Siapa sangka, setiap keputusan yang kita ambil saat "berbelanja", memiliki dampak jangka panjang terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Sekilas urusan berbelanja tampak sepele dan klasik, tapi nyata adanya masalah dalam hal ini. Sejatinya, perjuangan menjaga lingkungan hidup yang sustainable dimulai sejak dalam pikiran, bermuara dalam bentuk tindakan bijak dan penuh pertimbangan.
Istilah "mindful" atau "mindfulness" akhir-akhir ini sering digaungkan. Menurut Oxford Dictionary, mindfulness adalah "the quality or state of being conscious or aware of something". Jika diterjemahkan secara sederhana berarti kualitas atau kemampuan untuk sadar atau menyadari sesuatu.Â
Seperti halnya mindful eating atau mindful living, mindful shopping adalah kemampuan untuk tetap "sadar" ketika melakukan kegiatan berbelanja atau membeli sesuatu. Adakah yang berlaku sebaliknya? Banyak! Saat ini kita dihadapkan dengan segala kemudahan, yang membuat kita bisa membeli sesuatu hanya dengan menggerakkan ujung jari.
Dalam hal pola berbelanja, orang-orang dapat dikelompokkan dalam dua kategori. Pertama, mereka yang tidak perlu berpikir saat akan membeli sesuatu karena punya budget yang tak terbatas. Kedua, mereka yang harus selalu berpikir sebelum membeli sesuatu karena budget yang terbatas. Di antara kedua kelompok itu, sebagian bersikap impulsif (punya uang atau tidak punya uang), tapi ada pula yang bisa menahan diri. Kamu termasuk golongan yang mana nih?
Umumnya, menahan diri saat berbelanja selalu dikaitkan dengan faktor ekonomi. Bersikap impulsif saat berbelanja, sebanyak apa pun uang yang dimiliki, berisiko membuat seseorang "bangkrut". Karena kita tahu, membeli sesuatu itu tidak ada batasnya. Duit semiliar pun bisa habis dalam sekejap jika tak mampu mengelolanya.
Namun, mindful shopping ternyata tidak hanya soal menghindari kebangkrutan. Sadarkah kita bahwa berbelanja dengan penuh kesadaran ternyata berpengaruh terhadap kehidupan kita pada masa depan di bumi ini. Mindful shopping merupakan langkah paling sederhana dan mudah dilakukan serta sangat relate dengan kehidupan kita untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Berikut ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi terkait mindful shopping melalui kerangka 5W 1H supaya lebih terarah dan menyeluruh.Â
Siapa yang Membutuhkan?
Saat membeli makanan siap santap (seperti nasi goreng, soto, hingga cilok), salah satu kebiasaan kami adalah selalu bertanya kepada anggota keluarga, "Siapa yang mau makan?" Begitu pula saat membeli bahan makanan dan juga saat memasaknya, sesimpel memasak nasi, kami terlebih dahulu melemparkan pertanyaan template, yaitu "Berapa orang yang akan makan?"
Hal ini mungkin "tabu" bagi sebagian orang. Masa, mau makan aja perlu ditanya seperti itu? Rasanya terdengar tidak sopan, kurang etis, dan dinilai negatif. Tujuan kami tidak lain adalah untuk membeli secukupnya sehingga tidak akan terbuang, sehingga apa yang dibeli atau dimasak, habis seluruhnya.Â