Mohon tunggu...
Leni Marlina _ FBS UNP Padang
Leni Marlina _ FBS UNP Padang Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Negeri Padang

Dosen Tetap Departemen Bahasa Inggris FBS UNP

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia, Sang Cahaya Nusantara

10 September 2024   07:14 Diperbarui: 10 September 2024   10:21 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dia, Sang Cahaya Nusantara

Oleh Leni Marlina

Di sanubari rakyat, namanya tak pernah pudar,  
Bukan sekadar suara yang menggema di angkasa,  
Namun dia, bagai fajar yang lembut menyapu pagi,  
Mengusir gulita, membangunkan mimpi-mimpi yang terselip.


Tak ia raih kekuasaan dengan tangan besi,  
Namun dengan hati yang lapang, seluas samudera,  
Seperti angin yang membelai sawah-sawah hijau,  
Menghidupkan ladang, menumbuhkan harapan di setiap akar.

Dia adalah bayang yang tak pernah jauh,  
Di langkah-langkah kecil rakyat yang mengayun di jalanan,  
Seperti hujan yang jatuh di tanah kering,  
Membasahi bumi dengan janji kesejahteraan yang nyata.


Rakyat memanggil namanya dengan doa yang khusyuk,  
Seperti burung-burung yang bernyanyi di pagi  yang teduh,  
Ia bukanlah guntur yang menghantam langit,
Namun embun pagi, yang menyusup halus ke dalam hati.


Bagai pohon pelindung yang menaungi,  
Ia melindungi setiap jiwa yang lelah,  
Menjadi payung di tengah badai yang menghantam,  
Mengikat setiap janji kemerdekaan dengan simpul kasih yang erat.


Dia adalah perisai dari tanah ini,  
Tak pernah gentar oleh godaan kuasa,  
Bukan raja yang duduk di singgasana emas,  
Namun petani yang menanam benih keadilan dengan cinta.

Rakyat tak perlu memanggil namanya keras-keras,  
Karena dia  adalah angin yang tahu kemana harus bertiup,  
Mengisi setiap relung Nusantara dengan cahayanya,  
Menjaga amanah negeri, hingga waktu menghantarnya pulang.

Padang, Sumbar, 2024

-------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun