Minangkabau di Hatiku
Oleh Leni Marlina
Di ranah Minang, aku terlahir dan bertumbuh, Â
Di bawah naungan Singgalang yang menjulang biru, Â
Gunung Marapi menyaksikan setiap langkahku, Â
Lembah Harau menghiasi pandanganku, Â
Air Terjun Lembah Anai, menyegarkan hatiku yang rindu.
Di tanah Luhak Nan Tigo, jiwaku dibalut adat dan cinta, Â
Aku hidup di tengah tradisi yang tak pernah pudar, Â
Di Luhak Agam, semangatku terpacu oleh dinginnya angin pagi, Â
Di Luhak Tanah Datar, lembut sawah dan kerbau membentuk kebijaksanaanku, Â
Di Luhak Limapuluh Koto, kerinduan bersemi di hati yang damai.
Danau Maninjau memantulkan kedamaian di mataku, Â
Padang Mangateh mewangi, seperti rasa hormat yang kupegang erat, Â
Pagi di Puncak Lawang, matahari menyapa hangat, Â
Mengiringi tiap langkahku, menguatkan tekad, Â
Bukittinggi, dengan ilmunya, mengukir jati diriku, Â
Dalam keheningan malam, aku merenung, terhanyut dalam syukur.
Batang Arau mengalir, seperti doa-doaku yang tak putus, Â
Dilahirkan di tanah penuh cinta dan cahaya, Â
Di Minangkabau, akarku tertanam dalam, Â
Kokoh, memandu jiwa dalam sabar dan rasa syukur.
Ranah Minang, engkau bagian dari nafasku, Â
Setiap langkahku penuh cinta, di tanah yang membesarkanku, Â
Dengan tradisi yang merangkul, alam yang mendewasakan, Â
Aku bersyukur, Minangkabau, kau bagian dari cintaku yang tak tergoyahkan.
Padang, 20243
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H