Suara guruh mulai terdengar sesekali. Di luar tampak gelap. Sepertinya akan hujan. Bagi yang baru saja akan berangkat atau hendak pulang ke rumah wajib mempersiapkan peralatan. Payung atau jas hujan, sesuaikan saja dengan keadaan. Tak lucu kalau di tengah perjalanan kita harus diguyur hujan deras. Pasti bakal dingin dan tidak nyaman. Jika daya tahan tubuh lagi nggak bagus, bisa-bisa kita jatuh sakit.
Sebenarnya, saya sempat membenci hujan. Jangan dicontoh, ya. Tiap guruh mulai terdengar, hawa berubah menjadi dingin dan di luar mendung, saya mulai uring-uringan. Stres. Marah. Sekaligus sedih. Ini beneran!
Alasannya karena kami harus pulang sambil "mengangkut" si kecil yang waktu itu masih dititipkan di daycare. Jarak daycare dengan  rumah cukup jauh, sekitar 10 km.Â
Bayangin saja, kami harus menempuh perjalanan sejauh itu di tengah derasnya hujan. Sesekali mungkin tak apa. Jika tiap hari, lama-lama badan juga bisa remuk. Bukan hanya anak kecil yang badannya ringkih, orang dewasa saja bisa menyerah.
Kekhawatiran dan kewaspadaan (berlebihan) kami bukan tanpa alasan. Si kecil yang kini berusia 4,5 tahun itu memiliki riwayat kejang tiap mengalami demam tinggi. Peristiwa kejang yang terjadi beberapa kali sangat-sangat bikin trauma. Rasanya, saya seperti kehilangan nyawa selama sejenak.
Kata dokter, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk menghindari demam adalah mencegah demam itu sendiri. Nah, kehujanan dalam kondisi tidak fit biasanya berakhir  demam. Karena itu, sebisa mungkin kami usahakan harus pulang ke rumah dengan aman dan selamat tanpa kehujanan.Â
Solusinya adalah menggunakan sarana transportasi yang dipesan secara online. Cukup membantu juga, sih. Ordernya pun cukup mengandalkan gadget. Bukan, bukan karena ingin memanjakan anak, tetapi demi menjaga ia tetap sehat.
Kini, musim hujan telah tiba. Dulu, musim hujan adalah masa-masa yang sangat berat untuk dilalui. Bersyukur kini tidak lagi. Semua telah berubah. Salah satu dari kami akhirnya memutuskan untuk tinggal di rumah dan menemani anak. Meskipun awalnya karena alasan pandemi. Kami tak lagi harus mengantarkannya ke daycare tiap hari.Â
Tak perlu pula mengajaknya menembus hujan sepanjang minggu dan berakhir kelelahan. Turun hujan kini terasa lebih indah dan menyenangkan. Bahkan, kalaupun setiap hari kini harus menembus hujan deras, tak lagi jadi masalah. Bersyukur, anak telah aman di rumah.
Bagi sahabat-sahabat yang masih harus menembus hujan setiap hari, bersama anak atau sendiri, tetap semangat yah! Pengalaman yang kami rasakan selama hampir 4 tahun, bolak-balik menempuh jarak jauh tiap hari, membuat saya bisa memahaminya. Apa pun penghalangnya, hujan atau faktor lain, jangan menyerah. Temukan cara-cara yang paling efisien dan cocok bagi semua orang untuk menyelesaikan masalah tersebut.Â