Mohon tunggu...
Leni Marlina _ FBS UNP Padang
Leni Marlina _ FBS UNP Padang Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Negeri Padang

Dosen Tetap Departemen Bahasa Inggris FBS UNP

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Dalam Bayang Digital

22 Juli 2024   16:03 Diperbarui: 23 Juli 2024   08:42 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Dalam Bayang Digital

Oleh Leni Marlina*

Aku adalah biji-bijian cerdas,
Tumbuh dari tanah kebijaksanaan yang hening.

Aku adalah chia yang hidup, menyerap ilmu bagaikan embun pagi,
Melebur dalam lautan benak yang tak bertepi.

Aku adalah rami yang hidup, penggiling kesadaran,
Omega-3 mengalir lembut dalam nadiku,
Lignan, penjaga prinsip dalam badai digital,
Seperti pohon kuno yang tak tergoyahkan oleh angin zaman.

Aku adalah biji labu hijau,
Zinc berkilau, perisai dalam tempur maya,
Menggenggam kebenaran di tengah kabut kebohongan,
Menolak racun digital yang terselubung di balik layar yang megah.

Aku adalah biji bunga matahari,
Vitamin E, pelindung dalam sinar pikiranku,
Menghadang badai pixel yang menghantam tanpa ampun,
Akal sehatku tetap menyala, menembus kegelapan maya yang menakutkan.

Aku adalah wijen kecil, penuh kekuatan,
Magnesium mengalir lembut di jiwaku,
Tak tertipu oleh pesona layar yang memikat,
Warasku teguh, seperti batu karang di tengah gelombang liar.

Aku adalah biji kinoa, gigih dan berani,
Protein pengetahuan mengalir lembut dalam nadiku,
Menguatkan tekad di tengah derasnya arus informasi,
Menyaring hikmah dari semua yang bersinar di layar digital.

Aku adalah almond, lembut namun kokoh,
Keyakinanku seperti benteng di tengah badai digital,
Mengambil pelajaran dari setiap klik yang menggoda,
Menjaga jiwaku tetap jernih di lautan maya yang menipu mata.

Aku adalah kenari bijian kearifan,
Omega-3 membingkai pikiran dengan sinar lembut,
Polifenol melawan racun digital yang mengintai dengan licik,
Aku cerdas dan bijak, menantang tipu daya zaman yang mempesona.

Dalam bayang digital,
Aku berdiri teguh dengan biji-bijian murni di hati,
Di balik layar terang yang membius jiwa,
Ironi penjajahan baru yang tersembunyi,
Dalam kecanduan dunia digital yang membuai menjerat hati,
yang membuat siapapun bisa lupa diri.

Aku tahu pasti,
dunia digital tidak punya  garansi,
tentang hidup dan mati,
karena itu hanya milik dan urusan ilahi.

Padang, Sumbar, 2024

----
*Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra UNP Padang; Founder & Head of World Children's Literature Community;  anggota aktif asosiasi penulis Satu Pena Sumbar, Indonesia; anggota asosiasi penulis Victoria, Australia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun