilaku individu. Jika mental sehat, maka seseorang dapat menjalankan kehidupannya dengan wajar. Begitu sebaliknya, saat kesehatan mental terganggu, maka akan terganggu pula kehidupan yang dijalani.
Kesehatan Mental Penentu Keberhasilan Anak
Akhir-akhir ini, kesehatan mental menjadi isu paling sensitif dan banyak diperbincangkan di kalangan masyarakat, terlebih bagi mereka yang telah berperan sebagai orang tua.
Â
Kesehatan mental merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan anak. Selain sehat secara jasmani, sehat secara kejiwaan atau mental tentu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak.
Â
Anak yang bahagia, mendapat support system yang baik serta mampu mengatasi permasalahan dalam hidup tentu dapat lebih mudah meraih apa yang dicitakan.
Â
Ketika anak menginjak usia remaja, tidak bisa dipungkiri, problematika kehidupan akan dilaluinya. Jika hal tersebut dibiarkan, akan berdampak pada kesehatan mental.
Â
Selly, M.Psi, yang merupakan Psikolog dari Bandung, pemerhati kesehatan mental anak dan remaja, mengemukakan bahwa terdapat tiga komponen atau tanda-tanda masalah kesehatan mental pada anak:
1. Pikiran
Seseorang yang memiliki masalah pada kesehatan mental tidak dapat berpikir secara jernih, dan selalu berpikiran negatif akan selalu merasa apa yang dipikirkannya berbeda dengan kenyataan.
2. Perilaku
Seseorang yang memiliki masalah pada kesehatan mental, akan memiliki perilaku selalu ingin sendiri, tidak memiliki energi, sulit makan, atau tidur berlebihan dan mudah terpancing emosinya.
3. Perasaan
Seseorang yang memiliki masalah pada kesehatan mental memiliki pikiran dan perilaku yang berubah-ubah yang dapat memicu timbulnya perasaan putus asa, suasana hati cepat berubah, mudah sedih, cemas bahkan lama-kelamaan akan mati rasa.
Â
Ketiga tanda masalah pada kesehatan mental di atas memang tidak bisa dijadikan sebagai patokan bahwa seseorang divonis mengalami gangguan mental.
Apabila tanda-tanda ini muncul secara terus-menerus, untuk mengetahui gangguan kesehatan mental secara lebih lanjut perlu adanya pemeriksaan dengan ahlinya, seperti psikolog atau psikiater.
Menjaga Kesehatan Mental dengan Kesadaran Diri (Self Awareness)
Dalam kesempatan acara virtual Zoom Ibu-Ibu Doyan Bisnis, dipandu oleh Indari Mastuti, founder Indscript Creative, yang juga seorang penulis dan pebisnis, Selly, S.Psi., M.Psi. menjelaskan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi sejahtera seseorang.
Kak Selly juga menambahkan, ketika seseorang menyadari kemampuan dirinya mampu untuk mengelola tekanan yang wajar, serta beradaptasi dengan baik dapat bekerja secara produktif dan berkontribusi dalam kehidupan di lingkungannya.
Â
Salah satu cara yang dapat dilakukan agar mental kita tetap sehat adalah melalui Kesadaran Diri (Self Awareness).
Â
Setiap manusia dilahirkan dari rahim yang berbeda, oleh karena itu wajar jika mempunyai karakter yang berbeda-beda.
Â
Bahkan, walaupun terlahir dari rahim yang sama, tidak menjamin bahwa akan mempunyai sifat yang sama.
Â
Bagaimanapun itu, sebagai seorang pribadi yang sehat secara mental, perlu memahami pentingnya Kesadaran Diri (Self Awareness) yaitu kita harus memahami kelebihan dan kekurangan yang melekat pada diri sendiri.
Â
Ibarat dua sisi mata uang logam, kelebihan dan kekurangan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Â
Tidak ada orang yang terlahir sempurna. Setiap kita mempunyai sisi kelebihan dan kekurangan.
Â
Dengan kelebihan yang kita miliki hendaknya tidak boleh bersikap sombong, dan janganlah bersikap pesimis dengan adanya kekurangan pada diri sendiri.Tetap bersyukur padaNya atas semua nikmat dan karunia-Nya.