Mohon tunggu...
lenim
lenim Mohon Tunggu... Buruh - Belajar Menulis

Setiap orang punya kisah. Ini kisah gue

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Beratnya Jadi Youtuber

18 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 18 Juni 2020   08:04 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.youtube.com/Lenim

Menjadi seorang youtuber mungkin diimpikan banyak orang termasuk gue salah satunya he..he..he. Banyak yang telah sukses dan banyak juga yang mengalami kegagalan.

Dilahirkan dengan kodrat sebagai manusia, pastinya mempunyai insting untuk mencoba sesuatu yang baru, entah dalam hal pendidikan, pekerjaan, pertemanan dan lain sebagainya.

Namun sering kali kita kalah duluan sebelum mencoba, terjebak dalam pikiran-pikiran negatif seperti ketakutan, merasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba, takut bersaing serta tidak sabar dalam menaiki tangga kehidupan.

Jika gue ibaratkan youtube itu sebagai gunung, 1000 subscribe dan 4000 jam tayang adalah puncak yang harus kita tuju. Rasa malas ibarat kabut yang pekat yang menutup pandangan kita akan kesuksesan didepan mata, orang yang tak peduli akan video kita itu ibarat ranting rapuh yang tidak bisa kita jadikan tongkat saat mendaki,   komentar negatif  ibarat batu-batu licin yang kita injak, yang bisa membuat kita terjatuh ke dalam jurang kegagalan.  Sungguh berat emang.

Namun kita harus optimis masih ada orang yang akan mendukung dan mengapresiasi karya kita. Percayalah jika diibaratkan semilir angin gunung,  walaupun sedikit dukungan dan apresiasi itu akan memberi kesejukan dan memberi energi semangat tambahan untuk tetap terus mendaki menuju puncak.

Dua minggu yang lalu, gue mencoba mulai bikin konten. Bukan materi yang bikin gue susah atau cara pembuatan videonya yang sulit, namun rasa tidak percaya diri, rasa pesimis video-video yang diupload kalah bersaing, ketakutan di ejek banyak orang, begitu kuat terngiang-ngiang di pikiran gue. Meminta semua kenalan di medsos untuk mengapresiasi video kita terasa begitu berat dan amat memalukan…. Sueeeeer berat dan malu sih.

Namun gue harus buang jauh-jauh pikiran negatif tersebut, gue harus fokus pada keinginan untuk meraih sukses, gue harus mencoba tanpa harus menghiraukan bagaimana akhirnya kelak. Mewujudkan impian pastinya banyak rintangan, ringan atau berat bisa dihadapi dengan pantang menyerah, menjadi pertanda bahwa kita adalah manusia yang memperoleh kemenangan.

Mungkin kita pernah denger lagu The Climb. Esensi dari lagu tersebut buat gue sangat terkesan baaaangeett yaitu  “Persoalannya Bukan Puncak Yang Kita Tuju” Tapi “Persoalannya adalah Cara Kita Mencoba Untuk Mendaki”

Mementingkan proses sangat jauh lebih indah dari sekedar menunggu hasilnya.

Sesuatu yang besar dilahirkan oleh langkah pertama, jadi apabila kita menginginkan sesuatu yang besar mau tidak mau dan suka tidak suka kita harus mau mencoba melakukan sesuatu dan mencoba melangkahkan kaki kita. Butuh perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kesuksesan.

Kita hanya perlu satu kata “mencoba”, dengan mencoba seolah-olah kita sudah membuka pintu kesuksesan dan kemenangan. Mari kita terus semangat buat video dan menyebarkannya. Gak peduli apa nanti kata orang, yang penting kita telah mencobanya. Jika video-video yang kita upload gagal menarik orang saat ini , yakinlah … suatu saat video-video tersebut seperti hutan mati gunung Papandayan Garut, awalnya tidak menarik, namun saat ini ternyata menyimpan pesona indah, yang orang rela cape-cape mendaki untuk melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun