Siti ManggopohÂ
(Mengenang Perempuan Pejuang dari Agam Sumbar)
Oleh Leni Marlina**
Sejarah melafazkan namamu, Siti Manggopoh,
di dalam pantheon pahlawan perempuan tanah air,
Lahir tahun 1880-an di Lubuk Basung,
Dalam kemegahan bumi, engkau berdiri teguh.
Di saat dewasa, engkau menjelma sebagai perisai,
Melindungi hak-hak rakyat jelata yang terpasung dan merasai.
Di zaman kelam, engkau tegar menantang kezaliman, bukannya larut dalam tangis,
Engkau kobarkan perjuangan melawan kolonialis.
Engkau perempuan bermata teduh berhati baja,
Melawan mereka yang semena-mena.
Engkau pejuang perempuan tangguh dalam Perang Belasting,
Tak gentar hadapi musuh,
Melawan cengkeraman pajak yang menindas.
Di tanah Manggopoh, engkau berdiri tegak,
Melawan penjajah dengan keberanian yang menggelegak,
Saat pajak mencekik, dan rakyat menjerit,
Engkau bangkit, menolak ketidakadilan yang pahit.
Dalam gelap malam penjajahan Belanda,
Kau pancarkan cahaya,
Dengan hati perempuan berbekal ilmu ketangkasan,
Kau tembus benteng pertahanan mereka,
Lima puluh tiga serdadu jatuh dalam senyap malam.
Siasatmu cerdik, tak terperdaya muslihat musuh,
Meskipun akhirnya dengan anak kecilmu Dalima,
Kau melarikan diri seizin suami,
Menyusuri hutan selama tujuh belas hari,
Dalam penjara kolonial kau tetap tegar berdiri.
Perempuan tangguh, pemimpin sejati,
Di medan perang, tak  takut mati,
Oh, Ibu Siti Mangopoh
Di monumen dan sejarah, namamu bersemi,
Menjadi inspirasi, bagi generasi anak negeri.
Dengan cinta dan hormat, kami persembahkan puisi ini,
Sebagai penghargaan, atas jasa, pengabdian dan dedikasi.
Ibu Siti Manggopoh, namamu takkan pudar,
Dalam sejarah dan hati, engkau selalu bersinar.